Cagub NH Ngaku Miris Kesenjangan Ekonomi Sulsel Juara Dua Nasional
Cagub NH Ngaku Miris Kesenjangan Ekonomi Sulsel Juara Dua Nasional
Calon Gubernur Sulawesi Selatan dari Golkar, Nurdin Halid mrphatinkan ketimpangan ekonomi.

Makassar, MERDEKANEWS  - Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Nurdin Halid menyindir masih tingginya angka gini ratio di Sulawesi Selatan. bahkan disebutnya ranking dua se-Indonesia.

Kata Nurdin yang menjadi calon Gubernur Sulsel dari Golkar ini, masih tingginya gini ratio di Sulsel cerminan dari tidak meratanya kesejahteraan. Kondisi ini masuk kode merah. "Ini adalah data resmi dari BPS (Badan Pusat Statistik) yang merilis tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Sulsel yang diukur oleh gini ratio dan menembus angka 0,429," ujar Nurdin di Makassar, Selasa (16/1/2018).

Kata NH, sapaan akrabnya, ketimpangan ekonomi di Sulsel yang kian melebar dalam beberapa tahun terakhir, patut menjadi perhatian bersama. Di mana, angka gini ratio Sulsel melampaui angka nasional sebesar 0,391.

Hal itu menjadikan Sulsel tercatat yang kedua tertinggi di Indonesia dalam hal ketimpangan. Kondisi tersebut terbilang sangat memprihatinkan karena kesejahteraan yang tidak merata membuat Sulsel berada dalam kondisi kode merah. "Pengangguran tidak berkurang, kemiskinan, dan yang paling fatal adalah kesenjangan. Ketimpangan kebijakan di kota dan di perkampungan, konstras terlihat. Ini artinya Sulsel dalam kondisi kode merah," katanya.

Nurdin yang juga Ketua Harian DPP Partai Golkar mengatakan, pemerintah harus hadir di semua kalangan tanpa terkesan pilih kasih. Karenanya, dirinya berjanji jika diberikan amanah memimpin provinsi ini, maka akan fokus pembangunan pada setiap kampung. "Yang mengkhawatirkan kalau konflik sosial timbul akibat kondisi perekonomian kita. Inilah yang menggugah saya dan ustad Aziz untuk menciptakan tiga hal baik, menyelesaikan masalah kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan," jelasnya.

Tingginya gini ratio merujuk data BPS mengindikasikan besarnya ketimpangan pendapatan atau ekonomi masyarakat yakni orang kaya semakin kaya raya dan orang miskin semakin melarat. "Bila dibiarkan, situasi ini sangat berbahaya bagi kehidupan masyarakat. Berpotensi timbul kecemburuan yang berujung pada konflik sosial," ucap Nurdin yang pernah tersangkut kasus impor gula itu.

#NurdinHalid#PilgubSulsel#PartaiGolkar#KesenjanganEkonomi#

(Setyaki Purnomo)
Nurdin Halid: Koperasi Belum Menjadi Pemain Utama dalam Perekonomian Nasional
Nurdin Halid: Koperasi Belum Menjadi Pemain Utama dalam Perekonomian Nasional
Anak Buah Prabowo Sebut RAPBN 2019 Tidak Masuk Akal
Anak Buah Prabowo Sebut RAPBN 2019 Tidak Masuk Akal