Mendag Enggar Buka Keran Impor Beras, Goodbye Swasembada Pangan
Mendag Enggar Buka Keran Impor Beras, Goodbye Swasembada Pangan
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita

Jakarta, MERDEKANEWS - Kementerian Perdagangan menyetujui impor beras khusus sebanyak 500 ribu ton beras khusus pada akhir Januari ini. Alasannya untuk memperkuat stok dalam rangka menekan harga di tingkat konsumen. Jadi, jangan bicara lagi swasembada pangan.

"Beras itu dari berbagai negara, yaitu Vietnam dan Thailand," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam jumpa pers usai rapat bersama distributor dan asosiasi pedagangan ritel di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis malam (11/1/2018).

Menurut Enggartiasto, impor akan dapat dilakukan oleh PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) dan mitra agar pemerintah bisa melakukan pengendalian. Politisi Nasdem ini, memastikan, pada akhir Januari, pasokan beras impor akan mulai masuk. Sehingga dapat mengisi kekosongan hingga musim panen pada bulan Februari dan Maret mendatang.

"Akhir bulan (Januari), masuk beras impornya. Kita siapkan pasokan beras impornya, kita isi sehingga Februari (harga) sudah bisa normal kembali," ujar Enggar, sapaan akrabnya.

Menurut dia, sekarang ini harga beras medium sudah mulai terkendali karena tidak ada lagi lonjakan harga. Kendati demikian, harga beras di pasaran belum stabil sesuai dengan ketentuan harga eceran tertinggi. 

Adapun kategori beras khusus yang akan diimpor pemerintah, lanjut Enggar, adalah jenis beras khusus yang tidak ditanam di dalam negeri. Dia memastikan beras yang masuk kategori IR-64 bukanlah beras khusus yang akan diimpor.

Pemerintah mengklaim akan membeli beras kategori khusus itu dengan harga berapa pun namun akan tetap dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) beras medium, yakni Rp9.450,00 per kilogram.

"Jenis berasnya sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 01 Tahun 2018, itu kategori beras khusus yang kami bisa masukkan langsung. Harganya kita enggak peduli berapa tetapi saya jual harga medium," katanya.

Enggar menuturkan bahwa masalah melonjaknya harga beras, terutama beras kualitas medium, sebaiknya tidak perlu dipertentangkan penyebabnya berada di hulu atau hilir.

Menurut dia, saat ini yang terpenting bukanlah menggali penyebabnya, melainkan memenuhi kebutuhan beras untuk rakyat. "Kita isi saja dahulu. Nanti sibuk cari penyebabnya malah kita lupa selesaikan masalah kebutuhan rakyat. Ini urusan perut," kata Enggar. 

#JokoWidodo#PresidenJokowi#SwasembadaPangan#

(Setyaki Purnomo)
Berbagi Kisah Swasembada Melalui Bedah Buku
Berbagi Kisah Swasembada Melalui Bedah Buku "Menjaga Keberlanjutan Swasembada Pangan"
Airport dan Jalan Tol Rampung, Presiden Jokowi Berkantor di IKN Mulai Juli
Airport dan Jalan Tol Rampung, Presiden Jokowi Berkantor di IKN Mulai Juli
Civitas Akademika Unhas Apresiasi Kinerja Mentan Amran Wujudkan Swasembada Pangan
Civitas Akademika Unhas Apresiasi Kinerja Mentan Amran Wujudkan Swasembada Pangan
Tak Ragu Jadikan AHY sebagai Menteri ATR, Jokowi: Latar Belakang Militer dan Pendidikannya Mumpuni
Tak Ragu Jadikan AHY sebagai Menteri ATR, Jokowi: Latar Belakang Militer dan Pendidikannya Mumpuni
Didampingi Mentan Amran, Presiden Jokowi Sapa Puluhan Ribu Petani, Penyuluh dan Babinsa Se-Jawa Tengah
Didampingi Mentan Amran, Presiden Jokowi Sapa Puluhan Ribu Petani, Penyuluh dan Babinsa Se-Jawa Tengah