Oleh : Akhmad Sujadi
Modernisasi Stasiun Manggarai-Bogor (Seri II : Tanjung Barat-Bogor)
Modernisasi Stasiun  Manggarai-Bogor (Seri II : Tanjung Barat-Bogor)
Akhmad Sujadi Pemerhati Transprotasi, Sosial dan Politik

Modernisasi Stasiun  Manggarai-Bogor (Seri II : Tanjung Barat-Bogor)
‐---------------


Revitalisasi stasiun-stasiun rute KRL Manggarai-Bogor oleh
PT KAI terus dilakukan untuk menertibkan dan memberesi stasiun-stasiun yang kumuh distreilisasi dan dipasangi gate elektronik. Hal ini digencarkan guna menciptakan pelayanan yang tertib, aman dan nyaman serta modern.

Banyak hambatan, tantangan dan kendala yang dihadapi Tim PT KAI dalam menata stasiun- stasiun Rute Manggarai-Bogor.

Berikut gambaran proses yang laksanakan oleh PT KAI untuk memberikan pelayanan terbaik bagi penumpangnya mulai dari stasiun Tanjung Barat- Bogor sbb:



6. Stasiun Tanjung Barat .

Sama seperti stasiun lain di lintas Bogor stasiun Tanjung Barat juga dipadati pedagang asongan. Sehingga akses penumpang terganggu dengan adanya pedagang asongan.

Saat ini stasiun Tanjung Barat sudah cukup baik. Bersih, steril dan nampak modern.

Stasiun Tanjung Barat dilengkapi akses menyeberang rel, Cuma lewat atas. Penumpang harus naik tangga penyeberangan orang untuk naik turun sesuai tujuan.

Akses stasiun Tanjung Barat dilengkapi penyeberangan untuk masuk keluar stasiun dan akses penyeberangan untuk menyeberangi rel bukan untuk ke stasiun, sehingga warga bisa menggunakan akses penyeberangan yang disediakan oleh Dishub DKI ini.

Stasiun Tanjung Barat memiliki lahan cukup luas sehingga PT KAI melakukan kerjasama dengan PT Abipraya (Persero) membangun apartemen sebagai TOD (Transit Oriented Development) Tanjung Barat, dengan harapan apartemen di stasiun ini nantinya diminati konsumen karena mudahnya akses trasnsportasi umum.

Stasiun Tanjung Barat memiliki koneksi dengan angkutan Trans Jakarta, Metro Trans dan Micro Trans, sehingga stasiun Tanjung Barat banyak digunakan penumpang. Saat ini stasiun Tanjung Barat juga ada jembatan penyeberangan yang bisa menuju ke Halte angkutan umum serta ke Mall AON.

7. Stasiun Lenteng Agung.

Stasiun Lenteng Agung dekat dengan Pasar Lenteng Agung. Stasiun ini juga sebelumnya dipenuhi pedagang baik di peron maupun di halaman depan, sehingga dulu stasiunya tertutup oleh kios-kios kumuh.
PT KAI mengadakan pembersihan dan sterlisasi stasiun.

Stasiun Lenteng Agung memiliki underpass penyeberangan orang untukmenyeberang rel. Selain itu stasiun Lenteng Agung juga memiliki jembatan penyeberangan di atas rel atau flyover.

Fungsi jembatan layang atas untuk menyeberang orang dari jalan raya ke jalan raya bagi  orang yang akan akan menyeberang  rel melalui jembatan dan juga untuk akses penumpang menuju stasiun.

Stasiun Lenteng Agung tidak banyak mengalami perubahan fisik hanya dipasangi gate dan underpass penyeberangan orang stasiun sudah nampak modern.

8. Stasiun Universitas Pancasila.  

Stasiun Universitas Pancasila disingkat UP. Stasiun ini terletak di depan Universitas Pancasila.

Akses ke stasiun melalui jalan kaki di trotoar  jalan raya, tidak dilengkapi jembatan penyeberangan. Guna memberikan kesempatan pejalan kaki melintas menyeberang,  Dishub DKI  memasang tombol untuk memberhentikan kendaraan yang lewat.

Dengan tombol pengatur lalu lintas, saat lampu warna merah para penumpang lewat menyeberang, biasanya berombongan agar efektif.

Dari Stasiun UP pengguna jasa bisa naik Trans Jakarta karena pemerintah DKI mengkoneksikan Trans Jakarta, Metro Trans Micro Trans.

