Tahun Politik Musim Borong Properti Setelahnya Silahkan Jual
Tahun Politik Musim Borong Properti Setelahnya Silahkan Jual

Jakarta, MERDEKANEWS - Sepanjang 2017, industri properti nasional mengalami dinamika yang begitu berwarna. Namun, peluang pasar masih terbuka lebar. Dan, investasi sektor properti masih tetap akan berkilau di masa mendatang.

Jeffry Yamin, Direktur Marketing Green Pramuka City, mengatakan, statistik perbankan Indonesia, mencatat nilai kredit pembiayaan mengalami kenaikan hingga mencapai Rp26.877 triliun.

Angka ini, kata dia, lebih tinggi ketimbang nilai kredit tahun sebelumnya. "Artinya, ada optimisime di kalangan pelaku bisnis properti, khususnya apartemen," papar Jeffry dalam media gathering di Jakarta, Jumat (15/12/2017).

“Dengan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% yang ditargetkan oleh pemerintah di tahun 2017 saya melihat kemampuan pemerintah dalam mendorong laju ekonomi nasional ke arah yang lebih baik," lanjutnya.

Selain itu, Jeffry mengapresiasi beberapa kebijakan yang bernuansa stimulus pada sektor properti, Misalnya, penerapan suku bunga acuan berbasis BI 7-Day Repo Rate, Tax Amnesty, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP),  Paket Kebijakan Ekonomi (PKE), serta pembangunan infrastruktur.

'Saat ini, pelaku industri properti menjadi sangat optimis. Kami meyakini, industri properti akan bergerak positif, termasuk hunian vertikal seperti apartemen," kata Jeffry.

Merunut data Bank Indonesia (BI), kata dia, pertumbuhan kredit baru pada kuartal II-2017, terjadi di sektor Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) sebesar 70,7%.

Untuk segmen apartemen, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang tertinggi berasal dari apartemen yang luas di bawah dari 21meter-persegi, sebesar 5,52%. Sementara rasio NPL terendah apartemen berasal dari tipe besar, atau di atas 70 meter-persegi, sebesar 1,77%.

Tahun 2018, konsultan properti Colliers Internasional, memproyeksikan pasar apartemen di Jabodetabek, supplainya akan mencapai 34.000 unit. Hal ini mengindikasikan optimisme pengembang terhadap pasar properti tanah air yang masih terus bertumbuh.

Dan, masih kata Jeffrey, Green Pramuka City sebagai salah satu pengembang yang turut meramaikan pasar hunian vertikal, masih akan mengedepankan keunggulannya.

Sebagai satu kawasan strategis ditengah kota Jakarta, Green Pramuka Citu menawarkan konsep one stop living yang memberikan kemudahan hidup bagi konsumen.

Tidak hanya itu, berbagai promo menarik seperti program cicilan 120 kali tanpa slip gaji dan dokumen yang rumit, biaya angsuran ringan, uang muka atau down payment (DP) rendah  mulai 10%, gratis biaya pemeliharaan selama 1 tahun dan kemudahan proses administrasi.

pandangan optimis juga disampaikan Wakil Ketua Umum Bidang Pengelolaan Apartemen dan Rumah Susun, Real Estat Indonesia (REI), Mualim Wijoyo.

"Dengan akan dilaksanakannya Pilkada 2017 disusul dengan pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2019, dapat dikatakan bahwa dua tahun ke depan merupakan tahun politik di Indonesia. Ini momentum terbaik bagi konsumen untuk membeli properti," paparnya.

"Karena, apabila kita menilik pada momentum serupa di tahun-tahun sebelumnya, nilai properti memiliki cenderung naik secara signifikan setelah perhelatan politik selesai. Sehingga hal ini akan sangat menguntungkan bagi konsumen," lanjutnya.

(Setyaki Purnomo)