Oleh: Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi
KA Trans Sulawesi Terintegrasi Dengan Pelabuhan Dan Bandara
KA Trans Sulawesi Terintegrasi Dengan Pelabuhan Dan Bandara
Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi

Rancangan kereta api (KA) Trans Sulawesi yang sudah mulai dibangun dari Makasar-Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) dibangun dengan konsep teritegrasi dengan Bandara, Pelabuhan, kawasan pendidikan, pariwisata, industri dan transportasi darat.

Konsep KA Trans Sulawesi dibangun seperti KA di luar negeri yang terintegrasi dengan pelabuhan dan Bandara. Hal ini untuk membangun konektivitas angkutan KA dengan angkutan laut serta angkutan udara.

Seperti di Prancis, Jepang, Belanda daerah yang pernah penulis kunjungi, akses KA ke Bandara dan pelabuhan tersambung. Transportasi KA dan transportasi laut merupakan angkutan massal yang mampu mengangkut dalam jumlah besar, sehingga kedua transportasi ini akan saling mensupport muatan satu sama lain, sehingga mampu menekan biaya distribusi logistik nasional.

Belanda ketika membangun jaringan rel KA di Jawa dan Sumatera,  rel KA  masuk hingga ke dermaga. Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, Merak, Cilacap, Banyuwagi, Panjang, Belawan dan pelabuhan lain di Indonesia masih menyisakan sisa rel pada masa lalu.

Hanya saja, kehadiran mobil truk menggusur peran angkutan KA ke pelabuhan, sehingga untuk mengembalikan rel KA sampai ke dermaga pelabuhan harus dengan susah payah.

Konsep KA Trans Sulawesi yang sudah dirancang akan terkoneksi dengan Pelabuhan Makasar New Port di Makasar. Kemudian akan terintegrasi pula dari stasiun Garongkong dengan dibuatkan siding track dari stasiun ke Pelabuhan Garongkong.

Dengan terintegrasi angkutan berat dan angkutan dalam jumlah besar dari KA atau dari kapal dapat dengan mudah didistribusikan.

Dari Stasiun Labakkang jalur KA juga dikoneksikan dengan pabrik semen Tonasa dengan membuat jalur khusus ke pabrik. Ditjenka juga membangun Stasiun Mangilu untuk melayani pabrik semen Tonasa sekaligus dapat sebagai alternative transportasi bagi karyawan pabrik dan masyarakat sekitar untuk menggunakan KA.

Peran angkutan KA sebagai transportasi darat berbasis rel dapat dioptimalkan untuk angkutan dalam jumlah besar dan rutin dari pabrik yang akan diangkut ke  pelabuhan.

Selanjutnya muatan akan  diangkut dengan  kapal laut untuk distribusi logistik antar pulau. Keterpaduan angkutan KA dan angkutan laut dapat mendorong terciptanya arus logistik yang lebih efisien.

Selanjutnya koneksi dengan Bandara sebagai sarana mempermudah mobilitas orang dari dan ke Bandara dapat dibuatkan rutenya dari Kota Makasar atau stasiun lain yang lebih besar, yang lebih potensial penumpang. KA Bandara bukan hanya melayani orang yang akan bepeergian naik pesawat, namun dapat pula melayani pengunjung dan karyawan Bandara.

Sejumlah Bandara di Jawa dan Sumatera sudah tersambung transportasi KA. Di Sumatera Utara Stasiun Medan dengan Bandara Kualanamu telah dioperasikan KA Bandara. Sumatera Barat mengoperasikan KA  Bandara Minangkabau dari stasiun Padang ke  Bandara Internasional Minangkabau (BIM).

Sedangkan di Jawa Bandara yang sudah terkoneksi dengan stasiun ada KA Bandara Soekarno Hatta Banten ke Manggarai, Bandara YAI dari  Yogyakarta-ke Kulon Progo. Bandara Adi Sumarmo ke stasiun Solo Balapan.

Bandara-bandara tersebut berdekatan dengan rel KA, oleh Ditjenka dibangun jalur rel dari stasiun terdekat ke Bandara. Sedangkan stasiun keberangakatan KA Bandara bisa dari dalam kota.

Sangat beruntung warga Sulsel dengan hadirnya KA di Bumi Celebes karena jalur KA akan diintegrasikan dengan Bandara dan pelabuhan. Sehingga keberadaan KA dengan Bandara dan pelabuhan  dapat saling support dalam mobilitas penumpang dan barang. Koneksi ini akan memudahkan angkutan orang dan angkutan barang guna menekan biaya logistik.

Hadirnya KA Makasar-Parepare memiliki peran penting dalam mendorong dan  meningkatkan  ekonomi di Sulsel. Peningkatan PDB akan  meningkatkan nilai manfaat social sebesar Rp2,5 triliun dan nilai IRR sebesar 22,98 %.

Dalam pembangunan konstruksi menyerap tenaga kerja lokal sekitar  6.000 orang lebih.
Transportasi KA juga akan mempersingkat waktu tempuh.

Saat ini perjalanan darat dengan kendaraan pribadi dari Makasar-Parepare sekitar 3 jam. Dengan transportasi KA akan ditempuh dalam 1,5 jam. Sehingga terjadi penghematan waktu 1,5 jam. 

Pertumbuhan angkutan penumpang KA Makasar-Parepare  diperkirakan sebesar 7 % pertahun. Sedangkan potensi angkutan barang berupa semen, klinker dan angkutan bahan pangan sekitar 600-700 juta ton per tahun.

Dalam beberapa tahun ke depan juga terbuka usaha UMKM di lingkungan stasiun yang diperkirakan makin tahun akan makin ramai. 

(###)
CEGAH TABRAKAN DI  PERLINTASAN SEBIDANG PERLU OPERATOR  KHUSUS
CEGAH TABRAKAN DI PERLINTASAN SEBIDANG PERLU OPERATOR KHUSUS
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek Libatkan BUMN dan Swasta
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek Libatkan BUMN dan Swasta
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek, BSD Bangun Stasiun Jatake
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek, BSD Bangun Stasiun Jatake
Urgen Bappenas Segera Bentuk BLU Perlintasan Sebidang
Urgen Bappenas Segera Bentuk BLU Perlintasan Sebidang
Modernisasi Stasiun Jabodetabek Libatkan BUMN
Modernisasi Stasiun Jabodetabek Libatkan BUMN