
Jakarta, MERDEKANEWS -- Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon mengungkap tengah merencanakan penulisan ulang sejarah Indonesia. Penulisan ini nantinya akan menghasilkan narasi versi terbaru yang bakal dirilis pada 17 Agustus 2025 atau bertepatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI.
Ia mengatakan, hasil proyek penulisan ulang sejarah Indonesia itu nantinya akan menjadi bahan pelajaran di institusi pendidikan.
Buku itu akan menjadi sejarah resmi Republik Indonesia. "Iya (Jadi bahan pelajaran), ini adalah sejarah resmi kita, formal history kita. Buku itu nantinya akan menjadi hadiah bagi Indonesia yang menginjak usia ke-80 tahun," kata Fadli di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (08/05) malam.
Ia menjelaskan bahwa apabila proyek ini selesai sesuai target, maka buku sejarah Indonesia versi terbaru tersebut akan berfungsi sebagai acuan resmi dalam pengajaran sejarah di tingkat pendidikan dasar hingga menengah.
Buku ini diharapkan menjadi referensi baku yang digunakan di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. “Buku ini akan menjadi semacam buku sejarah resmi Indonesia, dan bakal menjadi acuan utama dalam pendidikan sejarah di semua jenjang,” ujarnya.
Lebih jauh, Fadli menyampaikan persoalan muatan dari buku itu. Ia mengatakan bahwa proyek ini tidaklah mulai lagi dari awal. Melainkan berangkat dari buku yang telah ada. "Dari Sejarah Nasional Indonesia yang dulu pernah dibuat 1984, Indonesia dalam Arus Sejarah di 2012 itu jadi bahan kita tentu," ucapnya.
Fadli menyampaikan bahwa pembaruan sejarah ini mencakup berbagai periode penting dalam perjalanan bangsa, mulai dari masa prasejarah hingga pemerintahan-pemerintahan yang lebih baru.
Menurutnya, terdapat sejumlah temuan baru yang relevan untuk dimasukkan, termasuk peristiwa-peristiwa yang belum tercakup dalam buku-buku sejarah terdahulu. “Semua perlu di-update, kami update. Misalnya, periode terakhir dalam versi sejarah saat ini itu sebelum Pak SBY. Nanti tentu akan ditambahkan,” kata dia.
Fadli juga mengungkapkan bahwa buku sejarah yang selama ini menjadi rujukan utama sebagian besar berasal dari dua sumber utama, yakni Sejarah Nasional Indonesia yang diterbitkan pada dekade 1980-an, serta Indonesia dalam Arus Sejarah yang diterbitkan pada 2012.
Kedua buku tersebut akan menjadi pijakan awal dalam proses penyusunan versi terbaru yang lebih komprehensif. “Sejarah yang ditulis terakhir itu (terbit pada 2012) yang diterbitkan dalam buku Indonesia dalam Arus Sejarah, sebelumnya tahun 1980-an, Sejarah Nasional Indonesia,” ujar Fadli.
Proyek ini melibatkan sekitar 100 orang sejarawan di bawah pimpinan Guru Besar Ilmu Sejarah FIB UI, Susanto Zuhdi, yang dikenal sebagai ahli sejarah maritim Indonesia yang berkiprah panjang di dunia pendidikan dan pemerintahan.
Para sejarawan tersebut bertugas untuk menulis, merevisi, serta menyunting isi buku berdasarkan referensi dan kajian ilmiah, termasuk dari buku-buku sejarah yang sudah pernah diterbitkan sebelumnya.
“Kami akan update dan menambah beberapa jilid, tentu mendasarkan kepada buku-buku yang sudah ada. Kami melibatkan lebih dari 100 sejarawan dari banyak perguruan tinggi, yang memang ahli di bidangnya dan punya kompetensi menulis serta menyunting isi buku itu,” katanya.