Anak Krakatau Naik Level, Indonesia Care Siagakan Relawan Pesisir
Anak Krakatau Naik Level, Indonesia Care Siagakan Relawan Pesisir
Kegiatan trauma healing Indonesia care di kawasan pesisir selat Sunda untuk korban gempa di Panimbang

Jakarta MERDEKANEWS -- Masyarakat Panimbang, Pandeglang mulai merasakan adanya peningkatan aktifitas Gunung Anak Krakatau yang sejak beberapa hari terakhir terus menampakkan aktifitas seismik dan vulkaniknya.

Suara gemuruh dan hujan abu mulai dirasakan kawasan pesisir. "Kita kadang sulit tidur. Lebih waspada. Suara gemuruh dan dentuman saat malam dan cuaca hujan sering terdengar dari puncak gunung anak Krakatau. Tapi masyarakat sepertinya sudah menganggap biasa," ujar Relawan Indonesia Care yang juga warga pesisir Panimbang, Siti Nurkhafsoh, Selasa (26/4).

Getaran seismik, lanjut Siti juga kadang terasa dan semakin rutin dirasakan masyarakat. " Pasir abu vulkanik juga sudah mulai turun tipis-tipis bila arah angin mengarah ke sini," imbuhnya.

Selain Siti, Imron warga Pandeglang lainnya juga mengaku adanya kekhawatiran atas peningkatan aktivitas vulkanik anak krakatau. "Beberapa kali gempa kami rasakan disini. Kami khawatir gempa-gempa yang sering terjadi dan bersumber dari patahan Cesar di selatan pulau Jawa itu dapat membangunkan anak Krakatau dan kembali menimbulkan letusan hebat seperti tahun 1883 lalu," ujar Relawan dari Brigade Relawan Nusantara (BRN) yang juga Ketua RT di kampung Jalupang, Desa Citereup, kabupaten Pandeglang tersebut.

Menanggapi hal itu, Managing Director lembaga kemanusiaan Indonesia Care Rahadiansyah mengaku saat ini siaga dan terus memantau kondisi anak Krakatau melalui para relawan pesisirnya. " Selain memantau melalui cctv dan menara pantau PVMBG, kami juga menerjunkan tim relawan lokal yang tinggal di pesisir untuk memantau kondisi. Bila eskalasi gunung meningkat, relawan akan membantu pemerintah, Basarnas, BNPB dan lembaga lainnya untuk mengarahkan masyarakat menuju jalur-jalur evakuasi menjauh dari kawasan bibir pantai," ujarnya.

Selain itu, lanjut pria yang akrab disapa Anca itu menghimbau masyarakat tidak panik namun tetap waspada. Ia meminta masyarakat ikuti tips yang ia berikan. "Siagakan selalu tas yang sudah terisi kebutuhan darurat seperti alat P3K, senter, baju, jas hujan, peralatan mandi, copy dokumen penting serta kebutuhan makanan siap santap dalam satu tas siaga bencana. Taruh tas di dekat akses keluar rumah dan mudah terlihat," ujarnya.

Bagi warga pesisir, perhatikan dengan jeli tinggi muka air laut. "Bila terjadi penyusutan tiba-tiba dalam waktu singkat, segera evakuasi keluarga ke lokasi yang lebih tinggi dan jauhi bibir pantai. Sedapat mungkin bergerak menjauh hingga dipastikan aman. Siagakan kendaraan motor atau mobil dengan BBM selalu full. Jangan taruh benda-benda yang bisa menghambat jalan evakuasi. Selalu lapangkan jalannya," kata mantan Relawan sejumlah lembaga kemanusiaan tersebut.

Anca meminta para relawan mengingatkan masyarakat agar tetap memakai masker. " Karena abu vulkanik abu vulkanik sangat berbahaya bila terhirup  Partikelnya mengandung pyroclastic halus yang bisa merobek paru-paru," ungkapnya.

Dari sisi spiritual, lanjut Anca masyarakat perlu lebih mendekat kepada Sang Pencipta. "Relawan Indonesia Care akan senantiasa  mengajak dan mengingatkan warga disana meningkatkan doa dan berbuat kebaikan pada sesama. Ini yang akan menjauhkan musibah dari kita. Apalagi sekarang momentum  bulan suci Ramadhan.  Doa dan zikir akan menjadi healing personal terutama buat mereka yang ketakutan," katanya.

Di momen hari kesiapsiagaan bencana tanggal 26 April ini, lanjut Anca, Indonesia Care mengingatkan agar setiap diri kita bisa menjadi penyelamat minimal bagi dirinya sendiri. "Caranya dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan pengetahuan tentang kebencanaan. Terus upgrade pemahaman kita soal bencana. Jangan lengah karena bencana selalu ada di sekitar kita," imbuhnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan potensi gelombang tinggi atau tsunami. Hal ini menyikapi status aktivitas Gunung Anak Krakatau.
Dia menyampaikan saat ini telah terjadi peningkatan status Anak Krakatau dari level 2 atau waspada menjadi level 3 atau siaga. Gunung yang berada di Selat Sunda itu kembali mengalami erupsi pada Minggu (24/4).

"Masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi tsunami terutama di malam hari, karena kita tidak bisa melihat berbagai kemungkinan dari arah laut," kata Dwikorita dalam konferensi pers yang disiarkan di channel Youtube Info BMKG, Senin (25/4) malam.

(Deka)
Tumbuhan Lereng Terpapar Abu Vulkanik, Indonesia Care Bagikan Pakan Ternak
Tumbuhan Lereng Terpapar Abu Vulkanik, Indonesia Care Bagikan Pakan Ternak
LPB MUI, Indonesia Care dan MDMC Gelar Sholat Jum'at Perdana di Masjid Darurat Khadimul Ummah Cianjur
LPB MUI, Indonesia Care dan MDMC Gelar Sholat Jum'at Perdana di Masjid Darurat Khadimul Ummah Cianjur
Serahkan Huntara Semeru, PDGI Jatim :
Serahkan Huntara Semeru, PDGI Jatim : "Percepat Pemulihan Mental dan Ekonomi Pengungsi"
Sofa Mewah Dari Sampah, Pelengkap Ruang Tamu Hunian Pengungsi Semeru
Sofa Mewah Dari Sampah, Pelengkap Ruang Tamu Hunian Pengungsi Semeru