Oleh: Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi
Angkutan Kereta Api Perkotaan Indonesia
Angkutan Kereta Api Perkotaan Indonesia
Akhmad Sujadi Pemerhati Transportasi

Perjalanan terwujudnya angkutan kereta api perkotaan saat ini dengan hadirnya Moda Raya Terpadu (MRT) dari Hotel Indonesia-Lebak Bulus, Light Rail Transit (LRT) DKI Jakarta dari Kelapa Gading-Velodrom Rawamangun,  LRT Jabotabek Cawang-Bekasi Timur dan Dukuh Atas-Cawang-Cibubur  serta kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek tak dapat terlepas dari upaya Belanda yang membidani angkutan perkotaan kereta api  dengan  jaringan kereta rel listrik atau eletrifikasi dari Tanjung Priok-Mester Cornelis (Jatinegara).

Elektrifikasi kereta api  pada lintas tersebut telah menghadirkan kereta kayu yang ditarik lokomotif  listrik pertama yang  mulai beroperasi pada tanggal 6 April 1925.

Pengoperasian ini sekaligus menandai peresmian elektrifikasi jalur kereta api listrik pertama  rute Tanjung Priuk – Meester Cornelis (Jatinegara) bersamaan dengan hari ulang tahun ke-50 Staats Spoorwegen (SS) dan juga peresmian Stasiun Tanjung Priuk baru. 

Perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia  Belanda,  SS terus mengembangkan elektrifikasi jalur kereta api hingga  Buitenzorg (Bogor) pada tahun 1930.

Jalur kereta listrik di Batavia  menjadi  angkutan umum massal yang ramah lingkungan, yang  pada masa itu  merupakan salah satu sistem transportasi paling maju di Asia dan  menjadi andalan  transportasi perkotaan di Jakarta-Bogor sebelum berkembang ke Bekasi, dan Tangerang sehingga menjadi KRL Jabotabek.

Lokomotif Listrik ESS3201 merupakan salah satu dari 6 unit Lokomotif Listrik seri 3200 buatan pabrik Werkspoor Belanda. Perusahaan Electrische Staats Spoorwegen (ESS)  merupakan bagian dari dari perusahaan Staats Spoorwegen (SS) yang khusus menangani sarana, prasarana dan operasional kereta listrik di Batavia (Jakarta).

Kemerdekaaan Indonesia  pada 17 Agustus 1945 diikuti pula dengan nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik penjajah. Eks perusahaan Belanda ini dikelola negara  sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk perusahaan perkeretaapian dinasionalisasi dan dikelola bangsa Indonesia yang pada mulanya berbentuk DKA, DKARI, PNKA, PJKA, Perumka dan sekarang menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) – KAI.

Seiring waktu usia lokomotif listrik makin tua  dan  tidak lagi memadai untuk melayani warga ibu kota Jakarta sekitarnya. Urbanisasi yang terus terjadi menjadikan jumlah penduduk di Jabodetabek kian banyak.

Sementara di sisi lain teknologi perkeretaapian di Jepang, Perancis, Jerman dan negara-negara Amerika  terus berkembang.

Sementara di negara kita perkeretaapian mengalami kemunduran.
Pemerintahan Presiden Soeharto kala itu mendatangkan  rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) baru buatan Jepang mulai tahun 1976.

Kehadiaran KRL telah menggantikan peran kereta kayu ditarik lokomotif listrik, hingga akhirnya hanya tersisa lokomotif ESS3201 yang disimpan di Balai Yasa Manggarai.

Atas usul  pecinta kereta api,  Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) yang mengajukan proposal pelestarian lokomotif listrik ESS3201 kepada  PT Kereta Api (persero) lokomotif tersebut direhabilitasi dan  selesai  pada 29 Juli 2007 di Balai Yasa Manggarai. Lokomotif dicat kembali dengan pola warna sesuai dengan saat pertama kali dioperasikan.

Perkembangan KRL Jabodetabek
Hadirnya KRL di Jabodetabek pada 1976 telah meningkatkan animo masyarakat menggunakan angkutan umum.

Waktu terus berjalan, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Perkeretaapian, pada  Direktorat Jenderal Perhubungan Darat terus menambah jumlah KRL Ekonomi  dari berbagi negara,  sehingga beberapa jenis KRL menghiasi ibu kota.

