Rokan Hilir, MERDEKANEWS -- Pemerintah menyebutkan program peremajaan sawit rakyat digulirkan sepenuhnya untuk membantu para petani meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha. Program ini merupakan bantuan dari rakyat untuk rakyat karena dana yang dihimpun untuk program replanting ini berasal dari pungutan ekspor sawit.
"Langsung atau tidak langsung itu (dana itu, red) punya petani juga," ujar Menko Perekonomian Darmin Nasution di hadapan para petani sawit di Bagan Sinembah, Rokan Hilir, Rabu (9/5/18).
Dikatakan, dana pungutan eskpor yang terkumpul pada 2017 mencapai Rp14,5 triliun.Khusus untuk replanting, pada 2017-2018 sudah ada Rp250 miliar yang ditransfer untuk peremajaan di wilayah Sumatra Selatan, Riau, dan Sumatra Utara. Peremajaan tanaman bagi pekebun kecil dinilai penting karena sekitar 50% kebun sawit dimiliki oleh pekebun kecil.
Secara keseluruhan, kata Darmin, pemerintah mengalokasikan anggaran senilai Rp4,6 triliun untuk program peremajaan tanaman kelapa sawit sepanjang 2018. Dana tersebut akan digunakan untuk lahan seluas 185.000 hektare.
''Hingga 2022, pemerintah menargetkan peremajaan sekitar 2,4 juta ha lahan sawit di 20 provinsi,'' kata Darmin.
Untuk itu, lanjut Darmin, pemerintah mengingatkan perangkat desa, kecamatan hingga birokrasi di provinsi tidak mempersulit permohonan para petani untuk mendapatkan peremajaan. Program peremajaan sawit rakyat, ditujukan bagi petani pemilik lahan di bawah 4 Ha bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Melalui peningkatan produktivitas dengan luas lahan yang sama, program peremajaan ini juga diharapakan dapat mencegah pembukaan lahan baru melalui perambahan hutan dengan cara-cara yang dapat merusak lingkungan.
Menko Perekonomian juga meminta para petani untuk bekerja sama dengan perusahaan untuk mempermudah menjual hasil produksi perkebunan sawitnya. Pemerintah memastikan kalangan perusahaan tidak akan memainkan harga beli sawit dari petani.
"Mereka tidak akan main-main soal harga karena kita akan menindaknya, jangan khawatir. Kami sungguh-sungguh membantu," tambahnya.
Peresmian tahap ketiga ini, menjadi lanjutan program setelah sebelumnya dilakukan di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan (September 2017) dan di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara (November 2017).
Program replanting tahap ketiga ini merupakan peresmian serentak di Riau yang merupakan provinsi dengan luas lahan untuk program peremajaan sawit rakyat terbesar di Indonesia.
Tahun ini program peremajaan sawit rakyat di Provinsi Riau ditargetkan menjangkau 25.423 Ha lahan yang tersebar di 8 kabupaten, yakni Kampar, Rokan Hulu, Pelalawan, Rokan Hilir, Siak, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, serta Bengkalis.
(Hadi Siswo)