
Jakarta, MERDEKANEWS -- Ambruknya proyek infrastruktur dibeberapa lokasi terkuak. Ternyata pemerintah pelit dalam melibatkan pekerjaan kepada pihak swasta.
Hampir semua proyek pemerintah digarap oleh BUMN. Dampaknya adalah para BUMN kelebihan pekerjaan. Pelitnya pemerintah bukan hanya berdampak pada hasil kerja tapi saat ini banyak kontraktor swasta terutama kontraktor lokal berskala kecil gulung tikar.
Seluruh kontrak konstruksi yang dikerjakan oleh BUMN hanya dilakukan oleh BUMN itu sendiri bersama anak-anak usahanya.
"Mereka (BUMN) mengoptimalkan grup mereka, semua mereka kerjakan sendiri," kata Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Errika Ferdinata seperti dikutip dari detik.com Jumat (9/3/2018).
Ia menyebut, hal itu justru menimbulkan banyak kerugian. Pertama, bagi BUMN itu sendiri, beban konstruksi yang berlebihan membuat mereka keteteran.
Bagaimana tidak, para BUMN banyak melakukan pekerjaan konstruksi. Padahal, jumlah tenaga kerja dan ketersediaan alat berat pendukung konstruksi tentu ada batasnya. Begitu batas itu terlewati, maka BUMN yang bersangkutan tak akan maksimal mengerjakan proyek konstruksi yang dikerjakan.
Hal itu tercermin dari maraknya kecelakaan konstruksi yang terjadi belakangan ini. ''Jadi yang ditunjuk itu (BUMN yang ditugaskan bangun infrastruktur) overload, kebanyakan proyek. Jadi keteteran dan sampai-sampai nggak ada backup," tegas dia.
(Sam Hamdan)