9. Stasiun Universitas Indonesia.

Stasiun Universitas Indonesia biasa disebut stasiun UI. Stasiun ini letaknya dekat dengan Universitas Indonesia.

Dari kampus UI ke stasiun menggunakan bus kampus. Tidak tersedia angkutan umum angkot di depan stasiun UI, penumpang biasanya menggunakan taksi dan ojek baik ojek Ojol atau  daring maupun taksi konvensional.

Stasiun UI dulu juga dipenuhi pedagang asongan baik di peron dan dibuatkan kios-kios permanen dan non permanen. Pedagang yang banyak dan tidak tertib membuat stasiun UI kumuh, semrawut tidak tertib meskipun penggunanya sebagian besar mahasiswa dan dosen.

Guna memberikan pelayanan yang baik kepada setiap konsumen, PT KAI melakukan penertiban stasiun. Saat penertiban stasiun UI sebagian kecil mahasiswa UI membela asongan, seolah PT KAI tidak peduli wong cilik dalam melakukan penggusuran pedagang.

Meskipun diprotes oknum mahasiswa UI penertiban terus berjalan, sehingga stasiun UI kini bisa bersih, tertib, aman dan nyaman. Setelah dipasangi gate stasiun ini terlihat rapih.

Stasiun UI tidak memiliki nderpass  menyeberang penumpang karena letak askes penumpang malalui ujung peron. Untuk  menyeberang orang, stasiun UI membuat penyeberangan melalui rel, hal ini karena letak penyeberangan berada di ujung peron. Oleh PT KAI penyeberangan ini dijaga petugas dan dikasih rantai pengaman untuk menahan orang.


10. Stasiun Pondok Cina.

Stasiun ini masih masuk kompleks kampus UI. Stasiun Pondokcina sudah masuk wilayah Kota Depok.

Stasiun ini sebelumnya juga dipenuhi pedagang baik di peron maupun lahan-lahan kosong untuk kios permanen dan non permanen. Kondisi ini ditertibkan oleh PT KAI sehingga stasiun Pondok Cina kini aman, tertib dan nyaman dan modern.

Stasiun Pondok Cina sudah streril dan tampak modern dengan sistem ditekting elektronik. Pondok Cina yang memiliki  lahan cukup luas juga dikerjasamakan dengan BUMN.

Stasiun Pondok Cina  diatasnya dibuat bangunan vertikel untuk apartemen, sehinga sistem TOD akan terwujud.
Stasiun Pondok Cina tidak memiliki underpass, terowongan untuk menyeberang orang yang dibangun di bawah rel KA.

Guna menyeberang orang PT KAI menempatkan petugas jaga mengijinkan orang dengan membuka rantai pengamanan bila tidak ada KA lewat.

Angkutan terpadu dari stasiun Pondokcina tidak semudah stasiun UP, Lenteng Agung, Pasar Minggu dan lainnya. Oleh  karena itu  untuk naik kendaraan penumpang harus jalan kaki ke jalan raya sekitar 500 meter.

Transportasi yang bisa langsung ke stasiun hanya kendaraan Ojol dan  ojek pangkalan.


11. Stasiun Depok Baru.

Stasiun Depok Baru pada jamanya memiliki bangunanya paling modern diatara stasiun lain, bangunanya dibikin steril terdapat underpass untuk menyeberang antar peron dan menyeberang tidak naik KA.

Stasiun Depok Baru juga dibikin 4 lantai yang dimaksudkan dibuat semacam mini mall pada masa lalu, namun sayang stasiun yang dibuat dengan konsep bagus ini kondisinya sangat kumuh dan tidak terawat.
Pedagang di peron, hall dan di halaman yang cukup luas ini dipenuhi pedagang.

Stasiun Depok Baru tergolong stasiun dengan banyak pedagang lebih dari 500 kios di seluruh area stasiun dan halaman. Saat penertiban stasiun ini tergolong berat, namun dengan dibantu POLRI dari Polres Depok serta unsur Brimob dan TNI yang diperbantukan di PT KAI, bisa dilakukan penertiban, sehingga stasiun menjadi tertib, bersih, aman dan nyaman.

Pada masa penertiban saat itu sedang ada Pilkada Jawa Barat, sehingga Parpol merah memasang bendera.

