Bandung, MERDEKANEWS - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan kesiapan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka mampu melayani mudik dan haji pada paruh 2018.
Kepastian itu disampaikan Budi usai meninjau kesiapan proyek BIJB, baik dari sisi darat dan udara di Bandara Kertajati, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018).
Budi mengatakan, progres Bandara Kertajati per 1 April, secara keseluruhan mencapai 92%. Diproyeksikan, pembangunannya rampung pada awal Mei 2018. Tak perlu menunggu lama, bandara langsung soft launching dan grand launching pada Juni.
"Progres ini sudah mencapai 92 persen. Kami sudah koordinasikan dengan Dirjen Perhubungan selesai bulan Mei dan soft opening kita ingin buka di minggu ketiga Mei. Dan mudik lebaran kita upayakan nanti bisa kita lakukan grand opening juga," kata Budi.
"Kita ingin undang Presiden (Joko Widodo) untuk bisa lakukan grand opening. Karena ada beberapa nilai yang dibanggakan dari segi pendanaan, kecepatan pengerjaan," lanjut Budi.
Budi mengatakan, pada awal pengoperasian, khususnya saat mudik, Bandara Kertajati melayani penerbangan domestik di lima kota. Yakni Medan, Surabaya, Bali, Makassar dan Balikpapan atau Samarinda.
Sedangkan untuk haji, kloter pertama akan terbang pada 15 Juli dilayani juga dari bandara ini, dan minimal tujuh penerbangan yang akan mengangkut dari dua daerah di Jawa Barat.
"Akan ada tujuh flight, minimal mencakup dua kabupaten di Jawa Barat yakni Majalengka dan Sumedang," kata Budi.
Menurut dia, untuk merealisasikan hal tersebut pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan maskapai Garuda Indonesia. Pesawat Airbus 330 dipersiapkan untuk melayani para calon jemaah haji asal Jawa Barat ini. "Mudah-mudahan bisa segera terealisasi," harap mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) ini.
Sebelum benar-benar melayani penerbangan komersial, Menhub sendiri berpesan pada operator Bandara yakni AP II. Dia meminta operator bisa menempatkan para pekerja yang profesional dan selanjutnya uji coba penerbangan yang bisa terus dilakukan sebelum benar-benar melayani penerbangan komersial.
Terakhir operator harus bisa mempersiapkan juga teknologi yang saling terintegrasi, misalnya sistem tiketing dan bagasi yang harus bisa diberikan perhatian khusus.
Direktur BIJB, Virda Dimas Ekaputra mengatakan, setelah 24 Mei bandara tersebut memang bisa melayani penerbangan secara reguler. Artinya, kata Virda, penerbangan komersial baik itu untuk mudik dan haji bisa dilakukan dari bandara yang memiliki identitas burung merak tersebut. "Sebenarnya setelah 24 Mei ini, sudah bisa dioperasikan secara komersial. Sekarang kita terus menjalin bersama airlines dan penumpang. Ada enggak marketnya. Demandnya ada enggak. Kalau ada. Dan airlinesnya mau melayani ya sudah jalan," kata Virda.
(Hasan Khusaeri)