Keutamaan dan Kemuliaan Petugas Polisi 
Keutamaan dan Kemuliaan Petugas Polisi 
Ilustrasi polisi. (SHUTTERSTOCK/Herwin Bahar)

Lembang, MERDEKANEWS -- Keutamaan bagi petugas polisi dapat ditunjukan tatkala pemolisiannya merupakan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang dapat diimplementasikan dan berfungsi secara optimal pada : kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban. 

Keutamaan akan menjadi kemuliaan tatkala dapat menjadi acuan moralitas. Demikian halnya bagi petugas polisi tatkala mampu mengimplementasikan kemuliaannya maka akan dapat mengendalikan antara yang baik dan benar dengan yang buruk dan salah. Dengan demikian tetap mampu untuk berjalan sesuai aturan yang sebagaimana seharusnya. Dalam pikiran dan jiwanya tertanam kesadaran tanggung jawab dan disiplin. 

Pengendalian inilah menjadi suatu tanda atas  keutamaan dan kemuliaan bagi petugas polisi tentu saja diharpkan mampu menjadi iko : pelindung, pelayan dan pengayom masyarakat serta penegak hukum dan keadilan yang bijaksana. 

Keutamaan dalam konteks kemuliaan bagi petugas kepolisian sebagai pelindung, pelayan dan pengayom masyarakat serta penegak hukum serta keadilan dapat berfungsi pada kemanusiaan, keteraturan sosial yang optimal dapat dikatakan sebagai membangun peradaban. 

Secara pragmatis hasil kerja polisi melalui pemolisiannya dapat ditunjukan dengan terjaminnya keamanan dan rasa aman warga masyarakat. Dengan adanya jaminan keamanan dan rasa aman dan meningkatnya kualitas hidup dalam masyarakat berarti polisi tidak memeras, tidak menerima suap, tidak memutar balikan fakta, tidak bermain-main dengan hal ilegal serta tidak melakukan tindakan yang kontra produktif. Dengan demikian masyarakat dapat menjalankan aktivitas yang menghasilkan produktifitas yang digunakan untuk bertahan hidup tumbuh dan berkembang. 

Pada sistem pendidikan kepolisian penanam keutamaan adalah mendidik dan melatih bagi para petugas polisi agar memiliki keberanian dan kemampuan mengatasi berbagai masalah dan persoalan  dalam menuju kebaikan, memperjuangkan kebenaran dan keadilan, terus bekerja keras penuh semangat untuk meningkatnya kualitas hidup masyarakat.  

Nilai-nilai kemanusiaan ditanamkan sebagai penolong kaum yang rentan dan lemah. Pikiran perkataan dan perbuatan bagi kemaslahatan banyak orang. Keutamaan bagi petugas polisi dapat dijabarkan dari : Integritas, komitmen, kompetensi dan keunggulan.

Membangun keutamaan sebagai polisi yang profesional, cerdas, bermoral dan modern yang humanis dapat dilakukan dimulai dari : pemimpin dan kepemimpinannya, sistem pembinaan sumber daya manusia, proses rekrutmen dan pendidikkan baik dasar maupun lanjutan.

Kesadaran dan tanggung jawab merupakan bagian penting dalam tata kehidupan sosial kemasyarakatan maupun dalam berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu pada sistem pendidikan penanaman kesadaran ini merupakan hal utama yang dibangun sebagai strata tertinggi dari moralitas kemanusiaan dalam kehidupan bersama sebagainya mahkluk sosial. 

Hidup bersama di tingkat keluarga, komunitas, institusi, masyarakat, bangsa, dan negara memerlukan kesepakatan yang mampu menata kehidupan sosial yang sesuai dengan konteksnya. Sebagai petugas polisi selain sebagai pelindung pengayom adalah juga sebagai penegak hukum

Bagi petugas polisi disiplin dan taat pada aturan (kode etik kepolisian) yang dilakukan atas dasar kesadaran dan tanggung jawab merupakan bentuk penghormatan tertinggi akan nilai-nilai kemanusiaan. Kerelaan untuk mentaati adalah suatu pengorbanan atas kepentingannya dan merupakan empati bahkan sebagainya wujud solidaritas sosial. Kesadaran dan tanggung jawab ini merupakan buah dari pendidikan. 

Segala sesuatu ada karena dimengerti (filsuf Berkley). Adanya kesadaran dan tanggung jawab karena mempunyai pengertian atau karena dipahami. Bagaimana bisa memahami? Dari pendidikan. Pendidikan seperti apa? Pendidikan yang mampu memberikan transformasi, bukan yang sifatnya menghafal. 

