Mempelajari Anggaran Kemenakertrans, Jokowi Kecewa Berat, Sinyal Reshuffle?
Mempelajari Anggaran Kemenakertrans, Jokowi Kecewa Berat, Sinyal Reshuffle?
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri

Bogor, MERDEKANEWS - Presiden Joko Widodo harus mengelus dada saat mempelajari anggaran kementerian dan lembaga (K/L). Karena masih banyak yang fokus kepada kegiatan pendukung ketimbang intinya.

Selanjutnya, Jokosi meminta agar para menteri dan kepala lembaga negara untuk memperbaikinya. Pangkas alokasi anggaran untuk belanja operasional. "Kita yang hadir di sini 100 persen tahu mengenai yang terjadi adalah penyusunan RKA KL (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga), atau dinas malah fokus pada kegiatan pendukungnya bukan kegiatan intinya," kata Jokowi saat penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa 2018 di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (6/12/2017).

Selanjutnya, mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta ini, mencontohkan anggaran Kementerian Tenaga Kerja berkenaan pemulangan TKI di luar negeri yang mencapai Rp3 miliar. Namun yang digunakan untuk pemulangan hanya Rp500 juta. Ironisnya, sisa anggaran itu digunakan untuk rapat dalam kantor, rapat luar kantor, rapat koordinasi perjalanan daerah dan lain-lain.

"Ini tidak bisa lagi seperti ini. Ini hampir semuanya model-model seperti ini di Kementerian/Lembaga, di daerah, sama. Coba cek satu per satu, terus gimana hasilnya," kata Jokowi, yang sudah meminta perbaikan anggaran kepada Menakertrans Hanif Dhakiri

Jokowi mengatakan, alokasi anggaran untuk kegiatan inti kebanyakan hanya 20% dari total anggaran. Sisanya yang 80% justru kesedot untuk kegiatan ecek-ecek alias pendukung.

"Model seperti ini harus dihentikan. Nanti saya akan buka satu per satu, tak tunjukin yang gamblang ini tadi. Gimana mau ada hasil setiap begitu perencanaannya, belanja pendukung justru lebih dominan daripada belanja dan inti kegiatan," tutur Jokowi.

Jokowi mengatakan, belanja negara pada 2018 ditetapkan Rp2.220,7 triliun, harus dijaga supaya efektif pemanfaatannya. "Harus kita jaga bersama-sama baik dari sisi perencanaan, baik dari sisi penganggaran, maupun nantinya di dalam implementasi pelaksanaannya," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, DIPA yang sudah diserahkan pada 86 kementerian dan lembaga senilai Rp847,4 triliun, transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp766,2 triliun, harus dilaksanakan dengan baik, sesuai ketentuan.

"Sekali lagi angka ini adalah angka yang sangat besar. Oleh sebab itu, perbaikan kualitas yang salah satunya tentu saja dengan mempelajari persoalan-persoalan yang lalu supaya kita tidak ulangi lagi kesalahan-kesalahan yang ada. Sangat kebangetan sekali bahwa kita sudah tahu kalau itu keliru, kalau itu salah, masih kita ulang-ulang," kata Jokowi.

Jokowi meminta, kementerian dan lembaga, berorientasi kepada hasil dalam menyusun anggaran. Serta fokuskan anggaran untuk kegiatan inti, efisienkan anggaran dengan tidak memperbesar belanja operasional, termasuk belanja pegawai, perjalanan dinas, honor dan kegiatan, dan rapat-rapat.

"Sekali lagi, uang jangan diecer-ecer semuanya ke banyak kegiatan sehingga hasilnya tidak nampak, baunya saja tidak nampak, apalagi fisiknya... ini kalau kita terlalu banyak kegiatan," ujarnya.

(setyaki purnomo)
Bertemu PM Singapura, Presiden Jokowi Bahas Politik Pertahanan hingga Investasi IKN
Bertemu PM Singapura, Presiden Jokowi Bahas Politik Pertahanan hingga Investasi IKN
Airport dan Jalan Tol Rampung, Presiden Jokowi Berkantor di IKN Mulai Juli
Airport dan Jalan Tol Rampung, Presiden Jokowi Berkantor di IKN Mulai Juli
Tak Ragu Jadikan AHY sebagai Menteri ATR, Jokowi: Latar Belakang Militer dan Pendidikannya Mumpuni
Tak Ragu Jadikan AHY sebagai Menteri ATR, Jokowi: Latar Belakang Militer dan Pendidikannya Mumpuni
Didampingi Mentan Amran, Presiden Jokowi Sapa Puluhan Ribu Petani, Penyuluh dan Babinsa Se-Jawa Tengah
Didampingi Mentan Amran, Presiden Jokowi Sapa Puluhan Ribu Petani, Penyuluh dan Babinsa Se-Jawa Tengah
Presiden Jokowi: BPKH Harus Profesional, Akuntabel, dan Hati-hati Kelola Dana Umat
Presiden Jokowi: BPKH Harus Profesional, Akuntabel, dan Hati-hati Kelola Dana Umat