Bos Anyar Bank Indonesia, Jago Jokowi Menang Besar
Bos Anyar Bank Indonesia, Jago Jokowi Menang Besar
Gubernur BI terpilih Perry Warjiyo

Jakarta, MERDEKANEWS - Akhirnya, Komisi XI DPR menyetujui Perry Warjiyo dan Dody Budi Waluyo menjadi pimpinan baru BI. Di mana, Perry Warjiyo menjadi Gubernur BI dan Dody Budi Waluyo menjadi Deputi Gubernur BI.

"Semua anggota setelah rapat internal, kami memutuskan musyawarah mufakat 10 fraksi memilih Perry Warjiyo sebagai Gubernur BI dan Dody Budi Waluyo sebagai Deputi Gubernur BI," kata Ketua Komisi XI Melchias Markus Mekeng di Jakarta, Rabu (28/3/2018).

Perry Warjiyo menjabat Guernur BI periode 2018-2023 menggantikan Agus Martowardojo. Sementara Dody Budi Waluyo mendapat suara bulat dari 36 anggota Komisi Bidang Keuangan dan Perbankan itu, membantu tugas Perry selama lima tahun ke depan.

Persetujuan secara aklamasi itu diputuskan Komisi XI DPR setelah menggelar uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap Perry yang berlangsung lima jam pada Rabu, dan tiga jam terhadap Dody Waluyo pada Selasa (27/3/2018).

Mekeng mengatakan, perwakilan 10 fraksi partai politik yang beranggotakan 36 legislator, menyatakan persetujuan terhadap Perry dan Dody Budi Waluyo. Dengan suara bulat itu, Komisi XI memutuskan untuk langsung menetapkan persetujuan terhadap Perry dan Dody tanpa pemungutan suara.

Anggota Komisi XI, Andreas Edy Susetyo mengatakan, mayoritas Komisi XI memilih Perry karena kecakapan di seluruh lingkup tugas bank sentral. Begitu pula Dody yang dinilai satu paket dengan Perry.

Dody dinilai sebagai bankir paling senior dan berpengalaman di antara dua kandidat Deputi Gubernur BI lainnya, yakni Wiwiek Sisto Hidayat dan Doddy Zulverdi. Laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) serta Badan Intelejen Negara (BIN) pun, kata Andreas, menyatakan transaksi keuangan Perry dan Dody bersih. "Tidak ada kecurigaan," ujar Andreas.

Selanjutnya, hasil uji kelayakan itu akan dikirimkan Komisi XI kepada pimpinan DPR untuk diserahkan kepada Badan Musyawarah dan selanjutnya disahkan di sidang paripurna DPR.

Sejatinya, kemenangan Perry dan Dody sudah bisa ditebak sejak awal. Di mana, Perry adalah calon tunggal yang diusulkan Presiden Joko Widodo. Sementara Dody merupakan kandidat yang paling senior dengan portofolio pengalaman yang mumpuni di bidang moneter dan ekonomi internasional.

Selain itu, Perry pernah tiga kali mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di Komisi XI DPR untuk posisi Deputi Gubernur BI. Artinya, Perry sudah paham betul bagaimana menjalin komunikasi politik guna memuluskan langkahnya.

Kepada Perry dan Dody, Mekeng mengingatkan fokus bank sentral dalam menjaga stabilitas kurs rupiah, salah satu upayanya dengan memperdalam pasar valuta asing. Likuiditas valas terbukti belum memadai sehingga tidak dapat memenuhi permintaan, yang pada akhirnya membuat nilai mata uang rupiah melemah karena valas semakin mahal. "Kemudian, Perry juga juga fokus mengendalikan inflasi sesuai sasaran Bank Sentral. Kemudian, agar bagaiaman devisa hasil ekspor masuk ke Indonesia dengan mata uang rupiah," papar politisi Golkar ini.

 

 

(alisya purwanti)
Kantor Digeledah KPK Buntut Kasus CSR BI, Begini Kata OJK
Kantor Digeledah KPK Buntut Kasus CSR BI, Begini Kata OJK
Gandeng ASDP, Bank Indonesia Perkuat Distribusi Uang Rupiah hingga ke Pelosok Negeri
Gandeng ASDP, Bank Indonesia Perkuat Distribusi Uang Rupiah hingga ke Pelosok Negeri
Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia Perbarui Perjanjian Swap Senilai Rp82 Triliun
Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia Perbarui Perjanjian Swap Senilai Rp82 Triliun
Presiden Jokowi Bantah Buka Ekspor Pasir Laut, Ini Penjelasannya
Presiden Jokowi Bantah Buka Ekspor Pasir Laut, Ini Penjelasannya
Presiden Jokowi Berkantor di IKN Mulai Hari Ini Hingga Sehari Jelang Purnatugas
Presiden Jokowi Berkantor di IKN Mulai Hari Ini Hingga Sehari Jelang Purnatugas