90 Persen Bencana Hidrometerologi
Tahun Anjing Tanah, Indonesia Dihiasi Banjir-Longsor dan Puting Beliung
Tahun Anjing Tanah, Indonesia Dihiasi Banjir-Longsor dan Puting Beliung
Banjir di Gunung Kidul.

Jakarta, MERDEKANEWS - BNPB kembali mengingatkan agar warga yang tinggal di daerah bencana tetap waspada. Karena 2018, bencana didominasi oleh banjir, longsor dan puting beliung.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memperkirakan bencana hidrometerologi akan menjadi bencana yang paling banyak terjadi pada 2018.

Diketahui, 2018 adalah Shio Anjing Tanah. "Diperkirakan banjir, longsor dan puting beliung masih akan mendominasi bencana selama 2018. Diperkirakan lebih dari 90 persen adalah bencana hidrometerologi," kata Sutopo ditemui di kantornya di Jakarta, Kamis (4/1/2018).

Sutopo mengatakan, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kondisi musim hujan dan kemarau pada 2018 diperkirakan normal. Tidak akan terjadi "el nino" yang menyebabkan kekeringan, dan tidak ada "la nina" yang menyebabkan hujan berlebihan.

"Namun, banjir, longsor dan puting beliung tetap akan dominan. Hanya sebarannya yang tergantung dengan curah hujan," tuturnya.

Menurut Sutopo, Indonesia kerap terkena bencana hidrometerologi disebabkan beberapa hal, antara lain karena berada di wilayah tropis dengan geografis berupa kepulauan sehingga curah hujan tinggi dan dampak dari perubahan iklim global.

Perubahan iklim global semakin meningkatkan kejadian hujan ekstrem sehingga menyebabkan sering terjadi hujan yang deras sekali. Namun, Sutopo mengatakan banjir, longsor dan puting beliung semakin meningkat dan meluas lebih banyak disebabkan oleh faktor antropogenik atau ulah manusia.

Eksploitasi lingkungan dan sumber daya alam dan meluasnya perubahan penggunaan lahan selama puluhan tahun berdampak pada peningkatan dan perluasan kejadian bencana hidrometerologi.

"Banyak perubahan penggunaan lahan dari hutan menjadi perkebunan, dari sawah pertanian menjadi permukiman, yang tanpa diikuti kaidah-kaidah konservasi tanah dan air," ujarnya.

BNPB mencatat telah terjadi 2.175 kejadian bencana di Indonesia sepanjang 2017. Adapun, jumlah tersebut terdiri dari banjir (737 kejadian), puting beliung (651 kejadian).

Lalu, tanah longsor (577 kejadian), kebakaran hutan dan lahan (96 kejadian), banjir dan tanah longsor (67 kejadian), kekeringan (19 kejadian), gempa bumi (18 kejadian), gelombang pasang/abrasi (8 kejadian), serta letusan gunung api (2 kejadian).

Sebanyak 95 persen kejadian bencana di Indonesia adalah bencana hidrometeorologi seperti longsor, kekeringan, puting beliung, kebakaran hutan dan lahan, dan cuaca ekstrem.

Dari kejadian tersebut, jumlah korban meninggal mencapai 335 orang, korban luka-luka sebanyak 969 orang, dan korban mengungsi dan menderita sebanyak 3,22 juta orang.

Sementara itu, kerusakan yang dihasilkan yakni 31.746 rumah rusak, 347.813 unit terendam, ribuan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan peribadatan rusak.

 

(Kaira Saqila/Antara)
Pasca Gempa Garut 6.2, BMKG: Waspada Potensi Longsor dan Banjir Bandang Mengintai Sukabumi hingga Bandung
Pasca Gempa Garut 6.2, BMKG: Waspada Potensi Longsor dan Banjir Bandang Mengintai Sukabumi hingga Bandung
BRI Peduli Salurkan Bantuan Bagi Warga Terdampak Banjir di Demak
BRI Peduli Salurkan Bantuan Bagi Warga Terdampak Banjir di Demak
Jokowi Tinjau Posko Pengungsian Warga Terdampak Banjir di Demak
Jokowi Tinjau Posko Pengungsian Warga Terdampak Banjir di Demak
Polri Kirim Tim Kemanusiaan Bantu Korban Banjir Demak
Polri Kirim Tim Kemanusiaan Bantu Korban Banjir Demak
Atasi Banjir Karawang-Bekasi, Brantas Abipraya Bangun Bendungan Cijurey
Atasi Banjir Karawang-Bekasi, Brantas Abipraya Bangun Bendungan Cijurey