New Normal, Menteri Siti Cek Adaptasi Wisata Alam Dieng
New Normal, Menteri Siti Cek  Adaptasi Wisata Alam Dieng

MERDEKANEWS -Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya meninjau dan mengawasi langsung, kegiatan lapangan meliputi kerja bangunan konservasi tanah dan air serta penanaman dan pemeliharaan tanaman di masa pandemi. 

Siti juga mengevaluasi kawasan wisata alam yang sedang menyesuaikan dan adaptasi transisi Covid-19. Tujuannya, untuk penyesuaian aktivitas di tengah masyarakat dengan protokol menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan.

Kegiatan ini juga untuk meyakinkan menteri bahwa kegiatan teknis di lapangan berjalan baik. Langkah ini merupakan langkah safari Menteri dan rombongan  LHK.. 

Beberapa kegiatan yang dikontrol adalah Rehabilitas Hutan dan Lahan, taman wisata, perhutanan sosial dan aplikasi litbang di lapangan. 

Hal ini sesuai pesan Presiden Jokowi bahwa penanganan pemulihan lingkungan sangat penting demikian pula pemanfaatan berbagai lokasi di Pulau Jawa dengan sangat banyak pemandangan yang indah, dan aksesibilitas jalan yang bagus untuk menjadi produktif membantu masyarakat. 

Hal tersebut, disampaikan Siti saat kunjungan kerja di kawasan wisata Dieng, tepatnya di Taman Wisata Alam (TWA) Telaga Warna dan Telaga Pengilon, Kabupaten Wonosobo, Jateng, Minggu (12/07).

"Cara penanganan atau pengelolaan spot-spot wisata seperti Telaga Warna maupun Telaga Pengilon, menjadi referensi bagi spot-spot wisata yang lain. Keberadaan ekowisata seperti ini harus disertai peningkatan produktivitas untuk masyarakat sekitarnya," kata Siti.

TWA Telaga Warna dan Telaga Pengilon merupakan salah satu diantara 29 kawasan wisata alam yang dibuka lebih dulu dalam masa transisi ini. 

Pembukaan kawasan wisata alam ini untuk memberikan stimulan aktivitas wisata lain di Indonesia. Hal ini juga penting agar masyarakat dapat kembali menjalani aktivitas produktif.

"Saya meminta Dirjen KSDAE untuk melaporkan setiap hari perkembangan 29 spot kawasan wisata alam ini, khususnya kaitan dengan naik turunnya angka sebaran Covid-19," katanya. 

Dalam kunjungannya, Siti mencatat ada beberapa hal yang perlu dikembangkan lagi dari TWA Telaga Warna dan Telaga Pengilon yang berada di wilayah kerja Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah ini.

"Saya perintahkan Dirjen KSDAE agar melakukan pengecekan kembali secara keseluruhan. Diantaranya redesain infrastrukturnya, agar tidak terlalu banyak bangunan fisiknya, dan lebih menonjolkan lanskapnya," ucapnya.

Selain itu, setelah berdiskusi bersama Sekda Kabupaten Wonosobo, Menteri Siti mengatakan keterlibatan Pemerintah Desa dan Kecamatan perlu ditingkatkan, begitu juga dengan masyarakat tani.

Ada juga masukan dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jateng untuk mendorong kemungkinan penambahan penanaman varietas baru di kawasan tersebut. 

HKTI Jateng meminta agar diadakan vokasi training untuk level sekolah menengah, mengenai teknis pengolahan kayu dan bambu.

"Saya juga mendapat laporan adanya masalah sampah. Selain itu, saya titip untuk teknik terasering di kawasan Dieng perlu diperbaiki untuk mencegah longsor dan erosi. Kita cari cara mengatasinya dengan kegiatan CSR untuk rehabilitasi dan bangunan Konservasi Tanah dan Air," tuturnya.

Fungsi Alam Hutan

Lebih lanjut, Menteri Siti menjelaskan fungsi alam hutan selain menjaga sistem pendukung kehidupan, juga memiliki fungsi media, bahan produksi, informasi, hingga spiritual healing.

"Berada di tengah hutan bisa menjadi forest healing. Misalnya di Jawa Timur, bahkan ada yang menjadi spot-spot untuk ibadah," terang Siti.

BKSDA Jateng mengelola 27 Cagar Alam, 1 Suaka Marga Satwa dan 5 Taman Wisata Alam, termasuk TWA Telaga Warna dan Telaga Pengilon.

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Wiratno menjelaskan, situasi wisata disini tergantung pada keamanan kandungan karbondioksida dan sulfur (belerang) yang ada, yang dipantau secara intensif setiap bulan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

"Keberadaan TWA Telaga Warna dan Telaga Pengilon ini mampu menggerakkan ekonomi lokal di sekitar Dieng," kata Wiratno.

Saat hari biasa dalam kondisi normal, rata-rata pengunjung setiap tahunnya 425 ribu orang, dan menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp. 3 Miliar.

Dalam rangkaian kunjungan kerjanya, Siti berkesempatan meninjau beberapa titik kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), serta pembuatan bangunan KTA dengan mekanisme padat karya. 

Kegiatan yang ditinjau meliputi bangunan gully plug atau dam penahan kecil-kecil di lahan masyarakat serta penanaman dan pemeliharaan tanaman pokok Bintamin, Accacia decurens, dikombinasi tanaman HHBK berupa macadamia, dan tanaman semusim carica (pepaya yang tumbuh di dataran tinggi) dan terong belanda, serta rumput vetiver, di kawasan hutan lindung bersisian dengan lahan masyarakat, dengan landscape terjal dan dissected. 

(MUH)
Operasi Gabungan Pertambangan Emas Tanpa Izin Gakkum KLHK Amankan 4 Unit Alat Berat
Operasi Gabungan Pertambangan Emas Tanpa Izin Gakkum KLHK Amankan 4 Unit Alat Berat
Gakkum  LHK Tangkap Para Pelaku Penambangan Emas Tanpa Izin di Taman Nasional Lore Lindu
Gakkum LHK Tangkap Para Pelaku Penambangan Emas Tanpa Izin di Taman Nasional Lore Lindu
UPT KLHK Lingkup Sulsel Gelar Upacara HUT ke-52 KORPRI
UPT KLHK Lingkup Sulsel Gelar Upacara HUT ke-52 KORPRI
Sikat Tambang Nikel Ilegal di Kolaka Sultra Direktur dan Komisaris PT AG Diamankan
Sikat Tambang Nikel Ilegal di Kolaka Sultra Direktur dan Komisaris PT AG Diamankan
Gakkum KLHK Tindak Pemodal Lahan di Kawasan Faruhumpenai
Gakkum KLHK Tindak Pemodal Lahan di Kawasan Faruhumpenai