
Jakarta, MERDEKANEWS - Keutamaan polisi dalam pemolisiannya adalah bagi Kemanusiaan, Keteraturan Sosial dan Peradaban
Memaknai peradaban yang begitu kompleks, setidaknya dapat dipahami dengan memahami aturan dan menerapkannya dalam kehidupan untuk adanya keteraturan sosial bagi semakin manusiawinya manusia.
Hubungan Polisi dengan peradaban melalui pemolisiannya dapat dipahami dari penegakan hukum dan keadilan bagi keteraturan sosial dan bagi semakin manusiawinya manusia. Polisi dan pemolisiannya menegakan hukum sejatinya bagi pembangunan, menjaga dan merawat peradaban.
Hukum digunakan sebagai upaya menyelesaikan konflik secara beradab dan untuk mencegah pelanggaran hukum yang kontra produktif. Semakin patuh hukum, keteraturan sosial terjaga dan kemanusiaan semakin meningkat kualitas hidupnya, dapat dikatakan semakin beradab.
Bagaimana mendidik dan melatih anggota Polri dan calon anggota Polri yang profesional, cerdas, bermoral dan modern (PCBM) yang mampu membangun peradaban dalam pemolisiannya? Mau tidak mau basis pendidikan agar mahir terpuji, patuh hukum dan unggul (PCBM) adalah dengan membangun literasi, yang merupakan pilar peradaban. Literasi yang cukup atau memadai dalam pembelajarannya maka akan ada pencerahan, pengkayaan, pemberdayaan sebagai polisi yang pemolisiannya menjadi mahir, terpuji, patuh hukum dan unggul atau profesional, cerdas, bermoral dan modern. Demikian juga sebaliknya.
Membangun literasi dengan berbasis moral pada keutamaan polisi dalam pemolisiannya yaitu bagi Kemanusiaan, Keteraturan sosial dan Peradaban.
Pendidikan dan latihan yang meruoakan pembelajar didasari literasi, melalui olah jiwa, olah rasa, olah raga sehingga ada kesadaran, kepekaan, kepedulian, tanggung jawab dan disiplin bagi keutamaannya.
Keteladanan dan kebijakan di Lemdiklat dan dari para Kepala Kesatuan Pendidikan yang wajib hukumnya untuk memiliki kesadaran, tanggung jawab dan disiplin dalam mengimplementasikan melalui proses pembelajaran di masing-masing satuan pendidikan yang dipimpinnya.
Membangun literasi di Satuan Pendidikan masing-masing dapat dimulai dari :
1. Lingkungan hidupnya yang asri dan ngangeni
2. Referensi yang memadai
3. Manajemen Media yang menjadi wadah bagi produk-produknya
4. Guru, pendidik dan mentor yang mencerahkan dan menjadi teladan
5. Kurikulum pembelajaran yang menstimuli untuk berpikir kritis, visioner, memecahkan masalah
6. Sumber daya manusia yang profesional, cerdas, bermoral dan modern
7. Program-program unggulan bagi kemanusiaan, keteraturan sosial maupun peradaban
8. Pikiran, perkataan, perbuatan dan bela rasanya bagi kebaikan, kebenaran, perbaikan, pembangunan untuk meningkatkan kualitas hidup banyak orang
9. Menjaga, merawat nilai-nilai luhur bangsa dan kebhinekaanya
10. Mampu menjadikan Ikon atau simbol kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban
Masih banyak hal yang dapat dikembangkan untuk literasi melalui aturan atau hukumnya, sumber daya manusianya maupun infrastruktur dan teknologinya.
Dialog Peradaban dalam Pembelajaran Membangun Literasi
Dialog peradaban merupakan model transformasi dalam membimbing maupun mencerahkan kepada para peserta didik agar di masa depan mampu menemukan dan menjalankan keutamaannya sebagai polisi dalam pemolisiannya.
Polisi dalam pemolisiannya dituntut sehat, semangat dan smart dengan jiwa bahagia yang merdeka. Semua itu dapat dicapai dengan membuka ruang dialog peradaban bagi semakin manusiawinya manusia.
Menyiapkan polisi di masa depan maka Lembaga Pendidikan dan Latihan Kepolisian dalam proses pembelajarannya melalui suatu "Dialog Peradaban".
Keutamaan pembelajaran bagi polisi di masa depan dengan mentransformasi dan mencerahkan atas keutamaan kepolisian (Kemanusiaan, Keteraturan sosial dan Peradaban) dalam dialog kebijakan atau pengambilan keputusan dalam menghadapi situasi ekstrim, fakta brutal (emergensi/ kontijensi).
Bagi calon polisi dan pemimpin kepolisian pembelajarannya mengacu pada moralitas yang dapat dikatakan pantas dan benar, layak dan menyelamatkan dengan keberanian dan kemampuannya mengambil keputusan bagi menjaga kehidupan, membangun peradaban dan perjuangan kemanusiaan.
