Kuota Naik Tahun Ini Tapi Kenapa Elpiji 3 Kg Langka?
Kuota Naik Tahun Ini Tapi Kenapa Elpiji 3 Kg Langka?
Ilustrasi. (foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merespons kelangkaan elpiji 3 kilogram yang terjadi di sejumlah daerah. Kemen ESD melihat adanya kemungkinan masalah di distribusi LPG bersubsidi 3 tersebut.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menyebut, tak ada masalah dari sisi pasokan yang membuat sejumlah daerah dilaporkan mengalami kelangkaan elpiji 3 Kg.

Jumlah alokasi untuk elpiji bahkan mengalami kenaikan untuk 2023 ini. Artinya, kata Tutuka seperti dilansir dari liputan6.com, tak ada masalah dari sisi pasokan ke pangkalan.

"Bukan jumlah elpiji nya yang kurang ya. Kita aja nambah kuota kok buat tahun ini. Ini soal distribusinya aja yang bermasalah," kata Tutuka, Senin (31/07).

Dia menekankan ada masalah distribusi. Misalnya, proses distribusi dari pangkalan ke agen-agen hingga pengecer. Dengan butuh waktu distribusi, dia membantah ada kelangkaan akibat dari pasokan yang sedikit.

"Bukan kelangkaan, tapi distribusinya yang kurang cepat atau kurang bagus. Elpijinya ada, ini distribusinya saja yang ke tempat (pengecer) agak sulit," ungkapnya.

Informasi, proses distribusi ini menjadi tanggung jawab dari Pertamina. Tutuka menilai ada proses sosialisasi yang kurang optimal. Sebut saja, ada kebijakan 80 persen penjualan elpiji 3 kg disalurkan lewat pangkalan dan agen, sementara 20 persen sisanya baru dialokasikan melalui pengecer.

Menyambung lagi, saat ini pemerintah melalui Pertamina tengah membuka registrasi bagi konsumen elpiji 3 kg 3 kg. Masyarakat perlu mendaftarkan KTP-nya untuk bisa membeli elpiji 3 kg bersubsidi dari pangkalan.

"Ada sosialisasi yang kurang kencang, sehingga mereka jumlah pengever kurang, problem di sana, di daerah tertentu. Jadi saya respons ini harus ditangani dengan baik, jadi enggak bisa suruh saja masyarakat ke pangkalan," bebernya.

"Kita paham betul misalkan di daerah tertentu itu tidak tepat sasaran, itu dipakai buat rumah makan atau warung. Jadinya kurang terus, itu menurut saya tidak tepat sasaran," sambung Tutuka.

Lebih lanjut, Tutuka meminta Pertamina untuk mengkaji skema penyakuran elpiji 3 kg 3 kg ini. Utamanya distribusi ke daerah-daerah terpencil.

Menurutnya, masyarakat di sejumlah daerah bakal kesulitan jika harus membeli elpiji 3 kg 3 kg langsung ke pangkalan sesuai dengan alur pembelian setelah melakukan registrasi.

"Saya suruh turun ke bawah agar membantu masyarakat, karena kan pengecer makin mengecil (jumlahnya), nah Pertamina harus menangani distribusi itu," kata dia.

Tutuka menegaskan, sebetulnya proses registrasi ini untuk melakukan pendataan agar penyaluran sesuai dengan target yang ditetapkan. Pada akhirnya, penyaluran nantinya tidak akan menyasar kelompok dalam kategori mampu.

Tercatat, pada 2023 kuota elpiji tabung 3 kg sebesar 8,00 juta MT termasuk cadangan 0,5 MT. Sementara itu,  realisasi  penyaluran elpiji tabung 3 kg pada tahun 2022 mencapai 7,80 juta MT.

(Jyg)
Universitas Pertamina Gandeng Eastern Switzerland University Kembangkan Vokasi Hijau di IKN
Universitas Pertamina Gandeng Eastern Switzerland University Kembangkan Vokasi Hijau di IKN
Pertamina Grup Raih 7 Penghargaan SPS Awards 2024, Majalah dan Website Jadi Andalan Keterbukaan Informasi
Pertamina Grup Raih 7 Penghargaan SPS Awards 2024, Majalah dan Website Jadi Andalan Keterbukaan Informasi
Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan Kementerian LHK 2024
Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan Kementerian LHK 2024
Peresmian Rumah BUMN Pekanbaru: Langkah Pasti Erick Thohir Berdayakan UMKM Lokal
Peresmian Rumah BUMN Pekanbaru: Langkah Pasti Erick Thohir Berdayakan UMKM Lokal
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2!
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2!