Ada KRL Reostatik dan Holex yang hingga  tahun 1997 pertumbuhan penumpang KRL sangat signifikan. KRL yang beroperasi seluruhnya kelas ekonomi, belum ada KRL ber-AC. Meskipun kelas ekonomi penumpangnya sangat padat.

Pada tahun 2000, Pemerintah Indonesia mendapat hibah 72 unit KRL bekas dari Jepang yang diperuntuukan bagi  PT. Kereta Api  (Persero). KRL bekas dari Jepang menandai perbaikan pelayanan KRL di Jabodetabek karena PT. KAI Daop 1 Jakarta sebagai pengelola  72 unit KRL bekas,  membuat inovasi dengan mengoperasikan KRL Ekspres Ber-AC,  sehingga ada KRL Ekspres  Pakuan Jakarta-Bogor. Bekasi Ekspres Jakarta-Bekasi. Serpong Ekspres dan Benteng Ekspres.

 

 


Pembentukan  Direktorat Jenderal Perkeretaapain di Kemenhub   


Permintaan angkutan kereta api makin tinggi, sementara prasarana dan sarana kereta akin makin berkurang, untuk mengimbangi permintaan angkutan  yang terus naik, Kementerian Perhubungan dan PT. KAI terus berbenah organisasi.

Pada 2005 Kementerian Perhubungan membentuk Direktorat Jenderal Perkeretaapian (Ditjenka) dengan jabatan  setingkat eselon satu.

Sementara PT KAI juga mengarahkan pengelolaan KRL Jabodetabek  menjadi anak perusahaan yang diawali pembetukan Daop Jabotabek kemudian dirubah menjadi Divisi Jabotabek, lalu PT. Kereta Api Commuter Jabotabek (KCJ) dan terakhir menjadi PT. Kereta Api Commuter Indonesia (KCI)  seiring perluasan elektrifikasi KRL ke Provinsi Banten, Yogyakarta dan Solo yang dibangun pemerintah melalui Ditjenka Kementerian Perhubungan.

Kemajuan perekerataapian di berbagai negara telah mendorong pemerintah meningkatkan kualitas SDM perkeretaapian, perubahan organisasi dan penerapan teknologi perkeretaapian lebih ditingkatkan. Banyak program proyek bank dunia yang mengirim karyawan Ditjenka dan karyawan PT. KAI dikirim ke luar negeri untuk mempersiapkan pembangunan perkeretaapain Indonesia.

Hadirnya Direktorat Jenderal Perkeretaapaian di Kemenhub telah mendorong pembangunan prasarana perkeretaapain makin luas. Pada 2006 pemerintah membangun jaur ganda kereta api dari Tanahabang-Serpong yang selesai pada 2007.

Bersamaan dengan itu pemerintah juga merevisi Undang-undang Perekeretaapian. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 diganti dengan Undang-undang No 23 Tahun 2007 yang diundangkan bersamaan dengan peresmian jalur ganda  Tanahabang-Serpong pada bulan April 2007 oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Selain menerbitkan undang Nomor 23 Tahun 2007, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perekeretaapian juga mulai membangun prasarana perkeretaapian di berbagai wilayah termasuk perluasan jaringan LAA Tanahabang-Serpong-Maja untuk pengembangan KRL sebagai angkutan perkotaan andalan di Jabodetabek.

Hingga akhirnya Ditjenka berhasil memperluas pembangun jaringan LAA dari  Serpong-Tigaraksa-Rangkas Bitung.

Bekasi-Cikarang dan Yogyakarta-Solobapalan.
Pembangunan prasarana perekeretaapian perkotaan lengkap dengan pembangunan beberapa stasiun baru sehingga makin hari pengguna KRL makin bertambah.

Sementara KCI sebagai pengelola KRL terus mendatangkan KRL bekas dari Jepang untuk memperkuat armadanya. Sebelum pandemic pengguna KRL Jabodetabek  telah mencapai 1,2 juta orang.

Seiring Covid-19 dan penerapan pembatasan bepergian serta penerapan protokol kesehatan, pengguna KRL mengalami penurunan.

 

 


Undang-undang Perkeretaapian  Dorong Hadirnya MRT dan LRT


Hadirnya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian telah mendorong lahirnya perusahaan kereta api baru yaitu Moda Raya Terpadu (MRT), Light Rail Transit (LRT).

LRT ada 2 pemrakarsa dan pemilik. LRT Jakarta Kelapa Gading-Velodrom diprakrasai dan  didanai Pemrov DKI.

