Raja Koran Ini Makin Serius Garap Bisnis Kelapa Sawit
Raja Koran Ini Makin Serius Garap Bisnis Kelapa Sawit

Jakarta, MERDEKANEWS - Perkembangan bisnis sawit di tanah air, benar-benar menggiurkan. Tahun lalu, nilai ekspornya menclok di angka US$ US$22,97 miliar. Tak salah bila PT Jawa Pos Agro, anak usaha Jawa Pos Grup yang dikenal sebagai raja koran, melakukan ekspansi bisnis sektor ini.  

Kemarin (Senin, 12/2/2018), PT Bank Permata Tbk memberikan pinjaman Rp180 miliar untuk bisnis sawit PT Dharmasraya Palma Sejahtera, anak usaha PT Jawa Pos Agro. Atau boleh dibilang cucu bisnisnya Grup Jawa Pos.

Rencananya, dana utangan ini dialokasikan untuk pembangunan pabrik kelapa sawit berkapasitas 30 ton TBS per jam, pembibitan, serta modal kerja perusahaan. Penandatanganan akad kredit dilakukan Darwin Wibowo, Direktur Wholesale Banking Bank Permata. Dia bilang: "Bank Permata telah menjalin hubungan dengan Grup Jawa Pos sejak lama sehingga mau berpartisipasi dalam pembiayaan unit usaha perkebunan sawit yang baru dirintisnya."

Sementara Direktur Jawa Pos Agro, Linggar Mulyono menjelaskan, dana pinjaman sebesar Rp 180 miliar  akan digunakan sebagai modal kerja Rp10 miliar dan investasi Rp170 miliar.  Ancang-ancang Jawa Pos Agro, kata dia, memperluas areal perkebunan kelapa sawit dari target semula 6.000 hektar, naik menjadi 9.000 hektar sampai 2020. Selain itu, sebagian dana tersebut akan dimanfaatkan untuk mengerek kapasitas produksi pabrik pengolahan minyak sawit dari 30 menjadi 60 ton TBS per jam.

Asal tahu saja, Grup Jawa Pos menekuni bisnis sawit sudah sejak 2013. Lokasi yang dipilih berada di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Kala itu, perseroan menggelontorkan modal kerja senilai Rp350 miliar untuk pembebasan lahan, operasional untuk dua area perkebunan dan operasional pabrik.

Tirza Samola, Komisaris Jawa Pos Agro, mengatakan, sebagai pemain baru di industri kelapa sawit, pinjaman dari Bank Permata akan sangat bermanfaat untuk mengerek naik kapasitas pabrik. "Dalam menjalankan usaha ini, kami akan berkonsentrasi penuh pada mutu CPO yang dihasilkan, biaya produksi yang efektif dan bermitra dengan masyarakat terjalin saling menguntungkan," kata Tirza seperti dilansir dari Harian  Bisnis Indonesia.

Sedangkan Head Senior Vice President Bank Permata, Lia Indriani menambahkan, pinjaman tersebut memiliki jangka waktu bervariasi. Berkisar 5 sampai 8 tahun untuk kredit investasi, dan 1 tahun untuk kredit modal kerja.

“Kami sudah pernah kasih pembiayaan ke perkebunan kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit, jadi ini penambahan dari portofolio yang sudah ada. Sejauh ini tidak ada permasalahan kredit dengan industri sawit. Saat harga lagi bagus seperti ini seharusnya nasabah kami bagus semua,” tutur Lia.

#KelapaSawit#JawaPos#GAPKI#

(setyaki purnomo)
Kemenperin Pacu Nilai Tambah Kelapa Sawit Penuhi Kebutuhan Industri Batik
Kemenperin Pacu Nilai Tambah Kelapa Sawit Penuhi Kebutuhan Industri Batik
Dr Lukman Gunarto Beri Tips Penggunaan Pupuk Cair AGPI untuk Perkebunan dan Replanting Sawit
Dr Lukman Gunarto Beri Tips Penggunaan Pupuk Cair AGPI untuk Perkebunan dan Replanting Sawit
Industri Kelapa Sawit Komitmen Capai NZE Lewat Hilirisasi dan Pengelolaan Biomassa Berkelanjutan
Industri Kelapa Sawit Komitmen Capai NZE Lewat Hilirisasi dan Pengelolaan Biomassa Berkelanjutan
Kemenperin Pacu Diversifikasi Produk Kelapa Sawit, Manfaatnya Sampai ke Industri Kerajinan dan Batik
Kemenperin Pacu Diversifikasi Produk Kelapa Sawit, Manfaatnya Sampai ke Industri Kerajinan dan Batik
Indonesia Soroti Potensi Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan dari Kelapa Sawit
Indonesia Soroti Potensi Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan dari Kelapa Sawit