Model pembelajaran seperti ini bukan pembelajaran yang transformatif. Pembelajaran yang tidak transformatif menimbulkan keterpaksaan dan ketakutan adanya tekanan. Akibatnya, yang belajar pun dipenuhi oleh kemunafikan, kepura-puraan, dan kepalsuan sehingga yang dilakukan bisa bertentangan dengan hati nuraninya. Apabila ini yang terjadi, cepat atau lambat, akar-akar penunjang kehidupan sosial akan putus dan perlahan-lahan roboh.

Pertanyaanya, "Bagaimana membangun kesadaran dan tanggung jawab?" 

Membangun kesadaran dan tanggung jawab serta disiplin bagi petugas polisi dilakukan dalam proses pendidikan yang ketat namun humanis :

1. dimulai dari hal yang kecil dalam kehidupan sehari hari: di asrama pengecekan, setelah bagun pagi, kegiatan olah raga pagi, makan pagi, mengikuti perkukialahan dan pelatihan, makan siang, kegiatan pengasuhan sore hari, makan malam, belajar apel malam sampai dengan jam istirahat malam semua diatur secara ketat.

2. Pola pendidikan mentorship pengasuhan oleh wali kelas dan asisten yang secara terus menerus mendampingi para siswa.

3. Pendidikan sepanjang hayat yang saling asah asih dan asuh walaupun sudah berdinas.

4. Pengajaran tentang kompetensi kepolisian yang berkaitan dengan ilmu kepolisian

5. Bela diri kendo dan judo sebagai penanaman kejujuran kebenarian ketangguhan dan rasa percaya diri.

6. Latihan teknis kepolisian dasar di lapangan.

7. Latihan menembak untuk melindungi masyarakat maupun diri sendiri.

8. Acara tradisi yang menyentuh hati dan penanaman pesan moral yang memginspirasi

Penyerahan kartu anggota, Penyerahan peluru, Pesan mengingatkan jangan melakukan kesalahan resikonya mati atau masuk bui.

Rasa asih asah dan asuh ini menjadi bekal hidup kecintaan dan kebangaan atas pilihan menjadi polisi. Upacara penghormatan atau pemberian penghargaan hingga perpisahan dan sebagainya.

Keutamaan bagi petugas polisi yang humanis akan membuat para petugas polisi peka peduli dan berani. Berbela rasa akan kemanusiaan merupakan produk dari kecintaan, perhatian, empati, pemberian kepercayaan, dan keteladanan. Nilai humanisme ditransformasikan sehingga para siswa calon polisi tersentuh dan terinspirasi akan hal-hal yang hakiki dalam hati nurani manusia sehingga kesadaran merupakan respon dari apa yang diperolehnya. 

Selain itu, yang tak kalah penting adalah infrastruktur pendukung yang memberikan ruang gerak bagi tumbuh dan berkembangnya suatu kesadaran dan tanggung jawab. Infrastruktur pendukung pendidikkan yang memenuhi standar kemanusiaan akan berdampak pada sikap perilaku humanis yang menjadi habitus bagi para siswa.

Selain itu pemberian sanksi tegas bagi para pelanggar juga merupakan bentuk pendisiplinan dan penanaman rasa tanggung jawab sebagai penegak hukum dan keadilan.

Edukasi, infrastruktur, penegakkan hukum merupakan satu kesatuan yang secara simultan dibangun bersama untuk saling mendukung dan melengkapi. Ketiganya merupakan sistem yang mempunyai standardisasi baik untuk masukan, proses, maupun keluarannya.

Kesadaran dan tanggung jawab merupakan dampak atau produk dari edukasi dan pembangunan infrastruktur penegakkan hukum yang transformatif sekaligus merupakan produk kinerja para penyelenggara kehidupan sosial dari tingkat keluarga hingga negara yang mampu menunjukan adanya (1) kebijaksanaan, (2) empati, (3) kecintaan, (4) ketulusan, (5) pengorbanan, (6) keteladanan, (7) kecerdasan, (8) wawasan yang luas, (8) empowering, (9) integritas, dan (10) komitmen. 

Semua itu merupakan bentuk dari kesadarian dan tanggungjawbnya atas amanah yang dipercayakan kepadanya. Kemampuan memanusiakan manusia ini terwujud dari adanya kesadarian dan tanggung jawab yang akan menganggkat harkat dan martabat manusia, citra, dan harga diri.

