Oleh: Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi
Merger Pelindo Kabar Baik Untuk Pelabuhan Patimban
Merger Pelindo Kabar Baik Untuk Pelabuhan Patimban
Akhmad Sujadi Pemerhati Transprotasi

Tak ada hiruk pikuk para porter pelabuhan  menyerbu kapal tiba. Kendaraan truk pengangkut kontainer yang biasa bersliweran tiada henti juga tak terlihat di pelabuhan.

Suara muat bongkar dari peralatan crane juga tak terdengar. Suasana hening menyambut kedatangan kapal penumpang di Pelabuhan Internasional Patimban, Subang, Jawa Barat  terjadi Kamis (24/6-2021) petang  ketika untuk pertamakalinya dalam sejarah bangsa kapal motor (KM) Gunung Dempo milik PT PELNI (Persero) bersandar di dermaga Pelabuhan Internasional Patimban.

Percobaan sandar perdana KM Gunung Dempo di Pelabuhan Patimban dihadiri oleh Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, Dr. Capt. Antoni Arif Pribadi, Direktur Usaha Angkutan Penumpang PT PELNI,  O.M Sodikin,  sejumlah pejabat Kabupaten Subang dan  pemangku kepentingan kepelabuhanan lainnya.

Pelaksanaan uji coba ini dilakukan dalam rangka mendukung aktivitas perekonomian daerah serta meningkatkan produktivitas Pelabuhan Patimban.

KM Gunung Dempo dipilih untuk masuk ke Patimban karena kapal penumpang tipe passanger container ini mampu  mengangkut 1.583 penumpang dapat mengangkut muatan kontainer paling banyak diantara kapal PELNI lainnya.

KM Gunung Dempo mampu mengangkut hingga 98 TEUs, jauh lebih besar dibanding daya angkut kontainer di kapal PELNI lainnya yang hanya berkapasitas antara 22  hingga 67 TEUs.

Kementerian Perhubungan selaku regulator meminta PELNI yang juga bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan BUMD setempat agar mengkhususkan KM Gunung Dempo untuk melayani angkutan barang dari dan ke Pelabuhan Patimban. Dengan masuknya kapal PELNI di Pelabuhan Patimban diharapkan dapat mengidupkan pelabuhan di laut Jawa itu dengan muatan dari Jawa Barat menuju wilayah Timur Indonesia.

PELNI berharap para pelaku industri di Jawa Barat  dapat memanfaatkan kapal Gunung Dempo sebagai sarana untuk mendistribusikan hasil produksi dari Jawa Barat, sehingga dapat memperluas jangkauan pasarnya di Indonesia Timur secara langsung.

Selain itu dengan masuknya kapal PELNI di Pelabuhan Patimban dapat memberikan alternatif kepada shipper dalam pengiriman barang.

Kini para shipper yang berasal dari Jawa Barat tidak perlu lagi memuat barangnya melalui Pelabuhan Tanjung Priok,  bisa langsung melalui Pelabuhan Patimban sehingga dapat menekan biaya pengiriman dan efektifitas waktu pengiriman shipper.

Terlebih kapal PELNI juga memiliki jadwal yang tetap dan teratur.

KM Gunung Dempo merupakan satu dari 26 kapal penumpang yang dioperasikan oleh PT PELNI (Persero) dengan rute Tanjung Priok - Surabaya - Makassar - Sorong - Manokwari - Wasior - Nabire - Jayapura (PP). KM Gunung Dempo dapat memuat sebanyak 58 dry container dan 40 reefer container.

Kapal yang mengambil nama gunung di Pagar Alam, Sumatera Selatan ini  melakukan deviasi (perubahn rute) ke Pelabuhan Patimban untuk uji coba sandar di pelabuhan yang dikelola PT Pelindo 3 (Persero) ini.  

Pelabuhan yang digagas untuk mengurangi kepadatan Pelabuhan Tanjung Priok yang sudah krodit dan mendekatkan pelanggan ke kawasan industri yang umumnya di Jawa Barat seperti Cikarang, Karawang,  Purwakarta dan Bandung masih sangat sepi.

Sangat berbeda suasana dengan Pelabuhan Tanjung Priok yang sudah sangat sesak, pelabuhan di kota berjuluk Kota Nanas  ini masih sepi dari   kegiatan kapal, muat bongkar kontainer, apalagi naik turun penumpang kapal.

Untuk menghidupkan pelabuhan Patimban, sebelum PELNI hadir,  PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) sudah membuka layanan angkutan penyeberangan, khususnya angkutan logistik dengan rute dari dan menuju Pelabuhan Patimban.