Bahkan salah satu calon Gubernur Jabar yang juga anggota DPR RI, yang mantan artis berperan Oneng ikut datang, orasi  membela pedagang, sehingga pembongkaran sempat tertunda beberapa saat, namun berkat kegigihan bagian Kamtib, Tim Biru dan semua unsur karyawan bisa membongkar ratusan kios.

Keberhasilan PT KAI mensterilkan bangunan liar telah memberikan pelayanan stasiun Depok Baru bisa tampil beda.
Halaman kanan kiri yang sebelumnya dipenuhi bangunan liar bisa dibongkar seluruhnya dan ditata apik.

Lahan parkir cukup luas di kanan kiri stasiun bisa dibangun dan menampung ribuan sepeda motor dan ratusan mobil yang dikelola oleh PT Reska, anak perusahaan PT KAI.

Akses stasiun Depok Baru cukup tersedia banyak. Angkot ke berbagai jurusan cukup tersedia dan dekat sehingga penumpang cukup jalan kaki sedikit bisa langsung naik sesuai tujuan.

Stasiun Depok Baru rencananya  akan dikembangkan lagi menjadi stasiun yang megah dengan membangun mall dan apartemen di sekitarnya.


12. Stasiun Depok.

Stasiun Depok juga dulunya dipenuhi pedagang di peron dan di plataran didirikan kios-kios. Untuk sterilisasi stasiun seluruh kios dibongkar, lingkungan ditata, dipasang gate-gate tiketing di pintu kanan kiri, sehingga akses penumpang cukup mudah.

Stasiun Depok tempat menyeberang memilih peron ada di ujung, sehingga stasiun Depok bisa langsung, begitu pintu masuk penumpang tinggal memilih peron sesuai kebutuhan.

DJKA waktu itu telah membangun underpass untuk penyeberangan orang di sisi selatan stasiun, sehingga bisa mengakomodasi warga sebelumnya menyeberang berjalan kaki lewat stasiun kini cukup lewat underpass.

Dari stasiun Depok para penumpang mudah melanjutkan ke tujuan dengan naik angkot yang tersedia dekat dengan stasiun, cukup jalan kaki bisa naik angkot ke tujuan.

Stasiun Depok telah diterilisasi dan dipasangi gate tiketing elektronik, sehingga meskipun bangunan tidak berubah, pemasangan gate dan penataan lingkungan stasiun menampakkan pelayanan yang modern.


13. Stasiun Citayam.

Selumnya stasiun ini sangat kumuh karena dipenuhi pedagang, dari dagangan buah, hingga perbaikan jam tersedia di stasiun ini.

Saat itu stasiun Citayam dikendalikan seorang preman, yang bisa mangatur pedagang boleh atau tidak berjualan.

Peron yang sempit makin sesak menyulitkan penumpang dengan hadirnya pedagang di peron. Halaman stasiun juga dipenuhi kios pedagang sehingga wajah stasiun tertutup bangunan dan menimbulkan kesan sangar, tidak tertib, tidak aman apalagi nyaman.

Oleh PT KAI semua ketidaktertiban diberesi. Kios-kios dibongkar sehingga kesempitan berubah menjadi keluasan. Bekas kios di depan dibuat teras dan dipasangi gate tiket elektronik sehingga menambah penampilan stasiun yang kini tampil steril, tertib, aman dan nyaman.

Pintu masuk stasiun Citayam dibuka diakses sisi barat dan timur untuk mempermudah penumpang. Sebelah barat juga dibikin parkiran sepeda motor. Sedangkan sisi timur dekat jalan raya sehingga memudahkan akses penumpang baik moda angkot ke berbagai jurusan.


14. Stasiun Bojong Gede.

Stasiun Bojong Gede termasuk stasiun sibuk dan menjadi kantong penumpang untuk lintas Bogor.

Dulunya stasiun ini kumuh dan banyak lubang tikus di kanan kiri. Stasiun ini ditertibkan.

Pedagang asongan dan kios-kios dibongkar sehingga steril.
Akses pintu masuk dan pintu keluar dibuat kanan kiri dibuatkan underpass untuk penyeberangan orang dan dipasangan gate tiket elektronik.

Wajah stasiun dirubah  dengan penambahan teras-teras di sisi kanan dan kiri. Sehingga wajahnya berubah total meskipun bangunan induk dan peron tidak berubah.

Gate pintu masuk dan keluar sebagai penanda perubahan atau modernisasi dipasang di stasiun Bojong Gede.

