MERDEKA NEWS - Marullah Matali menjadi sosok yang diinginkan untuk memajukan Nahdlatul Ulama (NU) DKI Jakarta. Selain putra Betawi asli, Sekda DKI Jakarta itu juga birokrat yang mampu membesarkan NU.

Marullah memang sosok yang tidak terjerat kepentingan politik. Mantan Wali Kota Jaksel ini meniti karir dari bawah sebagai PNS. 

Dalam siaran pers yang diterima wartawan pada Kamis (1/4), menjelang Konferensi Wilayah (Konferwil), MWC se-Jakarta Utara (Jakut) bulat mendukung Marullah Matali memimpin Ketua NU DKI. 

Ketua Tanfidziyah MWC NU Penjaringan, KH Asep Misbah menyatakan, Marullah putra NU Betawi. Begitu juga dengan Ketua Tanfidziyah MWC NU Tanjung Priok Ustadz Daniel Abadi.

"Mendukung Bapak H. Marullah Matali untuk menjadi ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta, karena disamping beliau seorang ulama juga birokrat," tegasnya.

KH. Ahmad Sahal Malik yang menjabat Ketua Tanfidziyah MWC NU Koja mengaku, Marullah adalah sosok tepat untuk menjadi Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta. Hal senada diucapkan Ustadz Ammar (Sekretaris Tanfidziyah MWC NU Pademangan).

"Mendukung Marullah Matali untuk menjadi ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta, karena selain beliau seorang putra Betawi yang NU serta birokrat yang sukses dalam karir pemerintahan sehingga diharapakan adanya ikatan emosional yang baik dan berimbang dalam memajukan PWNU dan memajukan Kota Jakarta," tambah Ustadz Ammar. 

Diketahui beberapa kader parpol mulai gerilya ingin merebut kursi Ketua NU DKI. Sebut saja Wakil Ketua MPR Dr KH Jazilul Fawaid dari PKB dan Nusron Wahid (Golkar) serta Syarief dari DPRD DKI Fraksi Gerindra. 

Pengamat politik Miftahul Adib meminta kepada para elit parpol tidak ikut menarik kepentingan politik di NU. "Saya yakin ulama lebih paham mana sosok yang paling sejuk memimpin. Karena NU itukan rumah besar ummat Islam," terang Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Politik Nasional (KPN).