Jakarta, MERDEKANEWS - Penerimaan negara dari sektor Minyak dan Gas (Migas) sepanjang semester I-2018 mencapai US$ 8,5 miliar.
Meski demikian, berdasarkan APBN penerimaan sebanyak itu baru 71% dari target APBN 2018 sebesar US$ 11,9 miliar. "Sampai Juni 2018 atau semester I pendapatan negara dari hulu migas USD$ 8,5 miliar," kata Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi di kantornya, Jakarta, Jumat (6/7/2018).
Namun, dia optimis pada semester II-2018 bakal di atas target APBN 2018. Prediksikan mencapai US$14,2 miliar, atau 120% dari target APBN 2018.
Amien mengatakan hal itu bisa tercapai karena harga minyak yang lebih tinggi dari yang diperkirakan dan ditetapkan dalam APBN. "Revenue signifkan diatas target, karena harga minyak lebih tinggi dari yang diperkirakan," ujar Amien.
Sementara pendapatan sektor hulu migas selama semester pertama 2018 mencapai US$17,191 miliar, pendapatan tersebut dibagi untuk bagian kontraktor US$3,4 miliar, biaya penggantian atas kegiatan produksi migas (cost recovery) US$5,2 miliar dan bagian negara US$8,5 miliar.
Pendapatan tersebut berasal dari produksi minyak dan gas (migas) siap jual lifting selama semester pertama 2018 mencapai 1,9 juta barel setara minyak per hari (Barel Oil Equivalen per Day/BEOPD). "Kalau dilihat, pencapaian penerimaan sektor hulu migas USD 17,1miliar, sedangkan target APBN USD26,2 miliar," kata dia.
(Hasan Khusaeri)