KM. Bukit Raya Berlayar Jauh Ke Pulau Terdepan Batas Negara
KM. Bukit Raya Berlayar Jauh Ke Pulau Terdepan Batas Negara
Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi

Kapal motor (KM) Bukit Raya milik PELNI berlayar hingga jauh ke pulau terdepan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.

Bukit Raya menjadi wakil Indonesia ke batas negara. Kapal dengan home base Jakarta dengan rute Tanjung Priok Jakarta, Belinyu Bangka, Kijang Bintan. Letung, Tarempa Kabupaten Anambas, Selat Lampa,  Midai,  Serasan Kabupaten Natuna Provinsi  Kepulauan Riau ini,  akan mengakhiri perjalanan di Pontianak, Kalimantan Barat untuk  megantar,  menyapa  masyarakat di daerah tertinggal, terpencil, terdepan dan perbatasan (T3P).

Dari Pontianak, Kaliamntan Barat kapal akan ke Surabaya mengantar warga dan menjemput saudara kita dari dan ke Kalimantan Barat. Sekembali dari Surabaya kapal tipe 1000 pax buatan Jerman ini akan kembali menjalani  ke rute sebaliknya dari Pontianak hingga  tiba kembali di Tanjung Priok, Jakarta.

Bukit Raya merupakan kapal tipe 1000 pax yang bukan kapal terbesar milik PELNI. Kapasitas 1000 penumpang  sudah cukup untuk melayani kebutuhan mobilitas warga daerah T3P dalam 2 minggu pelayaran PP. KM. Bukit Raya menyediakan lapangan tenis meja, minigym yang dapat menjadi pengusir penat perjalanan panjang dengan pemandangan sebagian besar lautan. Insan PELNI bangga dapat mengantar kebutuhan pokok, barang penting serta mendukung mobilisasi warga ke daerah T3P di seluruh pelosok negeri.

KM. Bukit Raya akan mengantar penumpang antar pulau, selepas  dari Blintu, Bangka kapal akan menyambangi  Kijang, Tanjung Pinang lalu  berlayar jauh ke Letung. Saat penulis berkunjung pada 2015 silam, Pelabuhan Letung belum dapat disandari kapal pnumpang PELNI. Sehingga kapal berlabuh. Para penumpang yang turun naik di Letung diantar jemput dengan kapal Rede, kapal kecil dari pelabuhan ke kapal besar. Lalu dengan mengenakan pelampung penumpang menaiki tangga besi di sisi kapal.

Meskipun kapal berlabuh, para pedagang ikan panggang tetap memburu, mendekati  kapal bercat putih kuning yang terlihat amat besar di Lautan Natuna. Mereka berjualan dengan kapal-kapal kecil. Pembeli menaruh uang dalam ember yang dikerek tali ke atas kapal. Tak lama makanan yang dipesan  ditaruh didalam ember. Penumpang pun dapat menikmati ikan panggang khas Letung yang diambil dari laut lepas. Nikmat.

Tak butuh waktu lama kala itu. Naik  turun  penumpang usai, KM. Bukit Raya segera menaikkan tangga besi sebagai tanda kapal akan berlayar. Kapal kecil pembawa penjual ikan bakar segera menjauh dengan semnyum pedagang yang ikan bakarnya habis terjual. i KM. Bukit Raya menuju Pulau  Tarempa, ibu kota Kepulauan Anambas. 

Dalam beberapa saat kapal akan sandar di Pelabuhan Tarempa, pelabuhan sudah dipenuhi gerobag-gerobag kecil sebagai angkutan non mobil. Gerobag-gerobag ini ditarik tenaga manusia. Ketika kami berkunjung ke Tarempa pada 2015 silam,  di Terampa tidak ada mobil, terlebih mobil  angkutan umum seperti di Jawa. Infrastruktur jalan yang tidak terlalu panjang menjadikan pulau ini tidak memerlukan mobil. Dalam sebauh garasi mobil yang tersedia di Pulau Tarempa saat itu hanya 3 buah terdiri mobil Ambulance, Pemadam Kebakaran dan mobil TNI AL.

Sebagai Kabupaten Kepulauan inventaris Bupati dan pejabat lain bukan mobil mewah, inventarisnya kapal motor untuk mengarungi lautan mengunjungi rakyat yang tersebar di pulau-pulau kecil di wilayahnya yang saat itu, konon dari 126 pulau di Kabupaten Anambas, hanya 26 pulau yang dihuni.

Dari Tarempa Kabupaten Anambas, Bukit Raya menuju Timur Laut ke Natuna. Kapal akan bersandar di Pelabuhan Selat Lampa, pelabuhan laut yang besar di sisi Barat Pulau Natuna Besar. Sedangkan lapangan udara berada di Ranai di sisi Timur. Cukup jauh jarak Selat Lampa ke Ranai. Perjalanan dari Ranai ke Selat Lampa bisa 3 jam lebih dengan kendaraan pribadi.

Medan pegunungan menjelang pelabuhan menjadi kendala kontainer yang dibawa Kapal Tol Laut mencapai  Ranai. Muatan kapal Tol Laut dimuat bongkar di Selat Lampa. Disana ada perusahaan Logistik SBN, PELNI melayani angkutan barang.

Dari Natuna, Bukit Raya menuju Pontianak, Kalimantan Barat. Dalam pelayaran ke Kalimantan Barat Bukit Raya harus menyambangi pulau-pulau kecil, diantaranya Pulau Midai, Pulau Serasan dan Tembelan. Setelahnya kapal akan bersandar di Pelabuhan Dwikora Pontianak. Dari pelabuhan di Sungai Kapuas ini ada 2 kapal penumpang PELNI, KM. Lawit dan KM. Bukit Raya, melayani pelayaran ke Surabaya dan Semarang.

Selain mengoperasikan KM. Bukit Raya yang dapat mengkoneksikan warga  daerah T3P ke Jakarta, Semarang dan Surabaya,  di Provinsi Kepulauan Riau juga dioperasikan kapal perintis Sabuk Nusantara 80 dan Sabuk Nusantara 43. Rute kapal perintis ibarat Metro Mini, kapal hanya berlayar dalam wilayah Kepualan Riau dari Tanung Pinang ke pulau tujuh serta pulau-pulau kecil dan ke Pontianak. 

(###)
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek Libatkan BUMN dan Swasta
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek Libatkan BUMN dan Swasta
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek, BSD Bangun Stasiun Jatake
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek, BSD Bangun Stasiun Jatake
Urgen Bappenas Segera Bentuk BLU Perlintasan Sebidang
Urgen Bappenas Segera Bentuk BLU Perlintasan Sebidang
Modernisasi Stasiun Jabodetabek Libatkan BUMN
Modernisasi Stasiun Jabodetabek Libatkan BUMN
Modernisasi Perkeretaapian Dukung Pengembangan Perumahan
Modernisasi Perkeretaapian Dukung Pengembangan Perumahan