Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan RI: Visi Unhan RI, Menjadi Universitas Berbasis Riset Bertaraf internasional
Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan RI: Visi Unhan RI, Menjadi Universitas Berbasis Riset Bertaraf internasional
Focus Group Discussion yang diselenggarakan Program Studi Ketahanan Energi, Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan RI,

Jakarta, MERDEKANEWS - Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan RI, Mayor Jenderal TNI Dr. Agus Winarna, S.I.P., M.Si., M.Tr. (Han), didampingi Kepala Program Studi Magister Ketahanan Energi Fakultas Manajemen Pertahanan Unhan RI, Dr. Sri Murtiana, S.Sos., M.M. membuka Focus Group Discussion yang diselenggarakan Program Studi Ketahanan Energi, Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan RI, Kamis (27/7).

Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan RI, Mayor Jenderal TNI Dr. Agus Winarna, S.I.P., M.Si., M.Tr. (Han) mengatakan bahwa kegiatan Focus Group Discussion dengan tema Keterkaitan Ketahanan Air, Energi dan Pangan (Water, Energy and Food Security Nexus) dalam Memperkokoh Ketahanan Nasional ini bertujuan untuk melengkapi materi-materi program seminar umum yang setiap tahun dilaksanakan dengan research study dan berbagai diskusi-diskusi dalam seminar yang berkolaborasi dengan para akademisi yang memiliki bidang manajemen pertahanan. 

"Kegiatan ini digunakan untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman para mahasiswa, serta memberi gambaran implementasi ilmu yang telah didapat untuk melakukan penelitian sesuai prodinya," kata Mayor Jenderal TNI Dr. Agus Winarna, S.I.P., M.Si., M.Tr. (Han).

Mayor Jenderal TNI Dr. Agus Winarna berharap melalui kegiatan Focus Group Discussion ini, seluruh peserta FGD yang hadir dan utamanya mahasiswa dapat memahami strategi dan kebijakan yang sudah, sedang dan yang akan diambil oleh pemerintah dalam tata kelola sumber daya nasional untuk mencapai target dan juga capaian di masa mendatang.

Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan RI juga mengharapkan kolaborasi yang berkesinambungan dalam penelitian dan pengembangan di hari-hari mendatang antara insan energi Universitas Pertahanan RI dengan Kementerian atau Lembaga terkait, dalam upaya memperkokoh ketahanan nasional. 

"Hal ini penting karena merupakan bagian dari visi Unhan RI, Menjadi Universitas berbasis riset bertaraf internasional serta dengan adanya kolaborasi dapat mewujudkan cita-cita serta memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara," katanya.

Dalam kesempatan itu, Direktur Jenderal EBTKE, Kementerian ESDM RI, Dr. Ir. Dadan Kusdiana, M.Sc. mengatakan, Indonesia memiliki potensi EBT yang besar, tersebar, dan beragam untuk mendukung ketahanan energi nasional dan pencapaian target bauran EBT. Air, pangan dan energi adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dan dihindari dalam kehidupan sehari-hari. 

"Dahulu, Indonesia kaya dari aspek minyak dan gas bumi dimana produksinya banyak namun yang digunakan dalam negeri justru sedikit. Namun saat ini kondisinya terbalik, produksinya semakin sedikit dan konsumsi di dalam negeri semakin banyak," kata Dadan Kusdiana yang membawakan materi "Kebijakan, Tantangan dan Strategi Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan untuk Mendukung Ketahanan Energi Nasional."

Dikatakannya, jika saat ini Indonesia tengah menghadapi persoalan kelebihan pasokan (over supply) listrik. Secara umum, kelebihan pasokan listrik ini terjadi di semua wilayah. Akan tetapi yang paling signifikan terjadi di Pulau Jawa. Akibatnya, persoalan ini memberikan dampak pada aspek yang lain. EBT yang ingin didorong oleh pemerintah tertahan dan menuggu pasokan listrik yang berlebihan dapat digunakan terlebih dahulu oleh masyarakat. 

