Pengelolaan Amburadul, Diduga Ada Kasus Korupsi Di PDAM Kota Makassar
Pengelolaan Amburadul, Diduga Ada Kasus Korupsi Di PDAM Kota Makassar

Makassar, MERDEKANEWS – Panitia Seleksi (Pansel) yang dibentuk Pemkot Makassar agar lebih selektif memilih Direksi PDAM Kota Makassar Periode 2020 - 2025. Pasalnya, PDAM Kota Makassar, saat ini perlu pembenahan total.

Mengutip pemberitaan media Otonominews.co.id diharapkan, Panitia Seleksi (Pansel) yang dibentuk Pemkot Makassar untuk memilih Direksi PDAM Kota Makassar Periode 2020-2025 bisa lebih selektif, dan mampu memilih Direksi yang berani melakukan "bersih-bersih" di internal PDAM Kota Makassar.

Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Atas Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah TA 2017 dan TA 2018 (s/d 30 September) Pada Pemerintah Kota Makassar, menunjukkan amburadulnya pengelolaan PDAM oleh Direksi yang menjabat pada periode 2015-2019.

Dalam laporan BPK tersebut disebutkan, tingkat kebocoran air PDAM Kota Makassar masih tinggi. Kebocoran air ini mengurangi jumlah pendapatan PDAM tahun berjalan yang berdampak pada berkurangnya perhitungan laba bersih dan berpengaruh pada bagian deviden PDAM dari tahun 2015-2016 dan 2017 kepada kota Makassar sebesar Rp 270.618.819.805,02

Sehingga BPK dalam rekomendasinya memerintahkan Walikota Makassar untuk melakukan audit kepada PDAM Kota Makassar mengenai kebocoran air yang jauh dari ambang batas yang diperbolehkan.

Tak hanya itu. BPK dalam laporan pemeriksaannya, juga memberikan beberapa rekomendasi yang lain kepada Walikota Makassar, yaitu:

a. Memerintahkan Direktur Utama PDAM Kota Makassar agar menyetorkan kekurangan dividen tahun 2016 sebesar Rp 20.192.635.61 9,5 ke kas daerah.

b. Memerintahkan Direktur Utama PDAM Kota Makassar agar mengembalikan kelebihan pembayaran tantiem dan bonus pegawai sebesar Rp 8.318.213.130,70 ke kas PDAM Kota Makassar.

c. Memerintahkan Direktur Utama PDAM Kota Makassar Untuk menghentikan penggunaan kas perusahaan untuk biaya pensiun direksi pejabat dan pegawai yang melebihi ketentuan.

d. Memerintahkan Direktur Utama PDAM Kota Makassar untuk mengembalikan kelebihan pembayaran beban pensiun sebesar Rp 23.130.154.499,13 ke kas PDAM Kota Makassar

Yang memprihatinkan, kini muncul pula kasus pidana terkait dugaan korupsi penggelapan dan penjualan material PDAM Kota Makassar tahun 2017.

Malah saat ini pihak Kejaksaan Negeri Makassar sudah menetapkan mantan karyawan PDAM Kota Makassar, Anzar Arifin (AA), sebagai tersangka.

Kepala Kejaksaan Negeri Makassar, Nurni Farahyanti,  membenarkan kasus ini.  “Dalam penyidikan kasus ini, kita telah menetapkan tersangka dengan inisial AA,” tegas Kepala Kejari Makassar, Nurni Farahyanti, beberapa waktu lalu.

Tersangka merupakan mantan penanggungjawab gudang Panaikang di PDAM Kota Makassar.

Kajari mengatakan tersangka tersebut diduga telah melakukan tindak pidana korupsi, terkait adanya material pemasangan baru dan pembenahan pipa PDAM, yang hilang dalam jumlah besar.

“Tersangka diduga telah menghilangkan material milik PDAM, dalam jumlah yang besar,” tandasnya.