Stasiun Bojonggede terhubung dengan angkot berbagai jurusan,  jalan yang tidak lebar didepan stasiun sering menimbulkan kemacetan yang parah.

Ketidaktertiban di stasiun telah berubah menjadi pelayanan yang tertib, bersih dan indah dan berkeselamatan.


15. Stasiun Cilebut.

Stasiun Cilebut tidak berbeda dengan stasiun pada lintas Manggarai-Bogor. Kumuh tidak aman, tidak tertib dan tidak nyaman.

Stasiun Cilebut juga menjadi target penertiban Tim Pengamanan Daop 1 Jakarta.
Setelah dilakukan pembongkaran kios-kios stasiun Cilebut menjadi stasiun yang tertib.

Guna memberikan rasa aman kepada penumpang PT KAI membangun underpass untuk penyeberangan orang, sehingga tercipta keselamatan.
Stasiun Cilebut kondisnya juga dulu kumuh  seperti stasiun-stasiun di Jabodetabek pada umumnya.

Stasiun ini terletak dekat stasiun Besar Bogor yang merupakan akhir perjalanan KRL lintas Jakarta-Bogor.


16. Stasiun Besar Bogor.

Meskipun stasiun Besar, Bogor juga tidak terbebas dari pedagang asongan. Hanya saja para pedagang tidak berjualan di peron.

Mereka menempati lahan-lahan yang cukup luas di halaman. Membuat toko permanen di lahan PT KAI dengan kontrak tidak jelas.

Ketidaktertiban stasiun diberesi PT KAI. Bangunan-bangunan di sisi barat dibongkar semua. Juga di sisi timur dekat perlintasan sebidang juga dibongkar.

Setelah dibongkar kondisi stasiun menjadi lega, PT KAI mulai menata stasiun. Bekas bangunan di sisi barat dijadikan tempat parkir, bahkan saat ini dibuat parkir bertingkat.


Kemudian sebagian lahan terbuka dijadikan teras-teras pelayanan akses masuk keluar stasiun, sehingga alur keluar masuk menjadi luas, tertib, aman dan nyaman. Setelah gate masuk keluar dipasang menuju masuk emplasemen.

Untuk lalu lintas orang di stasiun Bogor tidak dibangun underpass. Kondisi peron KRL berhenti pada ujung peron menjadikan penumpang tidak perlu menyeberangi banyak jalur.
Penumpang bisa memilih peron mana sesuai KRL yang akan berangkat.

Sisi Timur Stasiun Bogor juga dirapihkan dibuat taman dan dibuat akses dengan batu granit ke arah jalan raya. Hanya saja Pemko Kota Bogor memfasilitasi pedagang UMKM di sisi kanan kiri akses masuk.

Meskipun ada pedagang namun mereka tertib, sehingga tidak membuat kumuh.
Bangunan Stasiun Besar Bogor dibangun bagus dan masuk cagar budaya.

PT KAI telah menata stasiun tempat akhir perjalanan KRL ini menjadi stasiun yang rapih, sehingga dapat menampilkan wajah indah stasiun kereta api.
Pemasangan gate elektronik di sisi selatan, barat dan sisi timur menjadikan stasiun Bogor pelayanannya modern, sehingga memperbaiki citra pelayanan PT KAI dan pemerintah.

Konektivitas angkutan kereta api dengan angkutan umum di Bogor cukup bagus. Ada akses angkutan angkot dan bus Trans Pakuan yang telah disediakan halte-hakte oleh Dishub Kota Bogor.

Di beberapa tempat juga dibangun flyover untuk pejalan kaki agar tidak terjadi kesemrawutan pejalan kaki. Sehingga menambah tertib Kota Bogor. ***

(###)
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek Libatkan BUMN dan Swasta
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek Libatkan BUMN dan Swasta
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek, BSD Bangun Stasiun Jatake
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek, BSD Bangun Stasiun Jatake
Urgen Bappenas Segera Bentuk BLU Perlintasan Sebidang
Urgen Bappenas Segera Bentuk BLU Perlintasan Sebidang
Modernisasi Stasiun Jabodetabek Libatkan BUMN
Modernisasi Stasiun Jabodetabek Libatkan BUMN
Modernisasi Perkeretaapian Dukung Pengembangan Perumahan
Modernisasi Perkeretaapian Dukung Pengembangan Perumahan