Sedangkan  LRT Jabodetabek dari Dukuh Atas-Cawang-Bekasi Tmiur dan Cawang Cibubur diprkarsai dan  didanai pemerintah pusat.

MRT Jakarta sepanjang 28 km dari Bundaran Hotel Indonesia ke Lebak Bulus tak memiliki sejarah panjang seperti KRL Jabodetabek yang dikelola KCI. MRT dibangun langsung secara perencanaan matang,  modern teknologinya, steril jalur dan stasiunya, keretanya semua baru, stasiun baru.

Pengelolanya juga perusahaan  baru dan berbentuk  Perseroan Terbatas (PT) dengan dasar Undang-undang  No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas.

Perusahaan kereta api  milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)  DKI ini dalam pengelolaanya tentu lebih mudah.

Problem operasional sangat  minim karena  jalur  relnya steril tidak ada perlintasan sebidang dan bersentuhan dengan lalu lintas jalan raya serta aktivitas  masyarakat di sekitar rel. Semua persyaratan dalam UU 23 Tahun 2007 telah terpenuhi sempurna.

Dengan demikian pengelolaan MRT jauh lebih mudah dibanding KRL Jabodetabek yang dikelola  KCI dengan seabrek permasalahan yang sudah berhasil diselesiakan oleh pimpinan dan karyawan PT. KAI beberapa tahun lalu.

Dari segi armada,  hampir seluruh armada PT KCI merupakan  KRL bukan baru atau  bekas yang didatangkan dari Jepang yang secara disiplin membatasi usia kereta.

Sementara MRT semua armadanya baru. Rencananya  MRT  Jakarta akan terus dikembangkan ke Kampung Bandan dan ke Tanjung Priok. Pembangunan fisiknya sudah dimulai.

Selain MRT Pemprov DKI juga membangun LRT Jakarta. Jaringan kereta api perkotaan ini menghubungkan Kelapa Gading-Velodrom Rawamangun sejauh 5,8 km.

Meskipun hanya 5,8 km LRT Jakarta  berbentuk BUMD DKI Jakarta. Pengelolaan MRT dan LRT meskipun sama-sama milik DKI Jakarta berbeda menajemen. MRT ada direksi. LRT DKI juga ada direksinya.

Beda LRT Jakarta  beda pula LRT Jabotabek. LRT Jabotabek dibangun dengan dana pemerintah pusat.

Pengelolaanya oleh KAI dibangun oleh PT. Adhi Karya (Persero). LRT Cawang-Bekasi Timur sepanjang 18, 49 km dan LRT Cibubur-Cawang-Dukuh Atas  sepanjang 43, 057 km saat ini masih dalam tahap konstruksi.

Skema pendanaanya pemerintah pusat menugaskan KAI dan mendapat dana PMN, lalu  oleh KAI dana tersebut untuk membayar biaya pembangunan kepada Adhi Karya.

Nantinya KAI akan menjadi operator LRT Jabotabek.
Armada MRT merupakan kereta buatan Jepang.

LRT Jakarta armadanya buatan Korea Selatan. Sedangkan LRT Jabotabek keretanya buatan dalam negeri dari PT. INKA (Persero) Madiun.

LRT Jakarta sudah beroperasi menjelang ASIAN Games 2018 sementara LRT Jabotabek masih tahap konstruksi.

Kereta LRT Jabotabek armadanya sudah tiba dan saat ini keretanya masih parkir di Stasiun Harjamukti. Belum bisa operasi karena prasarananya belum selesai seluruhnya.

Selamat menikmati kereta api angkutan perkotaan. ***

(###)
CEGAH TABRAKAN DI  PERLINTASAN SEBIDANG PERLU OPERATOR  KHUSUS
CEGAH TABRAKAN DI PERLINTASAN SEBIDANG PERLU OPERATOR KHUSUS
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek Libatkan BUMN dan Swasta
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek Libatkan BUMN dan Swasta
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek, BSD Bangun Stasiun Jatake
Modernisasi Perkeretaapian Jabodetabek, BSD Bangun Stasiun Jatake
Urgen Bappenas Segera Bentuk BLU Perlintasan Sebidang
Urgen Bappenas Segera Bentuk BLU Perlintasan Sebidang
Modernisasi Stasiun Jabodetabek Libatkan BUMN
Modernisasi Stasiun Jabodetabek Libatkan BUMN