Gempa Magnitudo 4,8 di Sumedang Sebabkan Dinding Terowongan Kembar Tol Cisumdawu Retak
Gempa Magnitudo 4,8 di Sumedang Sebabkan Dinding Terowongan Kembar Tol Cisumdawu Retak
Terowongan kembar Tol Cisumdawu retak akibat gempa Sumedang. (Foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Terowongan kembar Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) memgalami keretakan dipicu oleh gempa magnitudo 4,8 di Sumedang, Jawa Barat, Minggu (31/12/2023) malam.

Tak hanya terowongan Tol Cisumdawu, gempa bumi sebanyak tiga kali di Kabupaten Sumedang pada penghujung tahun 2023 itu juga menyebabkan terjadinya keretakan di beberapa lokasi, termasuk dinding RSUD setempat.

"Gempa bumi yang M 4.8 (ketiga) menyebabkan adanya sedikit keretakan di dinding Terowongan Kembar Tol Cisumdawu," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Senin (01/01/2024).

Pihak pengelola melakukan asesmen dan tindakan lainnya yang dianggap perlu. Namun atas keretakan itu, dipastikan sementara tidak mengganggu lalu lintas dan kondisi masih aman terkendali," sambungnya.

Gempa bumi tersebut juga turut menyebabkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kecamatan Sumedang Selatan mengalami kerusakan ringan di bagian langit-langit dan keretakan pada dinding.

Pihak Pemerintah Kabupaten Sumedang telah meminta agar seluruh pasien dan petugas RS keluar sementara dari gedung sebagai antisipasi hingga keadaan dapat dipastikan aman.

Diketahui, pada periode pergantian tahun, terjadi tiga kali gempa bumi di Sumedang, yakni berkekuatan 4.1 magnitudo pada pukul 14.35 WIB, 3.4 magnitudo pada pukul 15.38 WIB dan 4,8 magnitudo pada pukul 20.34 WIB.

Hasil rekaman data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi yang pertama dengan kekuatan M 4.1 berpusat di 6.48 LS dan 107.93 BT pada kedalaman 10 kilometer.

Gempa kedua berkekuatan M 3.4 pada kedalaman 6 kilometer berada di titik 6.84 LS dan 107.34 BT, dan yang ketiga (main shoke) atau M 4.8 berdekatan dengan pusat gempa bumi sebelumnya yakni di 6.85 LS dan 107.94 BT dengan kedalaman 5 kilometer.

Berdasarkan hasil analisa Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif Cileunyi - Tanjungsari yang disimpulkan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG.

Menurut data Badan Geologi, Sesar Cileunyi - Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun.

(Jyg)
BMKG: Cuaca Panas di Indonesia Bukan Akibat Heatwave
BMKG: Cuaca Panas di Indonesia Bukan Akibat Heatwave
Pasca Gempa Garut 6.2, BMKG: Waspada Potensi Longsor dan Banjir Bandang Mengintai Sukabumi hingga Bandung
Pasca Gempa Garut 6.2, BMKG: Waspada Potensi Longsor dan Banjir Bandang Mengintai Sukabumi hingga Bandung
Jokowi Resmikan Rekonstruksi 147 Bangunan Pascagempa Sulbar
Jokowi Resmikan Rekonstruksi 147 Bangunan Pascagempa Sulbar
Hari Ini Sejumlah Wilayah di Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan Sedang Hingga Lebat
Hari Ini Sejumlah Wilayah di Indonesia Berpotensi Diguyur Hujan Sedang Hingga Lebat
Waspada Cuaca Ekstrem, Kepala BMKG Imbau Pemudik Pantau Informasi Cuaca Sebelum Mudik Lebaran
Waspada Cuaca Ekstrem, Kepala BMKG Imbau Pemudik Pantau Informasi Cuaca Sebelum Mudik Lebaran