Keutamaan dan kemuliaan bagi petugas polisi merupakan hal penting dan mendasar untuk mendorong bagaimana dirinya mampu menjadi role model/ ikon/ role model yang menjadi panutan.

Keutamaan petugas polisi yang humanis setidaknya dapat dikategorikan sebagai berikut : 

1. Memiliki kesadaran memperbaiki, siap dimasa kini, dan menyiapkan masa depan yang lebih baik, 

2. Visioner, 

3. Mampu membawa dampak positif dan meningkatkan kualitas hidup, 

4. Memahami hal-hal yang utama dalam bidangnya, 

5. Memiliki kemampuan membangun sehingga orang mudah melakukan hal-hal yang utama. 

Dalam era digital Core value yang menjadi keutamaan bagi petugas Polisi untuk menumbuh kembangan rasa kebanggaan dan kecintaan sebagai petugas polisi dan polisi dapat dipercaya dan menjadi ikon akan keamanan, keselamatan dan kemanusiaan.

Spirit kemanusiaan yang kuat akan menjadikan polisi sebagai penjaga kehidupan, pembangun peradaban dan pejuang kemanusiaan. Spirit tadi akan menjdi nilai-nilai yang diyakini sebagai kebenaran dan harus diperjuangkan untuk dapat hidup tumbuh dan berkembang di setiap petugas polisi dan pemolisianyapun menjadi cerminan dari kemanusiaan tersebut. Pikiran, perkataan dan perbuatan polisi dalam pemolisianya baik sebagai institusi, sebagai fungsi maupun sebagai pribadi. Pelayanan kepolisian adalah pelayanan kemanusiaan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia dengan senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang dilayaninya.

Menjadi petugas polisi merupakan suatu profesi yang dituntut profesional. Makna profesional bagi petugas Polisi dapat ditunjukkan dari kemampuan Polisi mengembangkan pemolisiannya sehingga ahli yang mengacu pada ilmu kepolisian.  

Ilmu kepolisian, mengacu pada pemikiran beilay maupun Profesor Parsudi Suparlan, dinyatakan sebagai ilmu antar bidang yang mempelajari tentang (1) masalah sosial dan penangannya; (2) isu-isu penting yang terjadi dalam masyarakat; (3) keteraturan dan penataannya; (4) penegakan hukum dan keadilan; (5) penyelidikan dan penyidikan kriminalitas dan pencegahanya. 

Ilmu Kepolisian, sebagai dasar profesi Kepolisian, bersifat mempelajari apa yang dikerjakan atau yang menjadi pekerjaan polisi. Membahas kepolisian dapat dilihat polisi sebagai petugas, sebagai fungsi, dan sebagai institusi. 

Ketiga pendekatan polisi tersebut keutamaannya sama yaitu : kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban demi meningkatnya kualitas hidup masyarakat. Yang terselenggara dalam pemolisian yang proaktif problem solving yang mengedepankan pencegahan kejahatan yang terlaksan dengan berbagai terobosan yang kreatif antara lain: 

1) Kepemimpinan; 2) Komitmen; 3) Integritas; 4) Core value; 5) Think out of box; 6) Komunikasi; 7) Pemberdayaan (empowerment); 8) Program unggulan; 9) Konsistensi.

 

Penulis

Cdl

Kasespim Lemdiklat Polri Irjen Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si.

(Viozzy)
Model Pemikiran Teknologi Kepolisian
Model Pemikiran Teknologi Kepolisian
Apa yang Harus Dilakukan Polisi dalam Menangani Lalu Lintas?
Apa yang Harus Dilakukan Polisi dalam Menangani Lalu Lintas?
Mantap! Kantor Polisi di Jambi Bisa Jadi Tempat Penitipan Motor Bagi Warga yang Mudik Lebaran
Mantap! Kantor Polisi di Jambi Bisa Jadi Tempat Penitipan Motor Bagi Warga yang Mudik Lebaran
Rekrut Jurnalis Jadi Petugas, Pemerintah Komitmen Sampaikan Informasi Haji Secara Utuh
Rekrut Jurnalis Jadi Petugas, Pemerintah Komitmen Sampaikan Informasi Haji Secara Utuh
Penanganan Demonstran oleh Polisi Sesuai SOP, Pangeran Norman: Kecewa Lalu Kritik Sembarangan Tidak Pantas
Penanganan Demonstran oleh Polisi Sesuai SOP, Pangeran Norman: Kecewa Lalu Kritik Sembarangan Tidak Pantas