Modernisasi Stasiun Palmerah
Modernisasi Stasiun Palmerah
Akhmad Sujadi Pemerhati Transprotasi, Sosial dan Politik

Asal usul nama Palmerah, Jakarta Barat yang kini  menjadi kawasan terpadat di Jakarta karena sebagai  pusat pemukiman sampai pasar tradisional.

Palmerah dikenal karena di kawasan ini terdapat sebuah pasar tradisional yang sudah sejak lama menjadi tempat dagang sayuran dan buah-buahan.

Dikutip dari Encyclopedia Jakarta, kata Palmerah berasal dari kata Pal (artinya batas atau patok) yang berwarna merah. Menurut sejarah, pada masa lalu patok berwarna merah itu dijadikan batas wilayah kota Batavia ke arah Bogor.

Kini patok merah tersebut sudah tidak ada lagi, yang ada hanyalah patok berwarna hitam, putih, dan kuning di pinggir jalan raya terutama dekat rel dan stasiun kereta api.

Selain itu terdapat versi lain asal usul Palmerah, nama Palmerah diambil dari salah satu nama pohon palem merah yang berada di wilayah tersebut.

Stasiun Palmerah adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Jalan Palmerah Timur, Kelurahan Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Meskipun bernama Palmerah, stasiun ini tidak terletak di Kecamatan Palmerah, tetapi berada pada perbatasan antara Kecamatan Palmerah dengan Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat.

Setelah konstruksi jalur ganda elektrifikasi selesai dan KRL sudah beroperasi pada jalur ganda sampai stasiun Maja, Ditjen KA melanjutkan pembangunan fasilitas penumpang dengan modernisasi stasiun di lintas barat (Green Line).

Stasiun Palmerah merupakan prioritas utama, selain berada di tengah kota juga berdekatan dengan kantor wakil rakyat. Ada DPR, DPD dan MPR . Sejak tahun 2013 pembangunan stasiun dimulai dan selesai pada tahun 2014.

Menurut Dirjen Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko, revitalisasi Stasiun Palmerah bertujuan meningkatkan pelayanan kepada penumpang kereta api. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.48 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api.

Bangunan stasiun ini berdiri seluas 2.520 meter persegi dan didesain mendukung pengarusutamaan gender serta tetap mempertahankan bangunan bersejarah sebagai salah satu cagar budaya di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Perombakan atau renovasi wajah Stasiun Palmerah, meliputi pembangunan stasiun dan fasilitasnya, seperti jembatan penyeberangan orang, gate tiket, ruang menyusui, jalur untuk penyandang cacat serta empat eskalator dan dua lift guna memudahkan penumpang serta peningkatan layanan penumpang.


Peresmian Stasiun Palmerah dan Jalur Ganda Stasiun Duri - Stasiun Tangerang

Pada hari Senin tanggal 6 Juli 2015, Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan meresmikan pengoperasian Stasiun Palmerah yang telah selesai direnovasi sekaligus meresmikan jalur ganda antara Stasiun Duri - Stasiun Tangerang.
Pengembangan Kawasan  Area Stasiun Palmerah

Pemprov DKI Jakarta telah memiliki program penataan ulang kawasan Stasiun Palmerah, dan tidak dilakukan sendirian, tetapi berkolaborasi dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT MRT Jakarta (Perseroda) mewujudkan kawasan Stasiun Palmerah yang baru.

Selain itu, pada prosesnya juga melibatkan banyak pihak,  baik internal maupun eksternal Pemprov DKI dengan lebih dari 15 kolaborator.

(###)
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek Libatkan BUMN dan Swasta
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek Libatkan BUMN dan Swasta
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek, BSD Bangun Stasiun Jatake
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek, BSD Bangun Stasiun Jatake
Urgen Bappenas Segera Bentuk BLU Perlintasan Sebidang
Urgen Bappenas Segera Bentuk BLU Perlintasan Sebidang
Modernisasi Stasiun Jabodetabek Libatkan BUMN
Modernisasi Stasiun Jabodetabek Libatkan BUMN
Modernisasi Perkeretaapian Dukung Pengembangan Perumahan
Modernisasi Perkeretaapian Dukung Pengembangan Perumahan