Prancis Semakin Membara, Belum Ada Tanda Kerusuhan Mereda
Prancis Semakin Membara, Belum Ada Tanda Kerusuhan Mereda
Kerusuhan di Prancis. (Foto: istimewa)

Jakarta, MERDEKANEWS -- Prancis sedang dilanda kerusuhan dipicu penembakan oleh polisi terhadap remaja berusia 17 tahun bernama Nahel Merzouk di Paris pada Selasa (27/06) lalu.

Hingga Minggu (02/07) kemarin, alih-alih mereda, kerusuhan justru semakin membara dan meluas ke berbagai wilayah. Massa melakukan penjarahan di beberapa wilayah Prancis.

Namun sejauh ini sebanyak 4.500 personel polisi belum bisa meredam amarah massa. Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin dalam cuitannya, Sabtu malam menyampaikan 200 polisi anti huru hara akan dikerahkan di kota pelabuhan Marseille.

Penjarahan terjadi di sejumlah kawasan bisnis Kota Marseille, termasuk di toko senjata. Sekitar 30 anak muda masuk ke toko dan mencuri empat senapan berburu. Tidak ada amunisi yang dicuri dan polisi sudah menangkap satu orang. Polisi kini telah menjaga di toko senjata tersebut.

Sementara Wali Kota Lyon, Grégory Doucet menyerukan bala bantuan polisi setelah kerusuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kota tenggara itu di mana terjadi penjarahan berlangsung berjam-jam.

"Diganggu oleh kerusuhan dengan intensitas, degradasi, dan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Doucet saat jumpa pers di balai kota.

Kementerian dalam negeri mengatakan akan mengirim unit CRS yang terdiri dari sekitar 60 polisi khusus menangani kerusuhan perkotaan.

Menurut laporan BFMTV mengutip sumber polisi, empat petugas di wilayah Rhône menyebut telah ditembak dan terluka ringan akibat orang-orang yang membawa senapan.

"Kami telah melewati batas. Kami belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya di sini dan ini sangat memprihatinkan," kata seorang anggota polisi wilayah Rhône seperti dikutip BFMTV.

Menurut sejumlah laporan, massa terus turun ke jalan-jalan kota besar dan kecil, bentrok dengan polisi, meskipun Presiden Emmanuel Macron menyeru orang tua untuk menjaga anak-anak di rumah.

Dilaporkan ada 577 kendaraan dan 74 bangunan yang dibakar oleh pengunjuk rasa. Total 871 insiden kebakaran dilaporkan terjadi di jalan-jalan dan ruang publik lainnya.

Kerusuhan itu berdampak pada rencana kunjungan Macron ke Jerman. Macron dijadwalkan terbang ke Jerman pada Minggu malam untuk berkunjung ke Berlin dan dua kota Jerman lainnya.

"Mengingat situasi keamanan internal, Presiden (Macron) mengatakan dia ingin tinggal di Prancis selama beberapa hari mendatang," ucap Kantor Macron saat berbicara dengan Kantor Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier.

(Jyg)
Firendly Match Prancis vs Jerman: Deschamps Pede Les Blues Lebih Digdaya Ketimbang der Panzer!
Firendly Match Prancis vs Jerman: Deschamps Pede Les Blues Lebih Digdaya Ketimbang der Panzer!
Koperasi Inovac Ekspor Komoditas Unggulan Minyak Nilam Aceh Ke Prancis
Koperasi Inovac Ekspor Komoditas Unggulan Minyak Nilam Aceh Ke Prancis
PLN Gandeng Perusahaan Hidrogen Prancis Kembangkan Pembangkit Fuel Cell Hybrid
PLN Gandeng Perusahaan Hidrogen Prancis Kembangkan Pembangkit Fuel Cell Hybrid
Presiden Jokowi Luncurkan dan Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik
Presiden Jokowi Luncurkan dan Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik
Susul Tuan Rumah Jerman, Prancis, Portugal dan Belgia Lolos ke Euro 2024
Susul Tuan Rumah Jerman, Prancis, Portugal dan Belgia Lolos ke Euro 2024