Oleh : Akhmad Sujadi
Modernisasi Jalur KA Jakartakota-Tanjung Priok
Modernisasi Jalur KA Jakartakota-Tanjung Priok
Akhmad Sujadi Pemerhati Transprotasi, Sosial dan Politik

Belanda telah membangun jalur KA Jakarta Kota-Kampungbandan-Ancol-Tanjung Priok.

Jalur ini lama tidak beroperasi atau mati,  tidak ada KA yang  beroperasi. Saat itu jalur KA Jakarta Kota-Tanjung Priok rel-nya tertutup bangunan liar, selain tertutup bangunan rel juga tidak terlihat karena  tertutup sampah yang dibuang oleh warga selama bertahun-tahun dan menggunung.

Pada sekitar tahun 2007 hingga 2009 DJKA berhasil membangun kembali jaur KA ke Tanjung Priok. Saat itu DJKA dalam membuka kembali jalur KA ke Tanjung Priok mengawali dengan mengajak para pecinta KA untuk napak tilas yang dipimpin oleh Direktur Prasarana, saat itu Hermanto Dwiatmoko.

Guna memberi semangat kepada peserta napak tilas DJKA menyiapkan kaos dan topi serta kembali dari Tanjung Priok naik KLB. Karena kondisi track Tanjung Priok-Jakartakota belum bisa dilewati, maka KLB Tanjung Priok- Jakarta Kota lewat stasiun Pasarsenen.

Saat berangkat rombongan berjalan kaki sepanjang 12 km dengan pencinta KA, saat itu IRPS dan pencinta KA lainnya bahkan ada peserta dari Jepang. Para pecinta KA dikordinir oleh Humas PT. KAI Daop 1 dan Jabotabek mengawali jalan kaki dari Stasiun Jakarta Kota.

Rombongan ratusan pecinta KA ini seolah show force kepada  penghuni di kanan kiri bahkan di rel di tanah PT KAI yang mereka duduki. Sembari berjalan, rombongan pecinta KA ini membagikan surat peringatan kepada warga untuk membongkar bangunan.

Peringatan pembongkaran dari PT KAI yang dibagikan oleh pencinta KA ini direspon positif oleh warga yang tinggal di rel KA.

Setelah seminggu dibagikan, Humas melakukan pengecekan. Sebagian pemilik rumah liar membongkar bangunannya.

Saat itu Humas Daop 1 diikuti oleh salah satu TV swasta, yaitu  TPI yang sekarang berubah menjadi MNC yang aktif membantu sosialisasi pembongkaran bangunan liar di kanan kiri rel.

Seorang ibu yang tinggal di rel KA di Kampungbandan, saat itu mengenakan kalung cukup besar, oleh Humas dimintai tanggapan tentang rencana pengaktifan kembali rel KA Jakarta Kota-Tanjungpriok.

“Ibu sudah menerima surat dari PT. KAI?” tanya Humas.
“Alhamdulillah sudah. Saya siap membongkar bangunan ini. Saya berterima kasih kepada PT KAI yang telah memberikan kesempatan kepada saya tinggal di sini bertahun-tahun tanpa membayar. Karena ini mau dipakai yang punya tanah, kami ikhlas membongkar sendiri bangunan ini,” jawab seorang Ibu.
Jawaban ibu pemilik bangunan liar dishooting oleh TV, dan tayang pada berita sore harinya.

Karena tayangan di TV  itu orang-orang di sekitar rel yang pada melihat TV pada ikut rela membongkar sendiri bangunannya.

Pada hari-hari selanjutnya mereka membongkar sendiri bangunanya tanpa kekerasan, tanpa paksaan, rela ikhlas membongkar sendiri.


Humas Didatangi Preman dan FBR

Hari berikutnya Humas yang saat itu kantornya di Jakarta Kota kedatangan tamu beberapa orang preman yang rumahnya kena bongkar. Rombongan pertama dari Forum Betawi Rempug (FBR) Pademangan.
Seorang ketua dan sekretaris menghadap meminta pekerjaan proyek.

