Jakarta, MERDEKANEWS - Kebijakan pemerintah menambah impor beras sebanyak 500 ribu ton, banyak mendapat sorotan. Lantaran di beberapa daerah, persediaan beras mencukupi. Bahkan ada yang masuk musim panen raya.
Namun, Menteri Perdagangan Enggartyasto Lukita bersikukuh bahwa impor beras tambahan itu, karena persediaan beras dalam negeri, kekurangan. Jadi, tidak ada alasan untuk menolak impor.
"Suplainya memang kurang. Seandainya tidak ada impor waktu itu, ada shortage (kekurangan). Namun sekarang jumlah stok bulog ada 1,2 juta ton. Yang 600 ribu ton lebih itu adalah eks impor. Jadi, sebenarnya kalau tanpa impor, maka jumlah cadangan beras di bulog dibawah 1 juta ton. Itulah dasar kenapa kita harus impor," ujar Enggartyasto di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (24/5/2018).
Dalam hal ini, politisi Nasdem ini keberatan kalau ada sebutan impor tambahan sebesar 500 ribu ton. Lantaran, pemerintah telah menandatangani kesepakatan impor beras sejah jauh-jauh hari.
"Impor Itu bukan penambahan kok. Itu ada, itu sudah diputuskan dalam rakortas. Keputusan dipimpin oleh pak Menko, dihadiri pak Menko, Kementan, dihadiri dirut Bulog dan juga BUMN dan saya disepakati diputuskan untuk menugaskan kepada Bulog untuk impor. Sudah impor," papar Enggar, sapaan akrabnya.
Kata Enggar, impor beras sebanyak 500 ribu ton itu, merupakan upaya antisipasi jika terjadi kekurangan stok di dalam negeri. "Impornya untuk pasar atau cadangan bulog? Ya kalau kurang kita jual, kalau lebih kita tahan, begitu saja," pungkasnya.
#BerasImpor#EnggartyastoLukita#StopImpor#
(Hasan Sumantri)