Korupsi pipa milik PDAM Kota Makassar itu, terjadi pada tahun 2017. Hingga mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp1.798.598.691.

 

“Barang yang ada di gudang milik PDAM Kota Makassar, dibeli dari anggaran PDAM Kota Makassar,” bebernya.

Penetapan AA sebagai tersangka sejak 11 November 2019.

Salah satu pejabat PDAM yang juga akan diperiksa pihak kejaksaan dalam kasus tersebut adalah Ayyub Absro, yang saat kasus itu terjadi merupakan Kepala Seksi Inventarisasi Asset dan Pergudangan PDAM Kota Makassar.

Ayyub Absro yang tercatat sebagai salah satu calon direksi yang ikut lelang Direksi PDAM Kota Makasar periode 2020-2025 diduga mengetahui kasus yang kini tengah disidik Kejari Kota Makassar tersebut.

Sebelumnya, seperti diketahui, kasus korupsi di PDAM Kota Makassar ini juga terjadi. Sejumlah pelakunya telah divonis hakim terkait kasus tersebut.

Plt Dirut PDAM Kota Makassar Dr Hamzah Ahmad saat dikonfirmasi media ini membenarkan adanya kasus tersebut.

"Ya. Kasus tersebut sedang ditangani pihak kejaksaan," ujar Hamzah Ahmad yang dilantik sebagai Plt Dirut PDAM Kota Makassar tanggal 25 September 2019 untuk masa enam bulan atau sampai terpilih Dirut PDAM definitif.

Namun Hamzah Ahmad belum menjelaskan panjang lebar, terkait kasus tersebut.

Dia juga belum bersedia menjelaskan,  temuan BPK terkait pemeriksaan tahun 2017/2018.

"Tunggu saja. Dalam waktu dekat saya akan beberkan semuanya. Saya memang ingin 'bersih-bersih' di PDAM," tandas Hamzah Ahmad.

Saat ini seperti diketahui, Pemkot Makassar tengah memproses pengisian direksi PDAM melalui lelang. Dan sebanyak 16 peserta lelang direksi PDAM Kota Makassar periode 2020-2025 telah  dinyatakan lolos verifikasi faktual. Mereka memperebutkan empat posisi direksi yakni direktur utama, direktur umum, direktur teknik, dan direktur keuangan.

Berdasarkan Pengumuman Nomor 003/PANSEL/PERUMDA AIR MINUM.KM/I/2020 yang ditandatangani langsung oleh Ketua Tim Seleksi, Abdul Hayat Gani, peserta yang lolos seleksi yakni Asdar Ali, Ayyub Absro, A Mattalatta, Andi Askandar.

Selanjutnya, Andi Nurjaya, Andi Bayuni Marzuki, Basri Tompo, H Sulprian, Hamzah Ahmad, H Imran Rosadi Adnan, Irawan Abadi, Irfan Ali, M Idris Tahir, Lukman Hakim, Tiro Panaroan, dan Yasir.

(Gaoza)
Sidang Kasus PDAM Kota Makassar, Kuasa Hukum: Haris YL Hanya Usul Pembagian Laba, Dakwaan JPU Keliru
Sidang Kasus PDAM Kota Makassar, Kuasa Hukum: Haris YL Hanya Usul Pembagian Laba, Dakwaan JPU Keliru
Dugaan Korupsi Rp 31 Miliar, LB AMP Sulsel Desak Kejati Usut Tuntas Dugaan Korupsi PDAM
Dugaan Korupsi Rp 31 Miliar, LB AMP Sulsel Desak Kejati Usut Tuntas Dugaan Korupsi PDAM
Terkait Dugaan Korupsi Di PDAM Kota Makassar, LIRA Minta Kejari Jangan Masuk Angin
Terkait Dugaan Korupsi Di PDAM Kota Makassar, LIRA Minta Kejari Jangan Masuk Angin