Lompatan Produksi Beras, Waketum DPN TMI Apresiasi Kinerja Kementrian Pertanian
Lompatan Produksi Beras, Waketum DPN TMI Apresiasi Kinerja Kementrian Pertanian
Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Tani Merdeka Indonesia (DPN TMI), Muhammad Irvan Mahmud Asia

Jakarta, MERDEKANEWS -- Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Tani Merdeka Indonesia (DPN TMI), Muhammad Irvan Mahmud Asia, menegaskan pencapaian produksi subsektor pangan terutama komoditas padi dan jagung pada triwulan I-2025 yang tumbuh sebesar 42,62% patut diapresiasi.

Dalam catatan BPS, produksi padi setara Gabah Kering Giling (GKG) pada Januari-Maret 2025 sebesar 14,97 juta ton sedangkan periode yang sama tahun 2024 hanya 9,89 juta ton. Pencapaian tersebut didorong oleh produksi padi sebesar 51,45%.

“Produksi yang naik secara signifikan ini juga diikuti dengan penyerapan gabah oleh Bulog secara maksimal dibuktikan dengan tonase yang dikuasai pemerintah sudah mencapai 3,5 juta ton, yang merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah Bulog sejak berdiri tahun 1969”, katanya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (9/5/2025).

Menurut Irvan, perhatian Presiden Prabowo Subianto kepada sektor pertanian pangan sangat kuat dan ini diterjemahkan dengan baik oleh Kementerian Pertanian dengan berbagai terobosan program sehingga hasilnya sudah terlihat dimana produksi beras dan cadangan beras pemerintah (CBP) melonjak drastis, tertinggi sepanjang sejarah negara Indonesia.

Kebijakan menaikan harga GKP di tingkat petani dari Rp 6.000 menjadi Rp 6.500, cetak sawah baru, optimalisasi lahan (oplah), tumpang sari padi gogo di lahan-lahan perkebunan, perlindungan maupun pemberdayaan petani dan lain-lain telah terbukti mendorong peningkatan produski dan CBP.

Irvan menekankan, apapun yang terjadi, program ini harus tetap berjalan, seturut dengan terus melakukan peningkatan pengawasan penyaluran pupuk bersubsisi, revitalisasi saluran irigasi yang menjadi kewenangan Kementan, dan sebagainya.

Lebih jauh, Irvan menegaskan bahwa DPN TMI mendukung penuh penyerapan gabah petani oleh Bulog sesuai HPP Rp. 6.500 per kg.

“Oleh karena itu, anggaran ketahanan pangan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, programnya tepat sasaran, berdasarkan data yang benar,” terang Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Agraria dan Sumber Daya Alam (PPASDA).

“Perlindungan terhadap petani bukan sekadar komitmen moral, tapi juga kewajiban konstitusional dan duet Mentan Amran Sulaiman dan Wamentan Sudaryono telah menunjukan komitmennya untum memajukan sektor pangan Indonesia,” tambah Irvan.

Kedepan, meskipun ini sudah berjalan, diperlukan pelibatan yang lebih masih dari asoasiasi petani dan elemen masyarakat tani untuk mencegah kebocoran anggaran pertanian. Dalam berbagai kesempatan Menteri dan Wamentan selalu menegaskan pengawasan oleh publik sangat penting, sehingga alokasi anggaran untuk program-program prioritas pembangunan pertanian tepat sasaran,” imbuhnya.

(Deka)
Polemik Pembangunan Smelter Freeport
Polemik Pembangunan Smelter Freeport