
Jakarta, MERDEKANEWS -Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyinggung figur bakal calon (balon) kepala daerah yang suka tebar pesona jelang Pilkada 2018.
"PDI Perjuangan mencermati begitu banyak yang memiliki ambisi kekuasaan dan mengabaikan bagaimana cara mengelola kekuasaan yang baik untuk rakyat. Pilkada 2018 aneh," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Selasa (2/1/2018).
Lalu, Hasto menyentil salah satu kontestan pilkada dari jajaran elite pemerintahan. Menurut Hasto, aneh ada sosok yang terus mengejar jabatan, meskipun sedang berada di pemerintahan saat ini.
"Ada yang sudah jadi menteri ingin jadi gubernur, ada yang semula ngotot ingin jadi gubernur mendadak berubah jadi wakil gubernur, ada yang sedang mengubah kepribadian dengan mendadak tebar pesona. Pendeknya, pragmatisme kekuasaan begitu kentara hari-hari ini," ucap Hasto.
Hasto menegaskan, partainya akan memilih pemimpin terbaik. Faktor kepemimpinan, kepribadian, dan kemampuan menyelesaikan masalah serta daya juang menjadi tolok ukur utama PDIP dalam menetapkan calon pemimpin daerah.
"Pemimpin itu harus memiliki atak dan kepribadian untuk menyatu bersama rakyat. Karena itulah mengapa assessment psikotes dan sekolah partai kami jalankan dengan sungguh-sungguh," ungkapnya.
Bagi PDIP, kemenangan di Pilkada 2018 bersifat penting dan jadi target. Namun, dijelaskan Hasto, kemenangan itu harus disertai tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah rakyat serta mempercepat pembangunan di provinsi agar selaras dengan kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi.
Kalah-menang, bagi PDIP, ialah hal biasa dalam demokrasi. Namun PDIP telah bulat bertekad bahwa kemenangan di Pilkada Serentak 2018 dapat menjadi modal konsolidasi pemerintahan Presiden Jokowi. PDIP sendiri belum menentukan calon-calon di beberapa daerah, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, dan Papua. Hasto menyebut keputusan itu akan segera diumumkan per 4 Januari 2018 secara bertahap.