Para polisi alumni Lemdiklat Polri dapat ditunjukan pikiran perkataan perbuatan dan belarasanya dalam pemolisiannya sebagai berikut:
1. Menjadi role model. Menjadi suatu ikon/role yang menginspirasi dan menjadi panutan serta kebanggaan
2. Memotivasi memberi spirit untuk menumbuhkan daya juang dan kratifitas serta nyali untuk melakukan kebaikan dan perbaikan
3. Memahami keutamaan apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya
4. Memiliki kesadaran untuk belajar dan memperbaiki kesalahan di masa lalu,
5. Siap menghadapi berbagai tantangan, tuntutan dan harapan di masa kini
6. Menyiapkan masa depan yang lebih baik
7. Visioner, proaktif dan problem solving, mampu memprediksi, mengantisipasi dan memberikan solusi
8. Komunikatif dan membangun soft power maupun smart power
9. Dinamis dan mampu mengatasi disrupsi dengan kreatif dan inovatif
10. Membawa dampak positif, dipercaya dan memdapat dukungan secara internal maupun eksternal
Ekspresi dialog peradaban untuk membangun karakter yang berbasis pada moralitas dalam kesadaran, tanggung jawab dan disiplin. Kesadaran merupakan landasan moralitas bagi manusia sebagai apa saja, apalagi sebagai polisi dalam pemolisiannya. Dengan adanya kesadaran, meyakini dan menjalankan pilihan hidup dan panggilan hidup dengan baik dan benar tanpa ada tekanan atau paksaan.
Kesadaran sebagai polisi yang merupakan patriot bangsa menunjukan moralitas, sikap dan perilakunya dalam menjaga nama baik bangsanya dan bekerja semaksimal demi kebesaran dan kejayaan bangsa.
Demikian halnya menjadi apa saja sebagai profesi apa saja tatkala kesadaran menjadi landasan moralnya makan profesionalisme akan dapat tumbuh dan berkembang. Dengan adanya keasadaran maka akan muncul tanggung jawab dan buahnya adalah disiplin.
Tanpa kesadaran maka yang dilakukan adalah semu, kepura-puraan tidak tulus, hanya kucing-kucingan, dan berbuat baik karena dipaksa atau pamrih untuk sesuatu. Tanpa kesadaran sebenarnya ambang kehancuran, tanpa harga diri berbuat munafik, tidak ada ketulusan dalam menjaga kebaikan dan kebenaran yang dipikirkan hanya kesenangan, kepentingan sesaat dan tanpa hati nurani peduli setan orang lain susah karenanya.
Membangun kesadaran adalah pembelajaran sepanjang hayat, menanamkan kecintaan dan kebanggaan akan kebenaran, hal-hal yang produktif, peka dan peduli akan kemanusiaan, keberanian, patriotisme, nilai-nilai luhur dan sebagainya.
Membangun kesadaran sama dengan membudayakan yang baik dan benar sehingga seluruh komponen bangsa ikut bertanggung jawab dan ikut menjaga, bahkan menumbuh kembangkan sehingga sikap disiplin menjadi cermin karakternya.
Pembelajaran di Lemdiklat Polri berbasis literasi dan moralitas dalam mentransmormasi serta mengembangkan ilmu kepolisian dengan Tegas dan Humanis :
1. Dimulai dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari di asrama pengecekan dimulai setelah bagun pagi, kegiatan olah raga pagi, makan pagi, mengikuti perkuliahan dan pelatihan, makan siang, kegiatan pengasuhan sore hari, makan malam, belajar apel malam sampai istirahat malam semua diatur secara ketat dalam etika peserta didik yang berisi apa yang harus dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan dan sanksinya.
2. Pola pendidikan dengan model Mentorship/pengasuhan oleh wali kelas dan asisten yang secara terus menerus mendampingi para peserta dididik untuk menemukan karakternya.
3. Pendidikan sepanjang hayat saling asah, asih dan asuh walaupun telah selesai pendidikan.
4. Pengajaran tentang dasar sebagai patriot di era milenial
5. Pengajaran yang berkaitan dengan profesionalisme bernasis kepolisian ilmu kepolisian
6. Kapita selekta untuk studi kasus, problem solving dan menemukan kebaruan dalam menghadapi issue-issue pemting yang terjadi dalam masyarakat
7. Olah jiwa dikaitkan dengan pembinaan spiritual keagamaan
8. Olah raga dapat dikembangkan sesuai hobi dan kompetensinya di samping itu juga bela diri kendo dan judo dan sebagainya, penanaman kejujuran kebenarian ketangguhan dan rasa percaya diri.
9. Olah Rasa dikaitkan dengan pembinaan seni budaya dan penataan lingkungan yang bersih asri dan ngangeni
10. Acara tradisi yang menjadi ikon kebhinekaan, penghayatan akan nilai-nilai luhur bangsa
Keutamaan bagi petugas polisi yang humanis, peka, peduli dan berani berbela rasa akan kemanusiaan merupakan produk dari kecintaan, perhatian, empati, pemberian kepercayaan, dan keteladanan sehingga mahir, terpuji, patuh hukum dan unggul.
Penulis
Cdl
(Viozzy)