Jakarta, MERDEKANEWS - Pelaksanaan Asian Games 2018 diserang hoax. Uniknya yang mengirim berita bohong itu seorang menteri.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan ada seorang menteri yang mengirimkan berita palsu atau hoax kepadanya. Hal tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan ajang olahraga Asian Games 2018.

"Saya tadi, ada satu menteri ngirim ke saya sebuah berita. Bagus, sih, beritanya. Ini visioner, saya bilang mau mendukung. Tahu-tahu, sekitar 20 menit setelah itu, dia bilang, ‘Pak Wagub, sori itu hoax’," kata Sandiaga di Masjid Nurul Iman, Cijantung, Jakarta Timur, Minggu, 7 Januari 2018.

Namun Sandiaga Uno enggan menyebutkan siapa menteri tersebut. Karena dirinya sangat kaget soal berita hoax menyangkut Asean Games.

"Ini setingkat menteri nyampein bahwa berita itu hoax, bohong beritanya. Nah, mereka aja belum bisa menerapkan apa yang Rasulullah SAW sampaikan bahwa kita harus tablighmenyampaikan kebaikan dan kebenaran," ucapnya.

Informasi palsu yang diterima Sandiaga Uno dari menteri tersebut tentang perekrutan volunteer Asian Games 2018. Berikut ini petikan informasi yang tersebar di pesan aplikasi WhatApp itu.

Bapak ibu yg punya saudara/putra/i yg mau ikut melamar jadi volunteer Asian Games XVIII Th 2018 yg akan dilaksanakan 18 Agustus sd 2 September 2018, bisa melamar.

Persyaratan diantaranya :

Mahasiswa, 18 tahun, penampilan menarik, fasih berbahasa asing, inggris, cina, jepang, dll.

Dibutuhkan 10.000 volunteers untuk event di Jkt dan 2.000 volunteers utk event di Palembang. Honor volunteer Rp 600.000/hari.

Silahkan akses informasi lengkap ke www.volunteer.asiangames2018.id

Erick Tohir Resah

Ketua Inasgoc Erick Thohir resah dan galau soal adanya berita hoax. Kata dia, pihaknya mendapatkan sukarelawan yang memadai untuk menunjang test event yang akan berlangsung 10 hingga 24 Februari mendatang.

"Jadi, terkait dengan beredarnya info mengenai pencarian volunteer dengan iming-iming uang, saya nyatakan hal itu hoaks dan sama sekali tidak benar," kata Erick.

Penegasan kembali mengenai sukarelawan itu disampaikan Erick sekaligus membantah informasi yang tersebar di tengah masyarakat dengan mengatasnamakan diri sebagai koordinator sukarelawan atau agen yang ditunjuk untuk pencari tenaga sukarelawan Asian Games 2018. Pasalnya, saat ini Inasgoc belum membuka kembali pendaftaran sukarelawan untuk Games Times.

"Di tengah maraknya isu bahwa ada penerimaan sukarelawan untuk Asian Games 2018, bahkan ada yang meminta pembayaran, kami meminta kepada masyarakat untuk waspada," ujar Erick.

Erick menegaskan, semua informasi dan pendaftaran untuk sukarelawan Asian Games 2018 melalui website resmi Asian Games 2018 www.asiangames2018.id, dan semua proses rekrutmen dilakukan departemen human resources Inasgoc.

"Selain itu, kami juga tidak pernah menunjuk agen atau koordinator pencari tenaga sukarelawan. Saat ini, kami tengah koordinasi dengan aparat kepolisian bidang siber untuk mencari penyebar berita bohong itu," tegas bos Inter Milan ini.

Sebagai informasi, kebutuhan tenaga sukarelawan untuk mendukung Asian Games 2018 diperkirakan akan banyak. Demi melayani sekitar 12.000 atlet dan ofisial dari 45 negara serta dihadiri sekitar 5.000 media diperlukan jumlah sukarelawan yang bisa mencapai 20 ribu orang serta memiliki kemampuan memadai.

Oleh karena itu, tidak heran jika hingga kini banyak pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kebutuhan sukarelawan yang banyak itu untuk tujuan tidak benar dan mengambil keuntungan pribadi dengan merugikan Inasgoc sebagai penyelenggara Asian Games 2018 serta masyarakat yang benar-benar ingin mendukung sukses pesta olahraga bangsa Asia, mulai 18 Agustus hingga 2 September mendatang.