Menteri LHK Bersama Presiden COP-26 Pertegas Komitmen Penurunan Emisi Gas
Menteri LHK Bersama Presiden COP-26  Pertegas Komitmen Penurunan Emisi Gas
Menteri LHK, Siti Nurbaya

MERDEKANEWS -Menteri LHK,  Siti Nurbaya menerima kunjungan Presiden Conference of Parties (COP) ke-26 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), Alok Sharma di Jakarta, Senin, (31/5). 

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Siti menjelaskan, kesiapan Indonesia dalam menghadapi COP 26 yang persiapannya telah  dilakukan anggota DELRI dalam diskusi-diskusi sejak 2020. 

Indonesia akan memberikan kontribusi terbaik untuk bersama-sama negara-negara di dunia mencapai target upaya pengendalian perubahan iklim global. 

Menteri Siti menjelaskan, langkah-langkah Indonesia  berkaitan dengan National Determination Contributions (NDC) Indonesia. 

Siti menegaskan, bahwa dalam penghitungan angka-angka emisi karbon dari segala sektor, maka pada tahun 2030 Indonesia pada sektor hutan sudah akan mencapai karbon netral, dan  sudah  dapat menyimpan  karbon. 

"Pada tahun 2030 Indonesia menargetkan sudah bisa tercapai/netral, bahkan sudah bisa menyimpan carbon sebanyak 140 juta ton khusus dari sektor kehutanan," ujar Siti. 

Namun demikian, Siti pun mengungkapkan bahwa pada  saat ini sedang terus dihitung emisi karbon sektor energi. Di sektor energi ia menyebutkan relatif lebih berat, dalam arti terdapat kebutuhan akan investasi dan teknologi yang cukup besar serta dukungan kerjasama teknis internasional dan  sektor swasta.

Secara khusus pada pertemuan di kabinet menurutnya,  sudah ada arahan dari Presiden Jokowi untuk  sektor energi dapat disiapkan peta jalan atau roadmap  untuk penurunan emisi dari batubara, yaitu untuk  langkah-langkah pengaturan pabrik  PLTU  yang sudah tua dan dilihat misalnya dari hitungan-hitungan besarnya jumlah listrik dalam GWH  yang akan  terpengaruh dan harus dihitung dengan baik. 

Menurut Siti  ada hak yang harus diperhatikan misalnya ketika sektor energi  dapat dipenuhi atau tidak dapat dipenuhi oleh energi terbarukan. 

Ada angka pemenuhan listrik  yang masih sekitar 1040  s/d 1300 KVA per rumah tangga, padahal untuk negara maju maka angka KVA per rumah tangga mencapai 3300 hingga 5400 KVA.  Terhadap upaya pengendalian batubara ini  cukup krusial karena mensyaratkan finansial dan teknologi. 

"Bapak Presiden sudah memerintahkan untuk dibuat road map untuk bagaimana mengurangi PLTU-PLTU yang ditenagai batu bara," jelasnya. 

Apresiasi Presiden COP 26

Sementara Presiden COP 26, Alok Sharma mengapresiasi  semua upaya luar biasa yang telah dilakukan Indonesia  dalam pengendalian perubahan Iklim.

Kedatangan dirinya ke Indonesia ini untuk lebih memperkuat komitmen Pemerintah  Indonesia dan Pemerintah Inggris dalam mencegah kenaikan suhu bumi di bawah 1,5°C seperti yang disepakati pada Persetujuan Paris tahun 2015 lalu. 

"Saya menyampaikan pesan yang konsisten kepada semua negara tentang apa yang perlu kita capai dalam perjalanan menuju COP26 dan juga dalam KTT yang akan kami selenggarakan lima bulan lagi," ujarnya 

Empat hal yang bisa dilakukan untuk mencapai target pembatasan kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat disebutkan Alok meliputi Pertama, menetapkan target agar kita mencapai (emisi) nol bersih pada pertengahan abad ini, dan menetapkan target pengurangan emisi 2030 sebagai bagian dari upaya mencapai (emisi) nol bersih pada 2050. 

Kedua, kami meminta setiap negara untuk menetapkan prioritas adaptasi mereka, segera setelah tiba di Glasgow. Ketiga, kita harus memobilisasi keuangan untuk mengatasi perubahan iklim, dengan memenuhi komitmen atas $ 100 miliar yang pernah dijanjikan pada tahun 2015 oleh negara-negara donor dan berusaha mendapatkan aliran keuangan dari sektor swasta. 

Keempat, bekerja sama lintas batas dan masyarakat untuk menjaga target 1,5 derajat tersebut tetap dalam jangkauan. 

"Kita harus membangun konsensus antar pemerintah negara di Glasgow nanti, sehingga diskusi kita nanti bisa berhasil", ujar Alok. 

Alok pun mengapresiasi  komitmen Presiden  Jokowi yang tinggi pada pengendalian perubahan iklim yang salah satunya diwujudkan dengan menekan angka deforestasi hutan  menjadi terendah sepanjang sejarah Indonesia, serta melakukan langkah-langkah strategis dan terukur dalam pengendalian kebakaran  hutan dan lahan yang berkontribusi signifikan menurunkan emisi karbon Indonesia. 

Presiden COP Alok  juga memberikan apresiasi kepada Presiden Jokowi yang menyatakan akan meletakkan  perubahan  iklim dan biodiversitas menjadi substansi penting pada pertemuan G-20. 

Selain bertemu dengan Menteri LHK , Presiden COP 26 Alok juga melakukan pertemuan dengan Menko Marves, Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Menteri ESDM. 

 

(Muh)
Operasi Gabungan Pertambangan Emas Tanpa Izin Gakkum KLHK Amankan 4 Unit Alat Berat
Operasi Gabungan Pertambangan Emas Tanpa Izin Gakkum KLHK Amankan 4 Unit Alat Berat
Gakkum  LHK Tangkap Para Pelaku Penambangan Emas Tanpa Izin di Taman Nasional Lore Lindu
Gakkum LHK Tangkap Para Pelaku Penambangan Emas Tanpa Izin di Taman Nasional Lore Lindu
UPT KLHK Lingkup Sulsel Gelar Upacara HUT ke-52 KORPRI
UPT KLHK Lingkup Sulsel Gelar Upacara HUT ke-52 KORPRI
Sikat Tambang Nikel Ilegal di Kolaka Sultra Direktur dan Komisaris PT AG Diamankan
Sikat Tambang Nikel Ilegal di Kolaka Sultra Direktur dan Komisaris PT AG Diamankan
Gakkum KLHK Tindak Pemodal Lahan di Kawasan Faruhumpenai
Gakkum KLHK Tindak Pemodal Lahan di Kawasan Faruhumpenai