Stop Istilah Kecebong-Kampret
Stop Istilah Kecebong-Kampret
Neno Warsiman

Jakarta, MERDEKANEWS - Istilah cebong kampret selalu menghiasi media sosial. Dikalangan warganet, kecebong adalah ejekan untuk para pendukung Jokowi.

Sedangkan kampret adalah sebutan buat anti Jokowi yang kini membuat hastag, #2019GantiPresiden. Istilah kecebong mulai heboh saat Pilkada DKI.

Kecebong yang diduga sering membela Ahok diartikan juga sebagai pro Jokowi. Tidak tinggal diam, mereka membalas dengan ejekan kampret bagi yang anti Ahok.

Sementara Ustazah Neno Warisman sepakat dengan ajakan untuk menghentikan sebutan cebong dan kampret. Neno mengaku tidak pernah menggunakan istilah tersebut.

"Saya bicara sebagai seorang rakyat, di antara rakyat dengan rakyat itu tidak boleh terjadi. Makanya saya mengapresiasi Ustaz Bachtiar Nashir untuk menghentikan istilah itu supaya kita boleh beda pilihan karena semua sama, kamu mau memilih lagi, aku tak mau memilih lagi, itu sama sederajat," kata Neno di Taman Padang, Monas, Jakarta Pusat, Minggu (8/7/2018).

Neno mengaku tidak pernah menggunakan istilah cebong dan kampret. Menurutnya, anggapan itu muncul karena masyarakat belum bisa mengungkapkan alasan terhadap pilihannya.

"Saya memang dari awal tidak pernah sekalipun menggunakan kata tersebut. Saya itu sangat menyayangi manusia. Bagi saya, mereka belum tahu apa yang kita lakukan dan mungkin juga hal itu yang menjadi kekurangan kita, karena kita belum artikulatif, belum mampu menjelaskan kenapa kita tidak mau. Misalnya memilih presiden yang baru atau yang lain," ucap artis senior ini.

Neno menuturkan agama Islam juga melarang penggunaan panggilan seperti itu.

"Artinya kalau dalam bahasa agama kita memang sangat melarang mengatakan itu jadi bergaulah semuanya dengan kata kata yang baik. Karena berkata baik itu sangat mulia. Jadi jangan menunggu orang lain berkata baik," kata Neno.

Di media sosial, Neno juga mewanti-wanti followernya agar menghilangkan panggilan-panggilan tersebut. Menurutnya, lebih baik gunakan kata lain yang tidak membawa-bawa nama binatang.

"Di media sosial kepada para penulis saya minta juga agar menghilangkan kata itu. Kita gunakan saja kata lain misalnya di kamus kita apakah namanya jaluters atau apa atau sesuatu yang memang bisa kita katakan itu tidak membawa binatang," tutupnya

 

(Ira Safitri)
Telan Anggaran Rp1,4 Triliun, Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk NTB
Telan Anggaran Rp1,4 Triliun, Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk NTB
Bertemu PM Singapura, Presiden Jokowi Bahas Politik Pertahanan hingga Investasi IKN
Bertemu PM Singapura, Presiden Jokowi Bahas Politik Pertahanan hingga Investasi IKN
Gus Men Minta Haji 2024 Jadi yang Terbaik Sepanjang Kepemimpinan Jokowi
Gus Men Minta Haji 2024 Jadi yang Terbaik Sepanjang Kepemimpinan Jokowi
Pemberian Penghargaan Prestasi Pemda berdasarkan Hasil Penilaian LPPD
Pemberian Penghargaan Prestasi Pemda berdasarkan Hasil Penilaian LPPD
Anggota KPU: Tidak Ada Lembaga Peradilan yang Bisa Batalkan Penetapan Prabowo Subianto-Gibran
Anggota KPU: Tidak Ada Lembaga Peradilan yang Bisa Batalkan Penetapan Prabowo Subianto-Gibran