Oleh Humas ditawari membuang sampah yang menggunung, mereka sanggup. Untuk pengangkutan mereka minta tolong kepada Dinas Kebersihan DKI, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih murah.

Saat itu mereka mengajukan Rp40juta untuk mengeruk dan memuat ratusan ton sampah  ke truk. Karena kondisi sampah sudah menaun bau busuknya minta ampun. Sehingga bau menyengat ini membuat warga sekitar terganggu dengan kegiatan bongkar dan muat sampah ini.

Suatu siang Ibu-ibu berkumpul dan melakukan demo kepada FBR atas kegiatan bongkar sampah. Mendapat demo dari warga FBR menghubungi Humas untuk datang dan mengatasi demo Ibu-ibu.

Humas datang ke lokasi ibu-ibu menyampaikan keluhanya. Oleh Humas dijelaskan pembuangan sampah untuk menghilangkan bau secara permanen, sehingga nantinya bila sampah sudah terangkut semua lingkungan akan menjadi bersih dan bebas bau.

Setelah pembongkoran sampah selesai, guna melindungi lahan yang yang telah dibongkar diamankan dengan ditanami berbagai pohon. Saat itu program penanaman pohon oleh BUMN sedang digencarkan.

Melalui kegiatan CSR, BUMN memberikan tanaman kepada KAI/DJKA  yang saat itu membutuhkan pohon untuk ditanami di bekas lahan bongkaran.

Pada tahap awal PT Telkom membantu 500 pohon mangga dan pohon pelindung. Pohon itu ditanam di daerah Pademangan di lahan yang cukup luas.

Guna melindungi tanaman saat itu kami mengkaryakan FBR untuk menanam dan merawat pohon dalam 3 bulan. Penanaman bersama dilakukan oleh Dirjen Perkeretaapian saat itu Bpk. Wendy Aritenang bersama para pejabat DJKA dan beberapa karyawan PT KAI.


Preman Datang  Dan Menjadi Pegawai PT KAI 

Hari berikutnya dua orang preman datang ke kantor. Ia bernama Zaenudin dan Laode. Orang bugis dan telah lama menempati tanah PT KAI. Mereka datang meminta ganti rugi atas pembongkaran bangunannya.

Oleh Humas dijelaskan seharus berterima kasih menempati tidak dipungut bayaran.
Setelah mengobrol sekitar 20 menit akhirnya terjadi kesepakatan, mereka direkrut sebagai tenaga bantu bongkar bangunan liar.

Oleh DJKA sekumpulan preman ini dijadikan tim bantu bongkar pada proyek Jabotebek. Guna membangun kebersamaan dan sebagai identitas mereka dikasih kaos biru lengan panjang, dikasih celana levis dan helm proyek warna biru.

Oleh Pak Dirjen, Pak Wendy Ariteng, tim ini diberi nama “Tim Biru” yang pada proses selanjutnya Tim Biru ini menjadi andalan pembongakaran kios-kios di stasiun oleh PT KAI.

Mereka menjadi andalan dan penggempur pertama bangunan liar terutama yang bandel-bandel, mereka maju paling depan.
Pas sedang ramai-ramainya pembongkaran kios-kios di stasiun Jabodetabek kiprah Tim Biru sangat berperan.

Karena kinerja Tim Biru yang moncer dan berperan bagi perubahan di PT KAI, para mantan preman Tanjung Priok ini akhirnya bisa diangkat menjadi pegawai organik PT KAI. Saat itu Dirut Ignasius  Jonan menghargai hasil kerjanya sehingga meskipun ijazahnya SD mereka diangkat menjadi pegawai PT KAI.


Peresmian Stasiun Tanjung Priok

Bangunan stasiun Tanjung Priok merupakan bangunan heritage. Bangunanya megah semua fasilitas pelayanan pada masanya cukup bagus.

Ruang-ruang di stasiun Tanjung Priok didesain bagus sehingga sisa-sisa bangunan yang diresmikan pengoperasinya pada 6 April 1925 ini masih kokoh.

