Luhut Minta Susi Tidak Tenggelamkan Kapal pada 2018
Luhut Minta Susi Tidak Tenggelamkan Kapal pada 2018
Menko Maritim dan Sumber Daya Luhut Pandjaitan (kiri) dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti

Jakarta, BerlimaNews - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut tidak akan ada lagi penenggelaman kapal ikan asing ilegal yang tertangkap di perairan Indonesia pada tahun 2018. Alasannya, karena pemerintah ingin kebijakan diarahkan untuk fokus terhadap upaya peningkatan produksi perikanan dalam negeri.

"Perikanan sudah diberitahu tidak ada penenggelaman kapal lagi. Ini perintah, cukuplah itu, sekarang kita fokus bagaimana meningkatkan produksi supaya ekspor kita meningkat," katanya seusai rapat koordinasi dengan empat menteri di bawah koordinasi Kemenko Kemaritiman di kantornya, Jakarta, Senin (8/1/2018).

Fokus peningkatan produksi perikanan tersebut juga diarahkan untuk menumbuhkan ekspor perikanan Indonesia, antara lain melalui peningkatan penangkaran dan budi daya perikanan.

"Misalnya ikan Napoleon yang ditangkar itu di Natuna ada 35 ribu, bisa juga diekspor," katanya. 

Ada pun terhadap kapal-kapal yang melanggar, lanjut Luhut, akan dilakukan penyitaan. Penenggelaman, kata dia, juga bukan tidak mungkin dilakukan karena akan diberikan sebagai sanksi atas pelanggaran khusus.
"Nanti kita ingin jangan lagi di-stranded-kan (ditinggalkan) kapal. Tadi Pak Menteri Perhubungan juga menyampaikan tidak ingin ada kapal-kapal yang berhenti begitu saja. Cukup tiga tahun ini. Sekarang kita ingin lihat ke depan, orang sudah tahu negeri kita tegas. Kalau memang ada nanti, ya bukan tidak mungkin ditenggelamkan. Suatu ketika bisa saja, kalau ada pelanggaran-pelanggaran khusus, tapi tidak khusus ditenggelamkan," pungkasnya.

Tiga syarat investasi perikanan

Luhut menuturkan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, ia ingin investasi termasuk di sektor perikanan bisa dilakukan dengan memperhatikan tiga syarat, yakni harus menggunakan teknologi ramah lingkungan, mempekerjakan tenaga kerja lokal dan harus bisa bergerak dari hulu ke hilir serta dilakukan transfer teknologi.

Salah satu peluang usaha di bidang perikanan yang cukup menguntungkan saat ini adalah pengiriman ikan laut segar yang dibekukan terlebih dahulu. Produk perikanan yang masih segar, menurut dia, memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding dengan produk yang dikemas dalam kaleng (tidak segar).

"Misal di Maluku Utara, ada penangkaran ikan, ada lapangan terbang. Kita perpanjang bandaranya, bawa (ikan dalam) pesawat ke Jepang, harga ikan tunanya lebih tinggi. Ini nilai tambah buat daerah kita," katanya. 

Menurut mantan Menko Polhukam itu, perintah tersebut telah disampaikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang hadir dalam rapat koordinasi itu.

"Tidak ada respons. Ini perintah. Dari kita, tidak ada penenggelaman-penenggelaman. Cukuplah itu," katanya. 
 

(Kinanti Senja)
Integrasikan Layanan Digital, Empat Menteri dan BSSN Kebut Digital ID sampai Government Cloud
Integrasikan Layanan Digital, Empat Menteri dan BSSN Kebut Digital ID sampai Government Cloud
Ketua DPR, Puan Maharani Kasih Solusi ke Pemerintah Atasi Polusi Udara Jabodetabek
Ketua DPR, Puan Maharani Kasih Solusi ke Pemerintah Atasi Polusi Udara Jabodetabek
Luhut Kasih Instruksi: Work From Home Demi Atasi Polusi Udara Jakarta
Luhut Kasih Instruksi: Work From Home Demi Atasi Polusi Udara Jakarta
Sepi Peminat, Menperin Evaluasi Subsidi Motor Listrik
Sepi Peminat, Menperin Evaluasi Subsidi Motor Listrik
Susi Pudjiastuti Cocok Jadi Cawapres Anies? PKS dan NasDem Kasih Respons Begini
Susi Pudjiastuti Cocok Jadi Cawapres Anies? PKS dan NasDem Kasih Respons Begini