GenZBerkreasi, Wujudkan Internet Aman Bagi Anak
GenZBerkreasi, Wujudkan Internet Aman Bagi Anak

Jakarta, MERDEKANEWS – Maraknya kasus kekerasan dan eksploitasi seksual terhadap anak melalui media daring menjadi masalah serius. Banyak anak yang terancam bahaya ketika mengakses internet. Masalah ini bisa terjadi di mana saja, baik di lingkungan rumah/keluarga, pergaulan, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, atau di manapun selama akses daring dapat dilakukan. Mirisnya, pelaku tidak jarang merupakan orang terdekat anak, seperti teman dan keluarga. 

“Di era digital seperti saat ini, internet telah menjadi bagian penting dalam kehidupan anak di Indonesia. 75% anak berusia 10-12 tahun telah menggunakan gawai (handphone) dan memiliki media sosial (safer internet day, 2017). Anak yang terlahir di atas tahun 2000 sudah terpapar teknologi sejak lahir (Digital native),” ujar Deputi Bidang Perlindungan Anak, Kemen PPPA, Nahar dalam sambutannya pada acara #GenZBerkreasi: Internet Asyik Bareng Generasi Z di Jakarta, hari ini.

Nahar mengungkapkan, berdasarkan data Bareskrim Mabes Polri pada 2016 hingga Februari 2018 terdapat 1.127  kasus eksploitasi seksual anak. Sementara KPAI menyebutkan hingga 2016 tercatat 1.809 kasus eksploitasi anak online. Maka perlu adanya perlindungan khusus bagi Anak di internet, karena internet dan media sosial merupakan gerbang masuknya anak menjadi korban eksploitasi seksual.

Menindaklanjuti hal tersebut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Yayasan Plan International Indonesia, Yayasan Bandungwangi dan Siberkreasi menginisiasi kegiatan Safer Internet Day. Acara ini dikemas dalam bentuk sosialisasi tentang penggunaan internet yang bijak dan aman, bertajuk #GenZBerkreasi: Internet Asyik Bareng Generasi Z.

“Internet membawa banyak dampak positif pada anak, seperti untuk edukasi, hiburan, kreativitas, dan sebagainya. Tapi tidak dapat dipungkiri terdapat resiko dampak negatif internet pada anak. Anak bisa menjadi sasaran cyberbullying, radikalisme, incaran para predator pedofil dan pelanggaran privasi hingga pengaruh konten yang tidak pantas. Kita harus memprioritaskan hak-hak anak, serta meningkatkan kesadaran dan pengetahuan, serta keterampilan anak dalam menggunakan internet dengan aman,” ungkap Nahar.

Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia, Dini Widiastuti mengatakan bahwa melalui kegiatan #GenZBerkreasi, Yayasan Plan International Indonesia ingin memberikan ruang bagi anak untuk bersuara, agar mereka benar-benar didengar oleh para pembuat kebijakan. Dini menekankan bahwa yang dibutuhkan oleh anak-anak Indonesia adalah dukungan dan perlindungan dari berbagai pihak terhadap segala risiko dan ancaman yang dapat menimpa mereka, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.


“Untuk mewujudkan internet aman bagi anak, sangat dibutuhkan parenting digital dan sinergi kerjasama pemangku kepentingan yaitu orang tua, sekolah, pemerintah khususnya pemerintah desa, dan lingkungan. Selain itu, perlunya peran aktif komunitas seperti fasilitator Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), Forum Anak, Relawan TIK dan sebagainya untuk mendampingi dan melakukan edukasi terkait dunia digital kepada masyarakat,” tegas Nahar. 


Selain itu Nahar menjelaskan bahwa berbagai fitur dapat dimanfaatkan untuk menangkal konten negatif di internet. “Kita juga harus bersikap pro-aktif untuk turut berpartisipasi melaporkan konten negatif tersebut. Pentingnya menyusun Program Aksi Perlindungan Anak di ranah online berbasis Komunitas. Menyusun program aksi merupakan perumusan langkah-langkah dan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan pemangku kepentingan termasuk peran anak,” tutup Nahar.


Kegiatan #GenZBerkreasi ini menghadirkan 350 anak dari Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Serta menampilkan berbagai agenda menarik, seperti art performance, kuis, dan sesi tanya jawab (dialog). Yang unik dari kegiatan ini adalah anak tidak hanya dilibatkan sebagai peserta, melainkan juga sebagai panitia, pembicara kunci, serta penampil.

(Gaoza)
KemenPPPA: Perempuan Korban Kekerasan Harus Berani Melapor
KemenPPPA: Perempuan Korban Kekerasan Harus Berani Melapor
Telkom Daycare Jadi Taman Asuh Ceria Anak Pertama Berstandar “TARA Ramah Anak” Kementerian PPPA RI
Telkom Daycare Jadi Taman Asuh Ceria Anak Pertama Berstandar “TARA Ramah Anak” Kementerian PPPA RI
Kecam Dugaan Kekerasan Seksual oleh Bupati Maluku Tenggara, Ini Kata Menteri PPA
Kecam Dugaan Kekerasan Seksual oleh Bupati Maluku Tenggara, Ini Kata Menteri PPA
Faktor Penyebabnya Masalah Ekonomi dan Kemiskinan, Begini Modus Perdagangan Orang
Faktor Penyebabnya Masalah Ekonomi dan Kemiskinan, Begini Modus Perdagangan Orang
Kemen PPPA: Perempuan Merupakan Aspek Penting dalam Penyelesaian Konflik Sosial
Kemen PPPA: Perempuan Merupakan Aspek Penting dalam Penyelesaian Konflik Sosial