Tindaklanjuti SKB 4 Menteri, Sekolah Tatap Muka di SMKN 15, Berjalan Lancar dan Tertib dengan Protokol Kesehatan
Tindaklanjuti SKB 4 Menteri, Sekolah Tatap Muka di SMKN 15, Berjalan Lancar dan Tertib dengan Protokol Kesehatan
Proses belajar tatap muka di SMKN 15 Kebayoran, Jakarta Selatan

Jakarta, MERDEKANEWS - Pemerintah mengeluarkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Agama (Menag). 

Melalui SKB Empat Menteri ini pemerintah mendorong akselerasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini juga sejalan dengan akselerasi pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan pemerintah.

Menindaklanjuti SKB empat menteri ini SMKN 15, Jakarta Selatan, telah menggelar sekolah tatap muka. Kepala Sekolah SMKN 15, Jakarta Selatan, Prihatin Gendra Priyadi, mengatakan, pembelajaran tatap muka (PTM) yang digelar Rabu (7/4) berjalan dengan lancar dan tertib. Seluruh peserta baik pendidik dan anak didik menerapkan suluruh protokol kesehatan secara ketat.

Proses belajar tatap muka secara keseluruhan diikuti 114 siswa. Mereka terdiri atas siswa kelas X dan kelas XII.  Setiap kelas, maksimal diisi 18 siswa. Untuk kelas XII ruangan kelas hanya diisi 10 siswa karena sedang mengikuti ujian. Sedangkan, kelas X diisi 12-18 siswa. Durasi belajar hanya empat jam.

''Menariknya, para siswa kelas X memang cenderung "malu-malu" pada hari pertama sekolah tatap muka ini. Ini adalah kali pertamanya mereka bertemu teman sekelas,'' ujar Prihatin kepada wartawan dikutip Senin (19/4). 

"Sebagai siswa SMK 15, mereka baru pertama kali bertemu teman sekelas. Selama ini hanya via chatting. Jadi, ini kesempatan mereka untuk saling kenal," tambahnya.

Sebelum proses belajar, Prihatin menjelaskan, semua siswa yang hadir diperiksa terlebih dahulu suhu tubuhnya. Lalu, diminta untuk mencuci tangan.

Secara keseluruhan, SMKN 15 memiliki 468 siswa. Dari 468 siswa itu, sebanyak 92,8 persen diizinkan orang tuanya untuk mengikuti PTM.

"Yang belum disetujui karena memang di keluarganya ada yang sakit mengkhawatirkan. Sempat terpapar Covid-19," kata Prihatin.

Dia menambahkan, selain mempersiapkan ruangan kelas, pihaknya juga menyiapkan dua ruang isolasi yang akan digunakan jika ada siswa yang bergejala Covid-19. Pihaknya juga telah bekerja sama dengan puskesmas untuk melakukan pengecekan lebih lanjut.

"Untuk hari ini tidak ada yang tidak dibolehkan masuk. Semuanya sehat dan bisa mengikuti PTM," ujarnya.

Uji coba sekolah tatap muka juga dilakukan di SDN Cipinang Melayu 8, Jakarta Timur. Sebanyak 61 siswa yang dibagi menjadi empat ruang kelas mengikuti uji coba.

"Total ada 61 siswa dari kelas 5," kata Kepala Sekolah SDN Cipinang Melayu 8, Sondang Aryani. Sondang mengatakan, sekolah telah menyediakan berbagai macam fasilitas untuk mendukung penerapan protokol kesehatan ketat.

"Fasilitas kita lengkapi semua. Masker, faceshield, hand sanitizer, thermo gun, terus wastafel," ujar Sondang.

Dia menyampaikan bahwa sebelum para siswa masuk ke ruang kelas terlebih dahulu dilakukan pengecekan suhu dan mencuci tangan. Selain itu, selama di ruang kelas juga, baik guru maupun siswa wajib menggunakan masker.

(Atria Aji)
Nadiem Makarim: Pemahaman Literasi Digital Salah Satu Kunci Melanjutkan Gerakan Merdeka Belajar
Nadiem Makarim: Pemahaman Literasi Digital Salah Satu Kunci Melanjutkan Gerakan Merdeka Belajar
Lantik Pejabat Kemendikbudristek, Nadiem Makarim Tekankan Transformasi Sistem Pendidikan Indonesia
Lantik Pejabat Kemendikbudristek, Nadiem Makarim Tekankan Transformasi Sistem Pendidikan Indonesia
Nadiem Makarim Minta ASN Kemendikbudristek Junjung Tinggi Profesionalisme dan Gotong Royong dalam Bekerja
Nadiem Makarim Minta ASN Kemendikbudristek Junjung Tinggi Profesionalisme dan Gotong Royong dalam Bekerja
HGN 2023, Nadiem Makarim Imbau Para Guru Lanjutkan Gerakan Merdeka Belajar
HGN 2023, Nadiem Makarim Imbau Para Guru Lanjutkan Gerakan Merdeka Belajar
Pemerintah Prancis Melarang Pendidikan Agama dan Simbol-simbolnya di Sekolah Prancis, Termasuk di Indonesia
Pemerintah Prancis Melarang Pendidikan Agama dan Simbol-simbolnya di Sekolah Prancis, Termasuk di Indonesia