ASDP membuka rute yang melayani dari dan ke Pelabuhan Patimban dengan mengoperasikan KMP Ferrindo 5 untuk mendongkrak perekonomian negeri melalui sektor logistik.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan, KMP Ferrindo 5 diharapkan mampu memberikan alternatif moda transportasi pendukung kelancaran distribusi logistik sekaligus mengurangi beban jalan raya dan kepadatan Pelabuhan Tanjung Priok dan Marunda.

Saat ini ASDP telah melayani rute penyeberangan dari Patimban - Panjang (Lampung) sebanyak 4 kali setiap bulan dan Patimban - Pontianak 2 kali setiap bulan, serta kemungkinan akan bertambah lintasan lainnya dalam waktu dekat ini.

Jadwal pelayaran Patimban - Panjang setiap hari Sabtu, Panjang - Patimban setiap hari Minggu, lalu Patimban - Pontianak setiap hari Selasa di minggu kedua dan keempat tiap bulannya, serta Pontianak - Patimban setiap hari Kamis di minggu kedua dan keempat tiap bulannya.

PT Pelindo III (Persero) pengelola pelabuhan di wilayah tengah dengan pelabuhan terdekat ke Patimban Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang saat itu mendapat penugasan dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Menhub tidak menugaskan PT Pelindo II (Persero) yang mengelola pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta yang lebih dekat dengan pelabuhan Patimban.

Pelabuhan Patimban masih memerlukan banyak peralatan diantaranya ada jasa kapal pandu. Kalau kapal pandu didatangkan oleh Pelindo III, yang terdekat pelabuhan Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang.

Berbeda bila dikelola Pelindo II, kapal bisa didatangkan dari tempat yang lebih dekat dari Tanjung Priok, Jakarta   atau dari Cirebon yang juga dikelola Pelindo II.

Idealnya bukan Pelindo III yang ditugasi, namun Pelindo II yang lebih dekat, lebih mudah menggeser kapal pandu ke Patimban dibanding Pelindo III  yang jauh dari Semarang atau Surabaya.  Penunjukkan operator perlu pertimbangan kedekatan wilayah, efisiensi waktu, SDM  dan biaya yang dikeluarkan operator.

Dari sisi pasar dan tujuan pembangunan Pelabuhan Patimban diperuntukkan untuk mengurangi beban Tanjung Priok, maka bila dikelola Pelindo  II akan lebih tepat.

Pelindo II dapat menggeser sebagian pasarnya dari  Pelabuhan Tanjung Priok secara lebih mudah dialihkan.

Dengan demikian kemanfaatan Pelabuhan Patimban akan lebih berguna dan lebih cepat ramai. Tidak sepi. Haruskan nasib Pelabuhan Patimban bisa seperti nasib Bandara Kertajati yang sepi.



Pelindo Besatu Selamatkan Patimban

Menteri BUMN sedang melakukan  Merger BUMN Pelabuhan. Recana merger itu ditarget akan  terealisasi pada 1 Oktober 2021 dan menjadikan Pelindo II Sebagai induk holding.

Direktur Utama Pelindo II, Arif Suhartono menyebutkan tujuan dari penggabungan Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III dan Pelindo IV ini diantaranya untuk memperbaiki biaya logistik.

"Kami sedang menunggu Peraturan pemerintah yang menjadi dasar hukum merger 4 pelabuhan milik BUMN," kata Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dalam konferensi media, Rabu (1/9/2021).

Merger Pelindo I-IV sejalan dengan program strategis pemerintah untuk memaksimalkan integrasi keempat perusahaan tersebut.  Bersatunya Pelindo mulai 1 Oktober 2021 dapat menyelamatkan Pelabuhan Patimban.

Holding BUMN Pelabuhan mampu menggeser perlatan dan pasarnya dengan lebih mudah untuk mengelola Pelabuhan Patimban.

Dikutip dari rilis perseroan, Jumat (25/6-21) PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)  PELNI sebagai perusahaan pelayaran dan logistik maritim siap untuk mendukung pengoperasian Pelabuhan Patimban sebagai pelabuhan bongkar muat di wilayah Jawa Barat.

Pada uji coba perdananya, KM Gunung Dempo milik PELNI sukses bersandar di Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat pada Kamis (24/6). ***

( ###)
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek, BSD Bangun Stasiun Jatake
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek, BSD Bangun Stasiun Jatake
Urgen Bappenas Segera Bentuk BLU Perlintasan Sebidang
Urgen Bappenas Segera Bentuk BLU Perlintasan Sebidang
Modernisasi Stasiun Jabodetabek Libatkan BUMN
Modernisasi Stasiun Jabodetabek Libatkan BUMN
Modernisasi Perkeretaapian Dukung Pengembangan Perumahan
Modernisasi Perkeretaapian Dukung Pengembangan Perumahan
Penertiban, Penataan dan Modernisasi Stasiun Angkutan Barang
Penertiban, Penataan dan Modernisasi Stasiun Angkutan Barang