"Kombinasi kebijakan dari aspek penggunaan listrik dilakukan untuk menaikan permintaan (demand). Oleh karena itu, pemerintah berupaya menggenjot program kendaraan listrik, pemanfaatan listrik di bidang pertanian, dan pemanfaatan listrik dalam rumah tangga. Pemerintah sudah menetapkan net zero emission (NZE) pada tahun 2060, sehingga diperlukan upaya bersama untuk menurunkan emisi dalam setiap proses kegiatan ekonomi," kata Dr. Ir. Dadan Kusdiana, M.Sc.

Sementara, Direktur Irigasi dan Rawa Ditjen SDA, Kementerian PUPR RI, Dr. Ismail Widadi, S.T., M.Sc. yang membawakan materi tentang "Potensi Sumber Daya Air dan Tantangan Pengelolaan dalam Mewujudkan Ketahanan Air secara Berkelanjutan," mengatakan bahwa Indonesia menghadapi isu dan tantangan dalam mendukung ketahanan air dimana belum amannya sumber air baku. Terutama air tanah yang masih menjadi isu dan tantangan dalam pemenuhan kebutuhan air di Indonesia. Secara garis besar, sebagai contoh di DKI Jakarta, ekstraksi air tanah memiliki porsi sebesar 46% dari pemenuhan kebutuhan air domestik yang diukur pada tahun 2018. 

"Di sisi lain, penggunaan air tanah juga perlu diperhatikan karena kualitasnya yang tidak terkontrol, sebagai contoh, 45% wilayah Jakarta memiliki air tanah dengan kualitas kritis bahkan tercemar bakteri Escherichia coli," kata Dr. Ismail Widadi, S.T., M.Sc.

Dia pun mengungkapkan, jika kurangnya infrastruktur penyedia air baku juga menjadi isu dan tantangan dalam pemenuhan kebutuhan air di Indonesia. Hanya 34% dari total kebutuhan domestik dan industri yang telah terpenuhi, namun masih terdapat kelebihan air baku yang belum termanfaatkan. 

"Dari seluruh total Kabupaten dan Kota di Indonesia, hanya ada 30% Kabupaten/Kota yang kebutuhan air bakunya 100% terpenuhi oleh infrastruktur penyedia air baku, maka dari itu pembangunan infrastruktur penyediaan air baku perlu menjadi perhatian khusus untuk ketahanan air di Indonesia," katanya.

Pembicara lainnya, Direktur PPHTP Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI, Batara Siagian, S.P., M.A.B. yang menyajikan topik "Strategi Ketahanan Pangan dalam Menghadapi Krisis Global Melalui Pengelolaan Sumber Daya Nasional" mengatakan, perspektif global yang terjadi saat ini indikasinya adalah akan terjadi peningkatan pemenuhan kebutuhan pangan, energi, dan air. Faktor utama yang memicu adalah meningkatkan jumlah penduduk, semakin terbatasnya energi fosil dan meningkatnya pemanasan global. Ketiga faktor ini perlu dilakukan pengawasan terkait seperti apa perubahan yang terjadi.

"Jika ada beberapa negara yang berusaha menjadi sponsor untuk pemenuhan kebutuhan pangan. Sementara itu, apabila dilihat dari perpektif nasional, Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang cukup kuat untuk memenuhi sebagian kebutuhan strategis. Pilihan kebijakan yang seharusnya dibangun adalah mewajibkan sektor pertanian dalam arti luas sebagai tata kelola di semua pemerintahan," kata Batara Siagian, S.P., M.A.B.

Kegiatan yang berlangsung secara hybrid dari Kampus Pascasarjana Unhan RI di Jakarta Pusat dimoderatori Dr. Ir. Imam Supriyadi, M.M dihadiri Pejabat Eselon I, II dan III Unhan RI, Dosen di lingkungan Unhan RI, serta Mahasiswa Program Studi Magister Ketahanan Energi hingga Mahasiswa prodi lainnya lingkungan Unhan RI. 

Kegiatan Focus Group Discussion ini diakhiri dengan pemberian sertifikat secara simbolis oleh Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan RI, Mayor Jenderal TNI Dr. Agus Winarna, S.I.P., M.Si., M.Tr. (Han) sebagai penghargaan dan ucapan terima kasih setinggi-tingginya atas kesediaan narasumber untuk segala ilmu pengetahuan dan pengalaman yang diberikan kepada para mahasiswa hingga civitas akademika Unhan RI yang mengikuti kegiatan ini.

(Doddi)