Jakarta, MERDEKANEWS - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami pelemahan cukup dalam. Bahkan, pelemahan rupiah terdalam di kawasan Asia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B Pandjitan mengatakan, hal itu tidak perlu dikhawatirkan. Sebab, kenaikan US$ tidak secara langsung, tapi bertahap.

“Enggak papa, kan dolar AS Rp15 ribu. Dia naiknya bertahap. Tetapi kami harus lihat itu kan utuh nggak boleh satu. Jadi itu mungkin sekarang real value dari pada rupiah,” kata jenderal bintang empat ini di kantornya, Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Apalagi, kata dia, saat ini dalam negeri tidak terjadi inflasi, namun deflasi sejak bulan lalu. Menurut Luhut, kenaikan nilai tukar US$ perlu dikhawatirkan bila diiringi inflasi yang tinggi. “Ekonomi kita bagus enggak? Ya udah (kalau bagus). Kalau inflasi kita ikut jelek ya kita ikut khawatir ya Lalu pertumbuhan kredit kita naik,” kata dia.

Dengan demikian, kenaikan nilai tukar itu tidak menjadi masalah yang besar. “Saya lihat enggak masalah, kita aja ribut-ribut jadi masalah,” ujar dia.

Sebab, bukan hanya Indonesia yang mengalami pelemahan. Tapi beberapa negara, khususnya di negara berkembang mengalami pelemahan. “Jadi seluruh dunia memang agak lambat karena dunia lari ke AS gara-gara policy Amerika dilihat naik ya mereka liat lebih enak investasi di AS jadi terjadilah depresiasi itu,” kata dia.