Meskipun bangunan megah kondisi stasiun Tanjung Priok saat itu sangat tidak terawat. Ruangan dikuasai preman dijadikan kamar-kamar untuk menampung calon penumpang kapal laut untuk menunggu keberangkatan kapal.

Mereka menyewa kamar-kamar dengan harga terjangkau kepada para preman.
Ruang-ruang stasiun juga ada yang dipergunakan untuk tempat karaoke.

Sedangkan emplasemen dibangun gubug-gubug liar untuk tempat pelacuran yang diknal dengan “Pela-pela.”

Guna memulihkan kondisi stasiun, Humas Daop 1 bersama Tim Biru menginisiasi pembongkaran dan penertiban bangunan kamar-kamar penginapan, gubug-gubug liar. Dalam 6 bulan kondisi stasiun telah pulih menjadi stasiun yang bersih, megah dan asri.

Pada tahun 2009 Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan kembali stasiun Tanjung Priok yang telah selesai direnovasi. Guna menambah kegiatan di stasiun Tanjung Priok juga dilengkapi taman baca untuk anak-anak di sekitar stasiun yang dikelola oleh Ibu-Ibu istri Kabinet Indonesia.


Pengoperasian KRL Jakartakota-Tanjung Priok

Upaya keras DJKA memulihkan jalur KA dari Jakartakota-Tannjung Priok akhirnya kesampaian, jalur KA yang sudah mati tertutup bangunan liar, terutup sampah akhirnya bisa dipergunakan lagi.

Kekhawatiran demo para sopir angkot bisa dicegah karena pengoperasian KRL Jakarta Kota-Tanjung Priok  sesuai kebutuhan masyarakat.

PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) akhirnya kembali mengoperasikan kereta rangkaian listrik (KRL) lintas Jakarta Kota-Tanjung Priok. Rute ini kembali dioperasikan setelah hampir 20 tahun tidak digunakan.

Setiap harinya akan ada enam perjalanan KRL di lintasan tersebut.
“Perjalanan dari stasiun Jakarta Kota menuju Tanjung Priok maupun sebaliknya akan ditempuh dalam waktu 20 menit,” ungkap Eva Chairunisa, Humas PT KCJ dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/12--2015).

Nantinya rute Jakarta Kota - Tanjung Priok akan melewati tiga stasiun yaitu Jakarta Kota, Kampung Bandan dan berakhir di Tanjung Priok.

Menurut Eva, untuk sementara KRL tidak akan singgah di stasiun Ancol karena masih berlangsung proses revitalisasi dan perpanjangan peron.

Dengan pengoperasian kembali rute ini, perseroan juga telah menyediakan sarana pelayanan penumpang pendukung di Stasiun Tanjung Priok seperti loket, gate e-tiketing, toilet, musholla, petugas keamanan dan petugas kebersihan.

Berikut jadwal perjalanan KRL lintas Jakarta Kota - Tanjung Priok PP pada awal beroperasi:
Keberangkatan Stasiun Jakarta Kota:
1. KA 2318, berangkat pukul 11.40 WIB
2. KA 2322, berangkat pukul 13.05 WIB
3. KA 2326, berangkat pukul 14.25 WIB
Keberangkatan Stasiun Tanjung Priok:
4. KA 2319, berangkat pukul 12.30 WIB
5. KA 2323, berangkat pukul 13.55 WIB
6. KA 2331, berangkat pukul 16.30 WIB ***

(###)
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek Libatkan BUMN dan Swasta
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek Libatkan BUMN dan Swasta
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek, BSD Bangun Stasiun Jatake
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek, BSD Bangun Stasiun Jatake
Urgen Bappenas Segera Bentuk BLU Perlintasan Sebidang
Urgen Bappenas Segera Bentuk BLU Perlintasan Sebidang
Modernisasi Stasiun Jabodetabek Libatkan BUMN
Modernisasi Stasiun Jabodetabek Libatkan BUMN
Modernisasi Perkeretaapian Dukung Pengembangan Perumahan
Modernisasi Perkeretaapian Dukung Pengembangan Perumahan